Tanpa Kabar

3.2K 72 0
                                    

Jakarta, Indonesia

Anak laki-laki itu terus menerus menatap layar ponsel yang ia genggam, berharap bahwa sahabatnya segera membalas chat. Sudah satu minggu pesan darinya belum dibalas.

Tentu ia sangat khawatir dengan keadaan sahabatnya. Terakhir kali mereka bertukar pesan pada saat Kara sampai disana.

Jujur Ayden sangat bingung ia harus melakukan apalagi selain menunggu sang sahabat membalas pesannya.

Ya, Ayden Jayden Adhytama adalah sahabat Kara sejak duduk di bangku sekolah dasar yang tak lain adalah tetangga depan rumah Kara.

Flashback

Dulu Ayden sangat benci dengan Kara, karena menurut Ayden Kara itu menyebalkan. Dulu Kara suka mengikuti Ayden kemanapun dan menyusahkan tentunya. Namun hari demi hari mereka lalui bersama sehingga membuat Ayden perlahan-lahan dapat menerima kehadiran Kara didalam hidupnya.

Dengan hadirnya Kara, Ayden merasa hidupnya menjadi lebih berwarna dan membuat dirinya memiliki banyak teman. Namun untuk berteman dengan Ayden tentunya butuh perjuangan untuk Kara.

Pada saat itu Kara harus bersabar menghadapi sikap Ayden yang dingin tak tersentuh, terkadang membuat Kara menjadi sedikit kesal. Namun bukan Kara namanya kalau tidak bisa meluluhkan seorang anak laki-laki yang memilki sifat dingin seperti Ayden.

Flashback off

Saat ini Ayden sedang berada diruang makan dengan mama dan papahnya untuk sarapan pagi. Tak sadar Ayden pun bermonolog sendiri.

"Kara kamu dimana sih, aku khawatir!" ucap Ayden.

Namun perkataannya barusan dapat didengar oleh kedua orang tuanya.

"Tenang sayang. Mama yakin Kara dan ibun nya baik-baik saja. Iya kan pah?" jawab Alesia sang mama, sambil bertanya kepada sang suami.

"Benar Ayden. Mereka pasti baik-baik saja. Kara dan Amora kan sedang berlibur di Amerika, mungkin mereka ingin menikmati liburan tanpa ada yang mengganggu sehingga menonaktifkan ponselnya agar tidak dapat dihubungi." jawab Alex sang papa.

"Tapi pah mah sebelumnya Kara ga pernah menghilang tanpa kabar selama ini. Aku takut sesuatu yang buruk terjadi padanya." ucap Ayden dengan lirih.

"Sudah sayang jangan berpikiran yang tidak-tidak, kita doakan saja supaya mereka baik-baik saja disana." balas sang mama.

Keluarga Adhytama memang sudah menganggap bahwa Kara adalah anak mereka sendiri. Alesia dan Alex memang ingin sekali memberikan adik perempuan untuk Ayden namun tuhan berkata lain bahwa Alesia tidak dapat memberikan Ayden adik dikarena rahim Alesia lemah. Hingga akhirnya datang seorang gadis cantik nan ceria kepada keluarga mereka yaitu Kara.

Alexander Dendra Adhytama dan Alesia Dallas Adhytama sang istri sangat senang dengan kehadiran Kara dikeluarga kecil mereka.

-----------------

Ronchester, Amerika Serikat
Seminggu Kemudian

Setelah seminggu kara berada diruang ICU, akhirnya dipindahkan keruangan rawat inap dan ia pun sudah sadarkan diri walaupun kondisinya sudah semakin membaik dari sebelumnya namun tubuh Kara masih lemah.

Kara sebenarnya sangat benci dirinya yang lemah seperti ini. Ia ingin sekali dapat menjalani hidup normal seperti teman-temannya disekolah. Kara ingin sekali dapat beraktivitas normal seperti orang lain pada umumnya namun karena kesehatannya yang tidak mendukung membuat ia harus selalu berhati-hati dalam melakukan kegiatan.

"Ii..bun.." ucap Kara dengan terbata-bata.

"Ya, sayang. Are u okay?" jawab Amora ibun Kara.

"Sudah berapa lama aku terbaring disini ibun?" tanya gadis itu kepada sang bunda.

Rain In New YorkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang