-Delapan-

23.3K 1.3K 62
                                    

Sarra Keirania

Nama itu masih teringat jelas dalam benak Harris, dua tahun yang lalu Keira pergi ke Italia untuk mengejar cita-citanya, meninggalkan Harris yang masih sangat-sangat mencintainya. Keira yang manja dan keras kepala itu adalah satu-satunya gadis yang mampu membuat Harris merasakan rasanya patah hati. Saat Harris berusaha serius, Keira justru menganggap kalau hubungan mereka hanya main-main saja.

Harris yang frustasi berusaha untuk melupakan Keira selama dua tahun, namun nihil karena nama dan wajah gadis itu sudah melekat dengan setengah jiwa Harris. Dua tahun juga Harris tidak pernah kembali berdekatan dengan makhluk bernama wanita.

Dan sekarang, saat Harris sudah mengambil keputusan untuk menikahi seorang wanita, Keira justru hadir kembali dengan membawa seribu harapan untuk Harris dan hubungan mereka yang masih menggantung. Karena saat Keira pergi ke Italia, saat itu pula tidak ada kejelasan dalam hubungan mereka.

"Jadi, apa yang mau kamu bicarakan? Kamu sudah membohongiku, kamu menelponku dan mengatakan kalau kamu kecelakaan. Tapi mana? Kamu justru berbohong padaku."

Harris menatap Keira yang sedang menangis tersedu-sedu di hadapannya, gadis itu dengan berani membohongi Harris, menelpon lelaki itu dan mengatakan kalau ia kecelakaan, terjatuh dari tangga darurat saat menuju ke ruang apartemennya. Dan Harris sangatlah marah saat tahu bahwa Keira membohonginya.

"Aku hanya.. hanya ingin mendapat perhatianmu, dan aku berhasil mendapatkannya saat aku tahu kalau kamu khawatir padaku."

Harris tertawa, "Dan aku bodoh karena sudah terjebak dalam kebohonganmu. Kenapa kamu melakukannya?"

Keira semakin menangis kencang. "Karena aku masih sangat mencintaimu, Harris. Kumohon, kita harus bisa memperbaiki hubungan kita berdua."

"Dulu kamu yang meninggalkanku, memberikan harapan palsu saat aku berusaha untuk serius. Aku berusaha serous Keira, tapi kamu? Kamu justru tetap bertekad pergi untuk melanjutkam gelar mastermu. Aku kan sudah bilang kalau kamu bisa melanjutkan gelarmu itu saat kita sudah bertunangan."

"Aku menyesal karena tidak mengikuti permintaanmu." Keira merajuk manja, mengamit lengan Harris dan berusaha mengalungkan satu lengannya ke leher Harris.

"Kita sudah tidak ada hubungan apapun."

Keira menggeleng cepat, "Tidak ada kata putus saat aku pergi dulu, jadi kita bisa melanjutkan hubungan yang tertunda itu."

"Kita-sudah-putus!" Harris menekan setiap kata yang di lontarkannya. "Aku akan memberi tahumu satu hal."

"Apa?"

"Aku, sudah menikah."

¤¤¤

Khanza masih setia menunggu Harris pulang, tadi ia masih terjaga saat deru mobil Harris terdengar kemudian menghilang seiring mobilnya yang melaju.

Keira.

Satu nama itu bersarang di pikiran Khanza, karena saat menerima telpon dari wanita bernama Keira itu, saat itu pula wajah Harris langsung terlihat Khawatir dan setelah itu hari bergegas pergi meski hari sudah menunjukkan pukul sembilan malam.

Khanza memilih untuk duduk di ruang tamu, menahan kantuk yang semakin menyerang di matanya. Saat kedua matanya hampir tertutup sempurna, tiba-tiba saja suara deru mobil Harris terdengar, dan dengan sigap Khanza berdiri kemudian berlari menuju pintu utama dan membukanya dengan perlahan, memastikan kalau itu memang benar mobil suaminya.

"Mas darimana saja?"

Khanza berdiri di hadapan Harris yang terlihat kebingungan, pasalnya wanita ini sedang menungguinya hingga pulang.

Istri Pilihan AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang