Author Pov
Daniel terus saja menatap murid baru itu sejak awal memasuki jam pelajaran. Otaknya terus saja berputar, berfikir kenapa gadis itu tidak takut dengan tatapan intimidasi miliknya yang tadi di berikannya kepada murid baru itu.
Seakan-akan tataapannya itu hanya tatapan biasa dan tidak sedikit pun mempengaruhi murid baru itu. Kepala Daniel panas sejak tadi akibat tidak tahu sebab gadis itu berani-berani tidak memperdulikannya. Siapa gadis itu ? bahkan dewan dan kepala sekolah pun akan langsung ciut jika menerima tatapan mematikannya itu.
"Apa kau sudah jatuh hati padanya bro ?" cibir Devan yang berada tepat di sebelah kanan Daniel.
Seringai kejam pun muncul dari sudut bibirnya. "Tidak mungkin Dev, aku hanya berfikir kenapa dia tidak terpengaruh dengan ku.!"
"Pffffffffff hahahhaha" Tawa Dion dan David menggema memekakkan telinga Daniel.
"Hei kenapa kalian tertawa. Adakah dari penjelasan saya yang membuat kalian tertawa seperti itu." Ucap Mr.Axel marah di depan kelas.
"Bukan urusan mu Axel. Dan lanjutkan saja penjelasan tidak penting mu itu, lagipula murid-murid mu ini membutuhkan teori-teori tertang proses perkembang biakan mu itu Sir." Jawab David acuh.
Cih betapa tidak sopan anak itu. Jika saja dia bukan anak berpengaruh di negara ini maka aku tidak segan-segan untuk mengeluarkannya. Batin Mr.Axel kesal.
"Ooohh jangan menatapku seperti itu ashole. Kau seperti ingin menendang ku dari sekolah ini." Cibir David lagi. "Daniel apa yang harus kita lakukan padanya ? sepertinya kau tahu apa hukuman guru yang sudah memarahi kita dengan lancang." Lanjutnya.
Daniel mengalihkan tatapannya dari Ania yang sejak tadi di tatapnya kepada guru yang baru tiga minggu mengajar mereka. Seketika wajah Mr.Axel pucat pasi seperti mayat, dia tahu apa yang selanjutnya akan terjadi padanya. Awalnya dia tidak percaya dengan kabar yang selalu menjadi pembicaraan hangat di antara para pengajar yang ada di sekolah ini tentang pemecatan langsung oleh siswa itu sendiri.
Tapi sepertinya dia akan merasakannya sebentar lagi-bahkan mungkin SEKARANG.
"Kau di pecat Mr.Axel. Kau akan mendapat tunjangan karena kau sudah mengajar di kelas ini selama tiga minggu. Dan silahkan keluar dan segera bereskan barang-barang mu dari sekolah ini, jika tidak kau tidak akan lagi di terima di sekolah manapun di negara ini." Ucap Daniel dingint tanpa jeda sedikit pun.
Habislah sudah riwayat ku. Mr.Axel dengan langkah tergesa-gesa berlari keluar dari kelas itu menuju ruang guru untuk membawa semua barang-barangnya. Sebagian guru yang melihatnya pun menatapnya iba dan takut. Begitu lah nasib yang akan mereka terima jika menegur anak-anak borjuis itu.
"Akhirnya guru aneh itu pergi juga dari sekolah ini." Ucap Dave pelan. "Akhirnya kita bebas darinya, ini semua karena tawa kalian aku cukup berterima kasih untuk itu."Lanjut Dave dengan cibirannya.
"Thanks atas pujian mu Dave." Sarkas David memutar matanya sebal. Seharusnya aku lakukan itu sejak dia masuk di hari pertama mengajar di kelas ini.
"Dan kenapa kalian tertawa tadi. Seingat ku tidak ada yang lucu tentang penjelasan mantan guru tadi."
"Itu tadi karena ... Daniel mengatakan gadis baru itu tidak terpengaruh dengannya. Dan itu adalah kemungkinanyang tidak terjadi kan ! semua orang tunduk kepada nya. Meskipun kedua orang tuanya masuk dalam pengecualian."
"Ya. Mungkin tadi itu hanya kebetulan." Ucap Dave menatap Daniel dengan kedua alis terangkat. Dan di sambut oleh anggukan kedua sahabatnya yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Freedom [Completed]
Action[#1 in Action] Ania Felicya baru saja mengecap apa namanya bangku sekolah. Kebahagiaannya itu harus di renggut begitu saja karena orang-orang yang mengincarnya tidak ingin melepaskan gadis itu. Kebebasannya harus terenggut untuk kesekian kalinya. L...