*sfx: lasergun, bomb, saber
"Arrggh...!"
Suara teriakan-teriakan terdengar sana-sini.
Alien bertebaran dimana-mana. Tidak hanya dibelakang markas, tapi diseluruh kota! Sepertinya para alien ini sudah tau cara untuk bekerja sama.
"Tim petarung garis depan, cepat bersiap! Hadapi alien-alien yang bisa terbang. Potong sayapnya! Setelah itu, mereka pasti lemas," Arnold menyerukan semangatnya memberikan instruksi pada seluruh anggota-tidak! Tapi pada rekan-rekannya.
Aku bisa mendengarnya dari ruang kendali robot. Robot-robot itu memang sudah dilengkapi alat pendengar, jadi aku bisa mendengar suara kejadian disana persis seperti seakan aku berada disana.
"Tim penembak, bersiap untuk menembaki alien-alien yang besar dan lambat! Kita juga harus bisa membagi tim. Karena di luar sana kota juga sudah diserang."
Serangan demi serangan terus kami lancarkan. Baik alien-alien itu maupun kami, belum mencapai titik lelah. Sepertinya ini sudah menjadi masalah dunia. Sekarang, para polisi, NASA, dan juga seluruh pasukan para tentara nasional negara bekerja sama mempertahankan umat manusia.
Anggota OHS harus ada yang menuju tiap kota. Melindungi disana. Setidaknya minimal satu anggota. Aku diperintahkan menuju kota B.
Aku sekarang menggunakan robot yang baru, Breaker-Bot. Karena saat itu VL-43 sudah rusak, aku menggunakan robot yang lain.
"Peluncuran Breaker-Bot hitung mundur dari 10... 9... 8..."
Suara sistem mulai terdengar. Karena ini pertama kali bagi Breaker-Bot, jadi ini merupakan sistem pelepasan yang rumit. Biasanya tinggal langsung meluncukan tanpa aba-aba dari sistem.
"5... 4..."
Ini dia...
"2... 1... Breaker-Bot diluncurkan."
"Mendarat di kota B," tegasku pada sistem.
"Dimengerti. Mendarat di kota B"
Tak butuh waktu lama, hanya hitungan detik, Breaker-Bot sudah mendarat di kota A. Dari penglihatan Breaker-Bot saat di udara tadi, aku bisa melihat ke arah kota-kota yang juga sama sedang di invasi oleh alien. Sepertinya ini memang ancaman besar.
Suara kegaduhan dari dalam dan luar markas masih saja terus terdengar. Dari luar, mereka yang masih saja terus bertarung. Dari dalam, suara dari robot-robot ini yang terus bertarung. Aku harus berhati-hati lagi agar tidak terjadi hal yang sama seperti VL-43.
Sepertinya robot ini lebih rumit dan lebih lengkap persenjataannya. Kutarik tuas yang berada di kananku,-yang mana jika itu adalah VL-43, maka akan keluar lasersword- seketika keluar misil yang tak terhitung jumlahnya. Wow! Ini benar-benar hebat!
Kutekan tombol khusus pada tuas ini. Otomatis mengunci semua target dihadapanku. Lalu kuluncurkan itu dengan tombol segitiga pada stik yang ku genggam-ya, aku memang sedang memegang stik PS.
*sfx: bom misil
duarr!!
Mereka semua binasa seketika. Sudah kuduga kekuatan Breaker-Bot memang hebat. Kukerahkan semua ambisiku pada Breaker-Bot melalui stik PS ini.
-------------
*Arnold POV
Jumlah mereka memang berkurang, tapi tetap saja ini tidak baik. Kekuatan Ercas memang tidak akan pernah habis, tapi energi manusia bisa saja habis. Para alien yang masih disini bukanlah tipe alien biasa. Mereka adalah yang mempunyai regenerasi luar biasa dan mempunyai akal yang cerdas.
"Tch... mereka tak ada habisnya. Kita perlu melancarkan serangan yang benar-benar mnyerang titik lemahnya," gerutuku pada diri sendiri. Aku memang selalu menggerutu diri sendiri jika sudah tidak sabar.
Setiap pergerakan mereka terus kuamati. Mau sekuat apapun mereka, pasti ada celah. Dan dari celah itulah kami bisa melancarkan serangan yang dapat menumbangkannya.
Alien bersayap akan lemas jika kita berhasil memotong sayapnya. Aku sudah tahu itu.
Alien dengan anggota tubuh yang menyerupai senjata, seperti alien bertangan berbentuk seperti pedang akan langsung mati jika bagian senjatanya di hancurkan. Jika senjatanya itu hanya dipotong, maka akan sangat mudah bagi alien itu untuk menyatukannya kembali.
Jika yang memiliki kecerdasan seperti alien berkepala besar, maka kita hanya perlu memotong kepalanya.
Alien dengan krsital Ercas di dadanya, kita hanya harus mengambil kristal itu, maka dia akan mati.
Semua sudah kuketahui, kecuali satu. Ya, satu itu bukanlah sesuatu yang mudah. Alien ini yang paling membuat kami kewalahan. Sial! Jumlah mereka sangat banyak. Mereka adalah alien yang kecil, berukuran seperti manusia. Tapi kemampuannya ini sulit untuk dikalahkan. Bayangkan saja, kecepatan yang bahkan bisa menyamai kecepatan suara dimiliki oleh alien ini.
"Apa tidak ada robot yang bisa menyamai kecepatan mereka?"
"Tidak, Kapten! Robot kita kebanyakan hanya dirancang untuk serangan ber-damage besar," teriak Donny, anggota baris depan, karena suara kebisingan ini tidak bisa dikalahkan oleh suara biasa saja.
Kalau begitu kami hanya bisa terus bertahan hingga akhirnya cepat atau lambat, kita akan dikalahkan oleh alien-alien ini. Teman-teman kami terus seakan menunggu antrean untuk selanjutnya dibunuh. Kulihat wajah-wajah alien ini, tidak meyakinkan. Mereka seakan berkata,"lalu... kau sedang menunggu apalagi? Ayo, habisi kami."
Tidak! Aku tidak boleh trus menunggu saja. Mereka bisa membunuhku kapan saja. Aku harus bisa mengalahkan mereka.
"Whoooaaaa...!!"
Tiba-tiba suara itu, suara yang paling keras daripada suara kami semua, terdengar. Itu... Joe?
Dia dengan pakaian serba putih, kostum OHS, menyerang alien-alien itu dengan beraninya. Dia hanya berbekal pedang saber, pedang yang selalu dibawanya. Tidak membawa pelindung apa-apa lagi, apalagi helm seperti Power Rangers. Dengan mudahnya dia mengalahkan para alien itu.
Ada apa ini? Kenapa dia menjadi begitu kuat? Kekuatannya meningkat pesat.
"Mau sampai kapan kau berdiri disitu terus, Arnold? Jika kau diam saja disana terus, justru kau yang akan jadi santapan mereka," Dia bertanya padaku sedangkan aku melihat dari balik punggungnya seakan mengejekku, "Kau pengecut!"
Sambil kepalaku tertunduk ke bawah, tanpa pikir panjang kututup mulutnya dengan mengambil dua Saber dan lalu berjalan mendekatinya. Aku melompat ke depan Joe dan menyerang alien di depannya yang masih hidup.
Slash
Kepalanya terlempar. "Kalo mau sok keren, jangan nyisain, dong!"
Joe hanya terdiam dan kebingungan seperti terkejut, "Oh... terima kasih sudah membantuku."
"Yah... kita tidak ada waktu untuk mengobrol. Kita harus membereskan semua yang ada disini."
"Betul..."
Joe dan aku berdiri berdampingan dengan gagah. Aku dengan dual-saber, dan Joe menggunakan satu saber yang lumayan panjang.
"Ayoo!!"
------------------------------------------------------------
KAMU SEDANG MEMBACA
Aliens in Game
Bilim KurguKoloni alien melakukan invasi untuk mengumpulkan kristal mereka yang pernah meledak dan terlempar tersebar ke seluruh planet. Kristal itu memiliki kekuatan yang sangat dahsyat. Kristal itu juga meledak karena diakibatkan tak terkendalinya kekuatan y...