USA
Sudah seminggu keadaan Kara berangsur pulih dan gadis itu menjalankan aktivitas seperti biasanya yaitu belajar dengan guru private nya. Namun hari ini Kara sangat bosan sehingga ia meminta izin kepada sang bunda untuk pergi ke taman sebentar.
"Bun, Kara bosen dirumah. Kara mau main ke taman boleh?"
"Mau bunda temenin sayang?"
"Tidak usah bunda, Kara ingin pergi sendirian."
"Baiklah sayang, kamu hati-hati ya. Kalau ada apa-apa langsung kabari bunda."
"Iya bunda, yasudah Kara pergi dulu ya bun."
"Iya sayang."
Kara pun pergi menuju taman, tidak perlu membutuhkan waktu yang lama untuk sampai ditaman karena taman tersebut terletak didekat lingkungan apartemen Kara. Kara pun duduk disebuah kursi sambil melihat anak-anak kecil disana yang sedang bermain, karena hal tersebut Kara ingat masa kecil nya saat itu dimana ia selalu ingin berlari-lari bersama teman sebayanya namun ia tidak bisa melakukan hal itu dikarenakan kondisi nya yang lemah dan tidak boleh cape. Namun Ayden tahu karena Kara memiliki kondisi yang lemah jadi Ayden tidak pernah mengajak Kara bermain hujan, lari-larian atau kegiatan yang membuat fisik Kara lelah. Sudah hampir satu jam Kara disini bahkan bunda pun sudah bertanya melalui pesan whatsapp apakah Kara baik-baik saja dan tentunya Kara membalas pesan tersebut bahwa everything gonna be okay. Akan tetapi bundanya tetap menyuruh Kara untuk segera pulang.
Seorang anak laki-laki sedang menikmati ice cream yang ia belinya ditaman ini sambil duduk. Ia kangen sekali dengan kenangannya bersama sang adik, dimana sang adik selalu meminta pergi ke taman untuk makan ice cream coklat kesukaannya jika ia sedang sedih. Namun saat ini laki-laki tersebut hanya memakan ice cream vanilla kesukaannya sendirian tidak ada celotehan dari sang adik dan membuat dirinya menjadi kesepian karena hal itu. Tiba-tiba tak sengaja dirinya melihat seorang gadis yang sedang duduk dibangku taman sendirian, ya gadis tersebut adalah Queen. Nathan tidak akan pernah salah dalam melihat orang, ia pun beranjak dari tempat duduknya untuk menghampiri gadis tersebut.
"Queen?"
Kara pun sempat terdiam sejenak, melihat perawakan anak laki-laki yang sedang berdiri dihadapannya.
"Ahh aku inget, kamu Aksa kan anak laki-laki yang sedang menangis di taman rumah sakit."
"Ya, lo bener." Jawab Aksa.
"Kamu ngapain ditaman?"
"Menurut lo gue ngapain ditaman?"
"Ya aku gatau, makanya aku nanya kamu."
"Kamu sendiri ngapain disini."
"Aku bosan di apartement mulu."
"Sama gue juga." Jawab Aksa
"Yasudah sini duduk bareng aku, ada apa Aksa aku lihat kamu sedang sedih." Tanya Kara.
"Memang."
"Aku ga akan bertanya tentang masalah yang sedang kamu hadapai saat ini, tapi aku harap kamu bisa menjalani itu semua walaupun terkadang kita ingin menyerah padahal sudah berusaha semampu kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain In New York
Teen FictionAku tidak pernah menyangka dengan semua kebenaran yang ada dihadapanku sekarang, rasa kesal, kecewa, dan bahagia mencampur menjadi satu. Ya, aku kecewa dengan yang apa yang bunda sembunyiin soal keluarga kita selama ini tapi aku juga bersyukur sekal...