Daniel Pov
Aku berdiri dengan angkuh melihat lawan ku yang terakhir. Kesenangan ku semakin besar saat melihatnya menundduk takut saat aku menatapnya tajam. Samar-samar aku melihat tubuhnya bergetar dan beberapa butiran keringat turun dari keningnya.Seringai ku bagai seorang devil yang siap mengambil nyawanya. Aku ingin segera menyelesaikan pertarungan membosankan ini dan memilih lawan selanjutnya untuk ku permalukan lagi. dan dengan serangan cepat aku memukul lawan ku dengan dua tendangan mematikan, dalam sekejap dia langsung jatuh tersungkur di atas matras dengan bibir yang sedikit sobek dan hidung berdarah.
Tapi dengan mengalahkan beberapa anak seperti ini tidak membuat ku puas. Belum. Seketika mata ku tertuju kepada anak baru itu, dia bahkan tidak melirik pertandingan ku sejak tadi. Sial ! sepertinya dia memang tidak sepert gadis lain yang begitu ingin membuat perhatian ku beralih kepadanya dengan cara menggoda ataupun menawarkan tubuh murahan mereka. Dengan jelas aku mengatakan jika aku bukan tipe laki-laki seperti itu memanfaatkanKalian tahu kan apa maksud ku, jika tidak kalian akan mendapatkan tendangan maut ku!
Aku bahkan melihat anak itu menguap sedari tadi, sial! Dengan langkah cepat aku pergi dan berdiri di depannya lalu menantangnya. Ku fikir dia akan nangis dan memohon-mohon agar aku menarik kata-kata ku untuk menantangnya, jika saja dia melakukannya pun aku akan menarik perkataan ku kembali. Tapi dengan mudahnya dia menerima tantangan ku lalu berdiri dan memakai baju dari pelatih yang baru saja di berikan.
Dia bahkan berani membuka baju olahraganya di depan semua murid dengan memakai tanktop hitam saja. Shit! She is Hot ! Aku meneguk ludah ku perlahan membuat tenggorokan ku sedikit tersedak karena terlalu kering.
Lihatlah bahkan dia tidak marah saat aku memberikan sabuk yang berbeda dengan siswa lain tadi. begitu datar ! Misterius ! dan aku penasaran tentang dirinya ? Siapa dia ?
Dengan sikap kuda-kuda sempurna aku berdiri di depannya siap untuk bertanding dengannya. Tidak mungkin aku di kalahkan oleh seorang gadis bukan ? Pasti aku dapat mengalahkannya dengan sekali sikutan atau tidak satu pukulan telak dan itu sudah cukup untuk membuat tubuh mungilnya itu jatuh tidak sadarkan diri. Lagipula dia seorang perempuan jadi kekuatan fisiknya lebih lemah dari semua laki-laki yang aku kalahkan tadi.
Kepala panas melihat tingkahnya yang seolah-olah meremehkan aku yang berada di depannya ! Shit bahkan aku pemegang sabuk hitam taekwondo yang di segani di seluruh sekolah ini. Bahkan tiga sahabat ku yang lain berada satu tingkat di bawah ku. Dia hanya memasukkan kedua tangannya ke dalam kantong lalu bergerak melingkar sesuai dengan pergerakan ku.
Seolah-olah aku-dan-dia sedang mengukur siapa yang mempunyai kekuatan terkuat di atas stage ini.
"Kenapa kalian terus berputa seperti itu ? seperti kucing yang ingin mencari tempat tidur !" gerutu Dion tak sabaran.
Aku memicingkan mata ke arahnya, seperti berkata melalui telepati 'Aku juga sebal Dion ! bukan hanya Kau !'.
Bukkhhhhhhh
Satu tendangan tepat mengenaiku di kepala membuat ku sedikit terhuyung ke belakang. Shit ! Ania tersenyum tipis di depan ku, Dion sialan! Segera aku membalasnya dengan pukulan berunttun di titik vital tubuhnya, hati, jantung dan .. semuanya meleset akibat tangkisannya yang tepat waktu.
Kami kembali dalam posisi bertahan dengan jarah satu setengah meter dengan nafas yang tidak karuan. Tapi aku kaget melihatnya tampak santai, tidak seperti ku yang sudah hampir kehilangan nafas. Dia tetap berdiri dengan gaya awalnya.
Aku mengambil langkah awal untung pertama menyikut tepat di ulu hatinya. Kali ini serangan ku tepat mengenainya, aku yakin efeknya akan sebentar lagi bereaksi mengingat aku mengenai tepat di bagian vital tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Freedom [Completed]
Action[#1 in Action] Ania Felicya baru saja mengecap apa namanya bangku sekolah. Kebahagiaannya itu harus di renggut begitu saja karena orang-orang yang mengincarnya tidak ingin melepaskan gadis itu. Kebebasannya harus terenggut untuk kesekian kalinya. L...