Masa Lalu

960 6 0
                                    

"Mom, are u okay." Tanya Rora saat sang momma sudah kembali duduk di kursi.

"Im good Rora, kenapa kamu bertanya seperti itu."

"Abis momma lama banget sih di toilet."

"Oh, soal itu. Tadi momma ngobrol sama anak perempuan semuran kamu, dia sama cantiknya loh sama kamu."

"Mom, jangan-jangan kita ketemu orang yang sama. Tadinya aku ga sengaja foto dia waktu dia lagi pake liptint dikamar mandi." Jelas Rora sambil menunjukkan foto anak perempuan tersebut di handphonenya.

" Jelas Rora sambil menunjukkan foto anak perempuan tersebut di handphonenya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Astaga Rora, benar kita ketemu orang yang sama." Jawab Viona.

"Kalian membicarakan siapa." Ucap Abi yang baru saja kembali dari kasir resto untuk membayar makanan.

"Liat dad, tadi aku sama momma ketemu ini anak perempuan. Dia cantik banget ya dad." Ucap Rora sambil menunjukan foto dilayar ponselnya.

"Ya memang dia cantik, tapi kamu juga ga kalah cantik sama dia."

"Dad bisa aja deh." Sahut Rora.

"Yasudah ayo kita pulang sudah malam." Ucap Abi.

"Lets go dad kita pulang."

Saat keluarga Navarez berjalan menuju parkiran mobil. Viona tidak sengaja melihat seorang wanita yang sangat dirinya kenal di masa lalu sedang berbicara dengan anak laki-laki yang ia temui di toilet tadi, namun sampai saat ini dirinya sangat membenci wanita tersebut karena satu hal. Saat masuk didalam mobil Viona terus berusaha mengkontrol emosi agar tidak menimbulkan keributan.

"Mom are u okay." Tanya sang suami dengan pelan agar Rora tidak mendengar mereka karena Abi tahu pasti istrinya sedang menyembunyikan sesuatu.

"Im okay honey."

"Cmon dad kita pulang, Rora udah ngantuk."

"Iya sayang yu kita pulang."

Berbeda hal nya dengan Kara, sang bunda masih berbicara dengan Aksa di depan mobil sedangkan Kara sudah menunggu sang bunda didalam mobil.

"Aksa, tante senang bisa kenal sama kamu. Tante ngerasa Kara jadi punya teman lagi selama disini dia sangat kesepian soalnya."

"Sorry tante, jujur tadi aku sedikit bingung waktu angkat telpon dari tante karena tante manggil Queen dengan sebutan Kara. Kalau boleh Aksa tahu siapa nama lengkap Queen ya tante." Tanya Aksa.

"Asataga, tante baru ingat kamu belum tahu nama panjang Kara ya karena saat kalian bertemu di taman rumah sakit Kara mengenalkan dirinya sebagai Queen. Jadi nama panjang Queen adalah Karalyn Queensha Arabelle biasa dipanggil Kara. Tante juga tidak tahu kenapa dia mengenalkan dirinya dengan sebutan Queen kepada kamu sayang." Jelas Amora bunda Kara.

"Pantas tante memanggilnya dengan sebutan Kara. Yasudah tan Aksa pamit pulang dulu."

"Iya sayang hati-hati ya, salam buat papah mu."

"Iya tante juga hati-hati ya."

Saat ini Aksa sedang dalam perjalanan pulang ke rumah. Ia teringat perkataan sang papah pada saat itu.

Flashback

Dua orang laki-laki tersebut menatap sendu batu nisan yang ada dihadapannya. Salah satu dari mereka masih belum ikhlas menerima kepergian gadis cantik tersebut.

"Aksa, sudah seharusnya kamu menerima kepergian adikmu agar tenang disana."

"Tapi pah, dia pergi gara-gara aku gabisa jagain dia dengan baik."

"No Aksa, papah rasa kamu selama ini sudah menjaga dia dengan penuh kasih sayang. Ini semua sudah takdir Aksa, Tuhan menciptakan makhluk nya dan mereka akan kembali kepada tuhannya. Karena di dunia tidak ada yang abadi."

"Tapi pah, Aksa udah kehilangan dua malaikat yang Aksa cintai."

"Memangnya papah tidak begitu juga Aksa? Kita sama-sama kehilangan Aksa."

"Maafkan Aksa pah." Ucap seorang anak laki-laki tersebut sambil memeluk papahnya.

"Ayo kita ke mobil, pulang." Ucap Astra Nevalion Reagan.

Saat ini mereka berdua sudah dalam perjalanan pulang dan berada di mobil. Tiba-tiba Reagen sedih melihat keadaan anak semata wayang nya yang merasa begitu kehilangan. Dia tau bahwa Cara lah yang menemani Aksa setiap harinya dirumah dan dirinya memang kurang memperhatikan kedua anak kesayanyannya dikarenakan sibuk bekerja. Mungkin sudah saatnya Reagan memberikan perhatian lebih kepada anak laki-laki semata wayangnya itu.

"Aksa, apakah kamu mau kalau kita tinggal di Indonesia?"

"Tapi pah, Aksa punya satu permintaan sebelum kita tinggal di Indonesia."

"Apa Aksa?"

Pada saat Aksa dan papahnya dalam perjalanan pulang dari makan Cara, Aksa memiliki satu permintaan mengenai siapa yang mendapatkan donor dari adiknya.

"Apakah papah bisa mencari tahu identitas orang yang menerima donor dari Cara."

Jujur Reagen bingung harus menjawab Aksa apa, karena sejujurnya dirinya sudah mengetahui siapa yang menjadi penerima donor dari organ tubuh anaknya. Pada saat itu pihak rumah sakit tidak memberikan informasi mengenai pasien yang akan menerima donor dari anaknya namun karena Reagen marah besar dan berkata tidak akan memberikan izin operasi pada anaknya jika pihak rumah sakit tidak memberitahunya. Karena Reagan mempunyai saham dirumah sakit tersebut akhirnya pihak rumah sakit memberitahukan semuanya. Ya sebenarnya Reagan tau bahwa keinginan Cara adalah ingin mendonorkan organ tubuhnya yaitu sum-sum tulang belakang miliknya dikarenakan pada saat tinggal di panti asuhan waktu kecil Cara mempunyai sahabat yang meninggal dikarenakan harus menemukan pendonor yang cocok.

"Aksa.." ucap Regaen menggantung.

"Sudah kutebak papah ga akan mau kasih tau soal itu kan."

"Bukan begitu sayang. Apakah kamu bisa menerima semua ini kalau papah kasih tau siapa yang menerima donor dari adik kesayanganmu itu."

"Off course pah, aku akan coba menerima semuanya dan mengikhlaskan kepergian Cara."

"Promise." Ucap Reagan.

"Promise pah."

Ya Aksa sudah mengetahui siapa penerima donor organ tubuh adik kesayangannya. Ya gadis itu bernama Karalyn Queensha Arabelle, seorang gadis yang iya temui saat di taman rumah sakit waktu itu. Memang pada saat itu Aksa melihat keadaan gadis tersebut pucat dan lemah ternyata Queen sedang bertaruh hidup sama seperti Cara. Aksa tidak menyangka bahawa mereka memiliki nama awal yang sama namun hanya beda dalam penulisan saja.

Saat ini Aksa senang bisa bertemu dengan Kara, ia tidak menyangka bahwa nama mereka sangat mirip hanya berbeda dalam penulisan aja. Aksa bertekad untuk menjaga Kara seperti ia menjaga adiknya, dirinya tidak ingin kehilangan orang yang disayanginya lagi sudah cukup ia ditinggal oleh sang mama dan adiknya.

Guys aku mau nanya, ceritanya ga ngebosenin kan. Kalau kalian merasa cerita aku ngebosenin bilang ya. Kalian juga bisa ngasih aku kritik dan saran ko. Nanti aku akan mencoba pertimbangkan saran dari kalian juga.

Rain In New YorkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang