-Lima-

26.2K 1.3K 31
                                    

Teman-teman, ini adalah cast untuk Harris. Terlalu ganteng memang, tapi cuma dia yang ada di pikiran saya sejak pertama menulis cerita ini.😂

Namanya Natcha Juntapun (Jantapan), dia itu aktor Thailand. Saya pilih Nat karena nggak tau aktor Indonesia mana yang cocok jadi visualisasi untuk Harris. Tapi itu kan cuma menurut saya, kalau visualisasi menurut kalian mah terserah aja 😊 atau ada yang mau ngasih ide buat ganti cast-nya, silahkan 💁

Happy Reading!

*****

Cause all of me loves all of you

Love yout curves and all your edges

All your perfect imperfections

Give your all to me I'll give my all to you

Your my end and my begining

Even when I love I'm winning

Cause I give you all, all of me

And you give me all, all of you.. oh

Alunan lagu All of Me milik John Legend begitu terdengar merdu saat Alana bernyanyi di atas panggung, bersama Varen yang di tunjuk untuk memainkan piano. Riuh tepuk tangan di ballrom hotel terdengar menggema, pujian demi pujian terlontar untuk Alana dan Varen. Alana memang sudah berencana menyanyikan lagu itu untuk di persembahkan kepada Anne dan suaminya--Diffa yang saat ini sedang melangsungkan acara resepsi pernikahan mereka.

Setelah riuh tepuk tangan terhenti, Alana dan Varen berdiri di depan panggung sambil membungkukkan tubuh mereka beberapa kali dan setelah itu Varen menuruni panggung itu dengan menuntun tangan kanan Alana, bermaksud membantu Alana untuk menuruni beberapa buah anak tangga, namun niat baik Varen justru mendapat pelototan tajam dari Harris yang berdiri tak jauh dari panggung bersama Arga dan Safa.

"Sumpah deh penampilan kalian keren banget!" Arga memberi pujian seraya mengangkat kedua jempol tangannya.

"Makasih, Bang Arga suka berlebihan deh." Alana tersipu sambil menyembunyikan sebagian tubuhnya di belakang punggung Harris. "Itu juga karena Bang Varen."

Varen memiringkan kepalanya, berusaha melihat ke arah Alana yang sedang menyembunyikan wajahnya. "Suara kamu juga bagus, udah siap lah kalau ikutan ajang-ajang audisi di telelevisi."

"Bang Varen bisa aja." Alana mengulum bibirnya sambil tersenyum pada Varen. Entah kenapa saat di panggung ia bisa menyembunyikan perasaan gugupnya, tapi sekarang saat di tatap langsung oleh Varen, rasanya tubuh Alana hampir merosot ke lantai jika saja ia tidak memegang erat tangan Harris.

"Jangan goda adik gue, pergi sana ambil minum."

"Lo jahat banget sih! Dasar Abang kejam!" Varen melengos pergi, meninggalkan mereka yang justru terkikik geli karena sikap sewot Harris.

"Itu Khanza!" Safa langsung melambaikan tangannya pada Khanza, bermaksud menyuruh Khanza untuk mendekat. Khanza mengangguk namun ia memilih untuk menghampiri kedua mempelai terlebih dahulu dan memberi selamat sebelum ikut bergabung dengan Safa dan yang lainnya.

Sedari tadi Harris hanya ikut mengangguk dan menggeleng, sama seperti Khanza yang memilih untuk diam. Meja yang di sediakan pihak hotel memang melingkar, dan kebetulan sekali Khanza duduk berhadapan dengan Harris meski jarak mereka agak jauh.

"Oh iya, kamu nggak bawa Bilal?" Arga kembali membuka percakapan.

"Bilal sedang menginap di rumah Neneknya."

"Padahal aku kangen Bilal," Alana menyahut, bibirnya mengerucut.

Varen tersenyum geli. "Sama Abang nggak kangen gitu?"

Istri Pilihan AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang