*Author POV
Saat ini ancaman alien itu sudah tidak ada. Organisasi penyelamat manusia itu pun sudah tidak ada. Tidak ada yang harus ketakutan, tidak ada yang harus resah, dan semuanya tidak harus memikirkan kapan waktu yang aman untuk keluar rumah.
Arnold berkata pada Emily bahwa kristal yang didapatinya itu ternyata bukanlah kristal Ercas. Itu adalah sesuatu yang baru. Kristal itu tidak mirip dengan Ercas. Yang menjadi pertanyaan, kenapa Emily mengatakan kalau itu adalah krisral Ercas? Emily berkata warnanya juga sama biru, padahal sebenarnya putih.
Ruangan Emily diperiksa untuk mengetahui kalau-kalau Emily menyimpan sesuatu yang lain selain kristal putih itu. Tapi ternyata tidak ada apa-apa lagi selain barang pribadi milik Emily.
Pada akhirnya Emily dibawa oleh Arnold dan Joe untuk diselidiki. Seorang ahli kimia, dokter, psikolog serta polisi dikerahkan kalau-kalau terjadi sesuatu pada Emily.
Ruangan kedap suara. Gelap. Terisolasi. Itulah kesan ruangan dimana Emily berada sekarang. Di satu sisi, terdapat kaca 2 arah (kaca yang jika terlihat dari dalam seperti cermin biasa, tapi jika dari luar nampak seperti kaca biasa) dimana di luar ruangan ada Joe dan semua yang ditugaskan oleh Arnold kecuali Arnold dan psikolog.
Ini adalah interogasi!
Emily menyadari itu sejak awal. Dia tidak tau kalau dirinya akan berakhir seperti ini. Emily duduk di kursi dan didepannya ada sebuah meja. Diseberang Emily ada psikolog yang siap untuk bertanya apa saja dan melihat raut wajahnya apabila dia berbohong atau tidak. Arnold hanya berdiri di samping psikolognya saja.
"Baiklah, Emily, pertanyaan pertamaku adalah... bagaimana kehidupanmu sebelum kamu mengetahui ada alien?" Pertanyaan pertama disampaikan. Emily masih belum terlalu tegang dan masih biasa-biasa saja, karena memang ini pertanyaan mudah.
"Aku dulu seorang mahasiswa, sampai sekarang. Aku orangnya biasa-biasa saja. Ke kampus, pulang, lalu bermain, makan, dan lalu tidur. Temanku tidaklah lebih dari teman di kelas. Dan aku punya satu hobi, aku suka bermain game."
Psikolog itu mengangguk-angguk diam. Dia hanya memerhatikan setiap gerak-gerik Emily.
Pertanyaan kedua.
"Lalu apa kehidupanmu berubah setelah kau mengetahui bahwa ada alien di kota ini?"
"Tidak berubah. Hanya saja aku jadi lebih waspada. Sebenarnya aku bertemu dengan Arnold dan Joe sebelum aku mengetahui bahwa ada alien di kota ini. Setelah aku mengetahuinya, ternyata Arnold dan Joe adalah anggota OHS dan aku diajak mereka."
Psikolog itu hanya termanggut-manggut lagi.
Pertanyaan demi pertanyaan akhirnya dapat terjawab oleh Emily. Sudah hampir 2 jam mereka di ruangan ini. Arnold pun sudah begitu pegalnya berdiri. Jika kalian bingung apa peran Arnold disini, Arnold membantu bertanya soal Emily. Dia juga punya banyak pertanyaan khusus untuk Emily.
"Agen Ann, apa boleh saya bertanya untuk pertanyaan terakhir?" Ketus Arnold yang memecah keheningan di ruangan.
"Silahkan."
Arnold lalu memukulkan kedua tangannya ke meja pelan, "Emily, ada banyak kejadian-kejadian aneh semenjak kau menjadi anggota OHS. Aku juga tidak tau, apakah itu karena kau menjadi anggota OHS atau memang sudah begitu sejak dulu. Tapi aku benar-benar penasaran dengan kejadian-kejadian yang sudah berlalu."
Arnold menjeda sebentar lalu melihat ke arah kaca yang ada di samping kanannya. Dari dalam ruangan memang tidak bisa melihat keluar, tapi dari luar pasti mereka sedang melihat ke dalam. Begitu pun Arnold, dia yakin Joe sedang melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aliens in Game
Bilim KurguKoloni alien melakukan invasi untuk mengumpulkan kristal mereka yang pernah meledak dan terlempar tersebar ke seluruh planet. Kristal itu memiliki kekuatan yang sangat dahsyat. Kristal itu juga meledak karena diakibatkan tak terkendalinya kekuatan y...