Malam ini...

34 1 1
                                    

MatsuJun's POV

Akhirnya malam ini datang juga. Malam penentuan. Penentuan apa? Ya, kejelasan hubunganku dengan dia. Cewe yang membuatku sejauh ini meninggalkan kebiasaan lama ku dalam waktu beberapa hari mengenalnya. Aku, yang notabene seorang playboy dengan banyak gadis mengelilingiku, sebut saja mereka antri ingin menjadi kekasihku. Hahaha percaya diri sekali aku ini, tapi itu hidup yang aku rasakan sebelum kedatangannya. Mempunyai wajah tampan dan otak encer, adalah dua kelebihan yang membuatku berjalan di atasnya dengan penuh kepercayaan diri. Meskipun tungganganku bukan mobil mewah dan hunian ku bukan layaknya penthouse dengan segala fasilitasnya, tapi aku cukup terkenal di kalangan cowok cewek dengan laguku. Cowok cewek? Ya tidak sedikit cowok yang akrab denganku karena aku masuk club yang cukup keren yang biasa ada di sekolah-sekolah. Club musik.

Seperti yang sudah ku sebutkan sebelumnya, malam ini malam yang sangat penting untukku. Malam yang menentukan tertutupnya pintu hatiku untuk wanita manapun *jiaakh bahasanya*, dan hanya menyisakan satu, yaitu untuk adik kelas kecilku (Jun: -senyum bangga- ). Aku memandang pantulan diriku di cermin dekat lemariku. Setelah merasa penampilanku sudah layak untuk berhadapan dengan -calon- cewekku, aku melangkahkan kaki ku menuju meja kecil dekat ranjangku. Dengan sigap tanganku meraih kunci apato, dompet dan ponsel yang tergeletak diatasnya. Berjalan ke arah pintu keluar apatoku, lalu menguncinya.

"Malam ini harus jadi. Berjuanglah Jun." Gumamku pada diriku sendiri, lalu mempercepat langkahku menuju taman kota untuk merayakan sebuah festival musim panas.

END MATSUJUN'S POV

------------------------xXx-----------------------

Normal POV

Malam yang mengagumkan dengan taburan banyak bintang dilangit cerah tanpa segumpal mendung. Taman Kota Tokyo. Terlihat banyak orang yang sudah berkumpul di sana, baik penjual makanan, mainan, game, dan semua penjual yang biasa anda *para readers temui pada festival pada umumnya, KECUALI bakol penthol -area anti pentol- wkwkwk #Duagh => just kidding !

Terlihat seorang pria jangkung celingak-celingukan di tengah-tengah keramaian yang mengitarinya, mencari seseorang yang seharusnya sudah sampai disini duluan. Yup, dia Jun. Matsumoto Jun yang sedang menghadiri acara festival musim panas. Dia sedang mencari kawanannya.  Soalnya Jun sengaja men-terlambat-kan (?) diri gara-gara sibuk memilih gaya rambut (Author: Alasan aja lo Jun ~mencebil~  Jun: Diam lu Thor -berusaha mencekik Author-  Author tepar ≧﹏≦ )

Setelah beberapa detik mengedarkan pandangan mata elangnya *cuih*, akhirnya matanya menangkap sesosok penampakan se- genre romance kok berubah jadi horor gini sih?! Pada lempar cabe busuk ke Author. Serius ah !!

Jun melihat gerombolan orang yang di kenal plus di tunggunya plus yang lagi di celingak-celingukin tadi, sedang melambaikan tangannya di kejauhan sana. Senyum tipis terukir di sudut bibir Jun. Ia pun segera melangkahkan kaki jenjangnya sedikir berlari ke arah mereka yang juga berjalan menghampiri Jun.

"Malam yang hebat!" Komentar pertama datang dari Aiba yang sebelumnya mengambil napas dalam, merasakan sejuknya (?) angin malam musim panas. Terlihat tangannya dirangkulkan pada pria pendek disampingnya yang hanya memasang wajah datarnya.

