#6 Anggota Baru

55 3 2
                                    

Kami turun dari kendaraan putih canggih itu. Lebih canggih dari yang lainnya dengan adanya LCD di layar depan, dan juga pintu yang membuka dan menutup dengan sendirinya saat akan ada yang lewat keluar-masuk. Aku hanya bisa melongo melihatnya. Kami berjalan menuju sebuah gedung besar dan panjang. Mungkinkah itu markas dari organisasi penyelamat manusia itu? Pintu besi itu terbuka sendirinya ketika kami di depannya.

'Apa ini semua berkat kekuatan kristal itu? Wow, benar-benar hebat kekuatannya!' Gumamku merasa kagum dalam hati.

Begitu masuk, kami memasuki terlebih dahulu semacam lorong dengan dindingnya dilapisi besi. Sepertinya hanya ada kami disini. Hanya ditemani oleh lampu-lampu sebagai penerang menggantung di atas kami. Markas ini benar-benar begitu ketat. Hingga sampailah kami di ujung lorong. Sepertinya ini jalan buntu. Aneh, bagaimana kita bisa melewatinya? Hanya terlihat di dekat tembok di sebelah kanan kami ada layar kecil mati.

Joe mengeluarkan sebuah kartu. Sepertinya kartu pengenal dirinya. Joe lalu menempelkan kartunya pada sebuah layar kecil. Itu mungkin scanner yang dapat membukakan pintunya.

Beberapa detik kemudian, tembok besi yang aku tatap sedari tadi ini bergeser membuka. Yang pertama seperti tirai dari tengah ke pinggir. Lalu yang kedua memotong dari tengah ke atas dan ke bawah. Yang terakhir membuka seperti tirai pintu pertama. Ternyata inilah dunia dari para penyelamat manusia. Aku hanya bisa menelan ludah dan melongo.

Jika dari luar, gedung ini kecil. Namun ternyata, dalamnya begitu besar seperti pabrik. Banyak mayat-mayat alien disini. Sepertinya mereka diteliti.

"Para makhluk berkepala besar itu, mau diapakan?" Tanyaku tiba-tiba sambil menunjuk ke alien-alien itu.

"Kami akan menelitinya. Karena sebagian dari mereka ada yang memiliki kemampuan khusus dan melebihi manusia." jelasnya sambil terus berjalan menuruni tangga ke bawah diikuti olehku.

"Kemampuan khusus? Seperti apa?"

"Yah... mereka itu ada yang memiliki ketahanan fisik luar biasa, walaupun dipotong badannya ada yang masih bisa bergerak. Adapun yang bisa beregenerasi. Ada juga yang bisa mengeluarkan benda-benda aneh dari tangannya seperti pisau atau pedang. Tapi kebanyakan dari mereka cerdas," jelasnya panjang lebar.

Aku hanya bisa berkata ohh dan ohh saja karena aku sedikit tidak mengerti.

Kami akhirnya sampai di bawah. Aku melihat mereka semua begitu sibuk dan serius. Pantas saja, orang-orang di organisasi ini bukanlah orang yang pengecut dan penakut. Mereka semua haruslah pintar dan tidak takut. Juga tidak boleh ada keraguan. Jika aku kesini, mungkin aku bisa cepat mati saat melawan alien-alien itu.

"Eh... eumm... Joe, kita sudah sampai disini, lalu kita akan kemana?" tanyaku sambil menepuk pundaknya yang sedang mematung di depanku. Sepertinya sedang mencari seseorang.

"Tunggu sebentar, aku sedang mencari komandan kami," ucapnya tanpa mengalihkan pandangannya.

Aku pun hanya bisa terdiam. Tapi aku benar-benar penasaran dan ingin bertanya padanya soal semua hal-hal unik nan aneh yang ada disini. Aku hanya bisa melihat sekeliling sambil menahan rasa penasaranku dengan lamunan.

"Nah, Emily! Ayo kita kesana, sepertinya komandan sedang meneliti alien paling langka dan khusus itu," ucap Joe tiba-tiba memecah lamunanku.

"Uh... ah ayo."

Kami berdua pun menuju ke komandan yang dimaksud. Jika dilihat saja, sudah jelas kalau dia adalah kepala dari organisasi pelindung umat manusia ini. Dari penampilannya, sudah terlihat dia orang yang jenius. Memakai jas lab putih dan pandangannya yang sangat teliti meneliti alien dengan rubuh dua
kali manusia itu.

Aliens in GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang