Peringatan:
Part ini mengandung konten dewasa (18+)
Dimohon untuk tahan baper 😂
Author POV
Adelynn menghela nafas panjang di depan meja riasnya. Adelynn segera beranjak dan meraih kunci mobil bututnya. Boss-nya meminta ia menemuinya di restoran yang alamatnya tertera pada secarik kertas dari sekretarisnya. Bukannya memarahi Adelynn, boss-nya itu malah mengundangnya makan malam melalui sekretarisnya. Ia tak mau terlambat. Lagi...
45 menit berlalu dan sekarang Adelynn sudah duduk manis di sebuah restoran yang alamatnya tertera di kertas. Itu adalah restoran mewah tempat ia diputuskan oleh Jef.
"Ku kira kau akan terlambat lagi, Ms.Wood", suara berat menyadarkan Adelynn dari lamunannya tentang Jef.
"Matthew!" Adelynn kaget begitu menoleh ke arah suara. Matthew hanya terkekeh sambil meletakkan tubuhnya di kursi.
"Apa yang kau lakukan di sini?" tanyanya panik.
"Menemuimu, nona", jawab Matthew santai.
"Kau tahu? Aku sangat membenci penguntit", sindir Adelynn dengan tangan di dada.
"Sayangnya penguntit ini adalah boss-mu", ucap Matthew hampir berbisik. Segera membuat mata Adelynn hampir meloncat keluar.
Matthew melambaikan tangan yang segera ditanggapi pelayan. Setelah memesan suasana di meja itu hening. Sampai akhirnya Matthew memulai pembicaraan.
"Kau tahu? Aku rasa kau belum siap dipecat... Jadi sebaiknya kita lalui malam ini dengan tenang", tambah Matthew dengan nada mengancam. Sekilas tampak senyuman licik di sudut bibirnya.
"Oh God...", balas Adelynn sambil memutarkan bola matanya. Matthew hanya tersenyum.
Cukup lama hening menyelimuti kedua insan itu. Adelynn terlalu malas untuk berbicara dengan Matthew. Sampai akhirnya makanan terhidang di meja dan siap untuk disantap.
"Ku pikir kau tak akan datang", ujar Matthew sambil memotong steak-nya.
"Pegawai bodoh mana yang tak datang ketika boss-nya memanggil?", balas Adelynn jutek. Ia tak peduli bahwa Matthew adalah boss-nya. Yang perlu ia lakukan hanyalah makan dan pulang. Matthew hanya tersenyum.
"Kau masih marah padaku?" tanya Matthew sambil menatap Adelynn dalam.
"Aku tak marah padamu. Aku hanya marah pada diriku sendiri", balas Adelynn cuek tanpa menoleh Matthew. "Aku marah karena aku tak ingat apa yang ku lakukan malam itu...", tambahnya. Matthew tersenyum.
"Aku rasa kau tak perlu tahu", bisik Matthew genit.
"Dengar. Aku tak mengenalmu dan pertemuan kita adalah kesalahan... Aku rasa aku harus pulang sekarang", ujar Adelynn kasar sambil meraih tasnya. Baru beberapa langkah ia meninggalkan meja makan, tangan besar Matthew sudah meraih tangannya.
"Simpanlah. Aku tak akan tenang kalau kau tak menerimanya", ujar Matthew datar sambil meletakkan sebuah kotak berwarna merah di genggaman Adelynn.
Adelynn memilih diam dan membawa kotak merah itu pulang bersamanya. Sesampainya di rumah, Adelynn menatap isi kotak merah dengan berjuta tanya.
Mau apa pria itu?
Segera Adelynn meraih ponselnya dan mencari kontak Anna di sana. Ia segera mengirim pesan whatsapp.
Ad: Kau sudah tidur?
An: Belum. Pekerjaanku sangat banyak 😪 ada apa?
Ad: Kau tahu? Aku baru saja pulang makan malam dengan sepupu anehmu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Husband for Ms.Wood
Romance"Ah, nomor ponsel siapa itu, Ad?", tanya Anna penasaran sambil meraih tangan kanan Ad yang sedari tadi ia perhatikan. Tiba-tiba ada suara yang berat dari arah belakang. "Itu nomor ponselku." Serentak mereka menoleh ke arah suara. "Matthew", sapa Ann...