"Jun tumben kau telat." Ini Yosei, pemuda berambut coklat yang berada di samping cewek berkimono yang terlihat anggun. Eh, emang ketiga cewek dihadapan Jun ini pakai kimono semua. Alah langsung sebut nama saja. Dia Youra yang berada disamping cowok bernama Yousei tadi. Mereka pasangan baru.

"Mending telat, daripada tidak datang." Cibir Jun, berusaha mengingatkan sesuatu pada pria yang berusaha menyindir keterlambatannya.

"Ugh.." Decak Yosei, sadar dengan sesuatu abstrak yang di utarakan pria di hadapannya. Liburan di pantai minggu lalu.

"Ada apa Yo-chi?" Tanya Youra yang melihat perubahan wajah pria di sampingnya yang sedang berusaha mengalihkan pandangan -bersalah- nya.

"Ah.. tidak apa-apa." Kata Yosei dengan diiringi cengiran lebar. Sedangkan sudut matanya melirik Jun dengan tatapan membunuh karena dengan sengaja mau membuka kartunya.
Disudut lain seorang cewe lagi menahan getaran aneh yang sejak melihat kehadiran Jun, perasaannya jadi gelisah. Sedari tadi ia berusaha curi pandang pada pemuda jangkung yang berdiri tak jauh darinya. Pria itu tidak sadar kalau sedang diperhatikan karena pandangannya sibuk menilik pemandangan disekitarnya yang penuh dengan arena bermain yang begitu menggodanya untuk mencobanya satu persatu. Wajah berseri-serinya kentara sekali di mata cewe berkimono pink dengan pita merah menghiasi rambutnya. Namanya Mao. Inoue Mao.

"Yasudah.. mumpung kita disini. Ayo senang-senang." Suara Jun lantang mengomandoi kawanannya. Kakinya mulai melangkah dan di ikuti yang lainnya termasuk Mao.

"Waah.. mau main yang mana duluan nihh.."

"Lo lebay Jun kalo udah nemu wahana keak gini, illfeel gue sebagai sahabat kental lo." Gumam Aiba lirih, namun masih didengar oleh sang korban pencelaan. Dan Jun hanya melempar tatapan 'just shut up ! Fu*k you'

Seorang cewe lagi yang berjalan didekat Mao merasa curiga dengan perubahan ekspresi Mao yang menjadi gelisah sejak kehadiran Jun. Padahal sebelumnya baik-baik saja bercanda dengan yang lain. Chiharu mendekati kedua senpai-nya yang sedang bermesraan ria diseberang sana. Menelusup ditengah-tengah, membuat rangkulan Aiba lepas dari bahu Shin. Terdengar decakan pelan dari dua pria yang mengapitnya, Chiharu langsung membuat kode dengan telunjuknya yang ia tempelkan dibibir. Lalu tanpa malu atau apa, ia merangkul leher dua senpainya itu. Mendekatkan kepala kedua senpai itu pada wajahnya. Sontak membuat keduanya meronta karena merasa risih.

"He apa-apa an sih lo?!!"

"Ssstt.. jangan berisik. Eh kalian liat deh, Mao chan. Kenapa dia jadi gelisah kayak gitu sejak kehadiran Jun? Padahal sore tadi aman-aman saja deh. Gue curiga."

"Setdah.. gue pikir apa'an." Decak Aiba merasa dikibuli.

"Kau mau tahu??" Lanjutnya. Chiharu menganggukkan kepala dengan polosnya. Kemudian Aiba memberi kode kedipan sebelah mata pada pria bermuka datar, Shin. Shin memutar bola matanya, sedikit tidak suka di perintah sama makhluk tidak jelas yang berstatus teman speSIAL. Tapi tetap melakukannya.

"....."  Shin membisikkan sesuatu di telinga Chiharu.

"O,O" <= ekspresi Chiharu!

BERSUMBANG...

A/N : Sedikit dula ya.. Maaf baru bisa update lagi, kendala berdatangan silih berganti coz *ngeles!!*.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 11, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

See You AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang