Luluh

23 1 0
                                    

Matsujun's POV

mnjadi seorang yg populer dan dgmari bnyak gdis2 dskolah maupun dluar skolah sdh mnjadi bgian dr hdupku sjak dduk dbngku skolah dasar. memiliki tmpang yg mnjamin, kpribadian yg luwes, dan jago main alat musik sungguh nilai jual yg tinggi. Sejak awal menginjak dibangku SMA aku memutuskan untuk hidup sendiri. Sudah lama aku menginginkannya karena dengan begitu aku dapat melakukan apapun yang ku mau tanpa mendapat berisik dari orang tuaku, khususnya ibuku yang selalu memarahiku tiap kali aku main musik dirumah. Hal itu yang membuatku tidak betah berada satu rumah dengan mereka, tapi bukan berarti aku membencinya dan menjadi anak durhaka yang kabur dari rumah. Tidak. Aku masih sesekali pulang kerumah itu. Dikeluargaku terdiri dari ayah, ibu, aku, dan kakaku. Aku punya seorang kakak laki-laki. Ya, dia adalah kakakku satu-satunya yang aku punya. Dia lebih tua 5 tahun diatasku. Saat dia kelas dua SMP, dia sudah tidak tinggal serumah bersama keluarga. Alasannya hampir sama denganku. Sebenarnya aku menyukai musik karena kakakku juga, hanya saja beda aliran. Aku pernah sekali mengunjungi apato kakakku saat aku sudah kelas tiga SMP. Ternyata ia sudah menjadi musisi yang hebat, punya studio milik sendiri, bandmate yang asyik. Setelah melihat itu semua, aku jadi bertekad akan melakukan apa yang benar-benar aku inginkan.
Dan keinginanku tersebut terkabul saat aku sudah menginjak bangku SMA dan sampai sekarang sudah memasuki tahun keduaku di SMA seishun. Tapi saat hari pertama memasuki tahun kedua ku di SMA, aku brtemu dengan seorang gadis dengan pandangan anehnya terhadap ku saat aku dan kawananku memasuki gerbang. Sedikit banyak aku merasa penasaran olehnya, tapi hal itu tak berlangsung lama setelah kutahu Iba, sahabatku sejak tahun pertama di SMA Seishun itu ternyata ada koneksi dengan gadis yang menurutku berwajah childis itu. Sampai aku berhasil mendapatkan alamat email serta no hp nya setelah merengek hebat di telinga si Iba. Ternyata mendapat balasan dari gadis itu butuh perjuangan yang tidak main-main. Aku mengorek informasi lagi ke Aiba soal benda kesukaan tuh gadis. Katanya ia suka banget sama yang namanya boneka. Kebetulan sekali setelah mendapat info seperti itu, ku lancarkan juga aksiku malam itu. Tak kusangka mendapat respon positif darinya. Sejak kejadian di Tokyo Tower hubunganku denganya semakin dekat.

"Oi Mao chan ohayou.." Sapaku setiap pagi didepan gerbang.

"Ohh o-ohayou! Kau itu sengaja ato apa berdiri didepan gerbang menypaku setiap pagi? Sudah kayak security aja.. " celaannya pagi-pagi ini seperti kicauan burung di musim panas. Merdu sekali.

"Hehe kau memperhatikannya juga.. "  Kataku sambil menggaruk belakang kepalaku yang tidak gatal.

"Oh ya, nanti makan siang bersama ya. Aku tunggu dikantin." Tambahku seraya memasang wajah memelas didpannya saat kami sudah sampai didepan ruang loker. Sejenak kulihat dia mengambil napas panjang.

"Kau ini masih pagi juga udah ngomongin makan siang. Iya.. iya deh aku mau hihi.." jawabnya sambil tersenyum indah.

Kyuuunn

Aduh senyumnya dipagi ini kenapa terlihat manis sekali sih?! Dan kenapa aku mendadak jadi dokidoki begini?! Bukankah senyum para gadis sudah biasa aku melihatnya. Kenapa yang ini beda ya?! Dan kenapa banyak pertanyaan 'kenaapa' di otakku??!

Aku berjalan menuju kelasku dengan semangat tak jarang aku juga menyapa para gadis yang kutemui sepanjang jalan kenangan menuju kelas 2A. Senyum mereka biasa saja, tidak ada yang bisa membuat hatiku merasakan sesuatu yang aneh seperti yang Mao chan berikan tadi pagi.

Srett..

"Yosh Jun.. ok kau terlalu bahagia. Dan kenapa sampai lupa dengan yang SATU INIIIII !!!" Teriakku dalam batin saat memasuki kelasku dan melihat tulisan besar itu..

End Matsujun's POV

-----------------------xXx---------------------

Seorang pria berambut hitam dengan light pirang diponinya tengah membolak balikkan buku matematikanya. Setelah memasuki kelas beberapa menit yang lalu, ia membatu didepan kelas dengan mulut menganga dan mata melotot melihat tulisan besar dipapan yang berbunyi..

See You AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang