THE GRIFFIN OF INDIGO #CHAPTER10
Lelaki berambut putih silver itu berjalan ke arahku , dengan iris ruby merah menyala layaknya darah. Dia duduk di sampingku, membuatku menoleh. Dia menatapku lekat-lekat , tatapan bersalah yang keluar dari iris ruby itu membuatku ingin menangis lagi dan lagi
"calvie" panggilku pada sosok yang menurutku menyebalkan ini. Bagaimana tidak, dia tidak memiliki aura saat didekatku, menuduhku bukan manusia. Membuatku bingung dengan semua keadaan. Dan sekarang muncul di hadapanku dengan mata merah menyala dan rambut putih . bukan putih uban tapi putih keren. Membuat jantungku berdegub semangkin kencang saja. oh sial apa yang baru saja ku fikirkan
"siapa dia?" tanya calvie to the point masih dengan menatapku lekat-lekat.
Entah kenapa air mataku jatuh lagi mengingat kejadian beberapa menit lalu. Jika calvie tidak datang sungguh mungkin lelaki itu akan mati , oh tidak, aku yang akan mati mungkin
"sudahla lupakan, jangan pikirkan dia, ada aku disini" calvie menarik kepalaku untuk bersender di pundaknya. Ia merangkul pinggangku dan mengusap kepalaku membuatku tenang seketika.
"dia itu mantan ku." Ucapku datar saat air mataku sudah tak ingin keluar.
"bisa kau ceritakan kenapa kau membecinya hun?" wajahku rasanya memanas seketika mendengar calvie memanggilku dengan sebutan honey. Eh hun maksudku (sama aja saeria*author)
Aku tak menjawab. Dan itu membuat calvie membawaku ke dalam pelukan hangatnya, aku nyaman dan tenang seketika itu juga aku sudah tak sadarkan diri
Flashback on
Hiks... hiks.. gadis dengan rambut coklat itu tengah menangis di sebuah pemakaman temannya ruby hitam ungunya tak henti menatap sendu pemakaman yang bertuliskan nama calista uzuriki.
"aku sudah memberi tahu mereka tapi mereka enggan mendengarkanku... hiks... sekarang saat kau benar-benar pergi dari ku orang tuamu dan yang lainnya malah menuduh aku yang membunuhmu. Uh hiks hiks Dan aku harus menyalahkan siapa? Menyalakan orang yang memkai jubah hitam dengan sabit ditangannya itu?, sial"
Gadis itu mengusap air matanya, beranjak pergi dari pemakaman dengan bunga segar di atasnya. Hingga saat gadisitu menyebrang sebuah moobil berkecepatan tinggi menumburnya hingga badan gadis itu terpental beberapa meter
Kekehan seseorang keluar dari dalam mobil, gadis itu tidak merasa sakit apapun walau darah mengalis deras dari kepala dan lengannya. Gadis itu mencoba duduk . mencerna kejadian apa yang barusan terjadi
"hahahaha.......hahahaha" kekehan seseorang menusuk gendang telinganya
Pandangan gadis itu terkabur karna benturankerras dikepalanya membuatnya tidak bisa melihat jelas pelaku yang menumburnya dengan sengaja
"dengar hey kau pembunuh" gadis itu terengah, suara familiar yang dapat dengan jelas ia kenali.gadis itu masih tetap mencoba menatap lelaki yang berjongkok di depannya "kau merenggut nyawa calistaku, orang yang paling aku cintai. Sekarang aku ingin membalasnya. Nyawa di balas dengan nyawa" pria itu tertawa setan pada wajah saeria yang sudah basah karna cairan merah kental menutupi wajahnya
"aufa apakahitu kau?" tanya gadis itu tanpa ada rasa takut sedikitpun
"yah ini aku aufa ricardo, pacarmu" gadis itu seketika mundur dengan gerak gerik ketakutan. Bukan karna perkataan nyawa di balas nyawa tapi dengan perkataanya bahwa calista adalah orang paling dia cintai.
"eh,, tunggu ... tetap di tempatmu" gadis itu mangkin bergetar saat melihat aufa mendekat, tiba-tiba saja aufa membekap mulut gadis itu dengan sapu tangan. Hingga pandangan gadis itu gelap
KAMU SEDANG MEMBACA
The Griffin Of Indigo (Complete)
FantasyKamu pernah ngerasain? Gimana rasanya bisa melihat kematian seseorang? Tanggal permanen yang berada di kepala mereka itu bersifat mutlak!! Aku harus bagaimana menanggapi itu semua? Sebenarnya siapa aku? Kenapa saat aku terluka aku tidak merasakan sa...