Spesial POV

6.3K 589 23
                                    

Happy reading!

[Maaf atas notif kemarin]

...

Author POV

Setelah tujuh tahun berlalu Stevan tidak berubah, sekarang dia semakin sukses menjalankan rencananya yang terhenti tujuh tahun karena anak-anak tidak tahu diri yang menghancurkan laboratoriumnya.

Sekarang semuanya berubah, rencananya sudah hampir berhasil. Dia tinggal menyebar luaskan orang-orang yang dia dia dapat dari jalanan, nanti malam semua rencananya akan di mulai diam-diam.

Pertama dia akan menyuruh anak buahnya untuk memadamkan listrik di seluruh wilayah, dengan memalsukan informasi kalau daya yang di tampung melemah dan tidak bisa menyalurkan listrik. Dia akan memulainya dari ibu kota yang tentunya akan menyebabkkan kepanikan masyarakat, tapi itu hanya akan berlangsung sebentar karena masing-masing perusahaan besar mempunyai pusat tenaga listrik sendiri.

Kesempatannya hanya sedikit untuk menyebar anak-anaknya, setelah berhasil menculik dan mencuci otak orang-orang, mereka yang tidak tahu menahu soal bela diri akan di ajarkan anak buahnya yang lain yang tahu beberapa jenis bela diri. Ini sudah di lakukannya selama bertahun-tahun, mengumpulkan banyak orang dan merekrut orang khusus dari beberapa klan Yakuza,teroris, dan beberapa mantan tentara.

Stevan sekarang sedang ada di ruang bawah tanah di sebuah pulau yang tidak pernah di singgahi manusia, tujuh tahun yang lalu setelah melakukan rapat dengan kawan-kawannya dia memutuskan untuk bersembunyi di pulau ini untuk sementara dan membangun pasukan dengan di bantu membuat laboratorium baru di bawah tanah.

"Sir, semuanya sudah siap!" Lapor salah satu anak buah Stevan dari balik pintu.

Stevan tersenyum licik, semua anak-anaknya telah di sebar di semua pelabuhan besar yang ada di setiap provinsi yang ada, mereka akan masuk lewat tempat itu saat semua listrik padam beberapa menit.

Suara tawa mengerikan menggema di ruangan kedap suara,"Kalau begitu tunggu apa lagi! Segera intruksikan untuk melaksanakan rencana! Ingat, pertama kita harus memadamkan ibu kota lalu menyebar ke kota besar lainnya!" perintah Stevan tegas. Sedikit lagi rencananya berhasil!

"dan jangan lupa mengirim sedikit pasukan ke kantor Werren! Aku ingin menghancurkan kantornya, pasti di sana banyak informasi berharga yang dapat kita gunakan!"

"Baik Sir,"

Stevan sebenarnya ingin memanfaatkan situasi Daniel yang baru saja di serang para gangster karena mengganggu teman mereka yang ada di dalam penjara. Stevan memiliki anak buah yang sangat banyak, dan tersebar di kantor Stevan dan beberapa lembaga lainnya.

Dia melirik komputer di depannya yang menampilan tiga orang yang menjadi rekannya seama ini. "Bubarkan para penjaga di pelabuhan selama listrik padam! Ingat, kalian harus membalas budi kepadaku. Jadi lakukan perintahku dengan baik, atau kalian akan kehilangan posisi berharga yang sedang kalian emban sekarang." Ucap Stevan kepada tiga orang yang sedang melakukan panggilan video dengannya.

Ketiga orang itu hanya bergeming di kursi mereka masing-masing, tidak menjawab dan tidak juga menolaknya. Walaupun pilihan yang mereka ambil harus sesuai dengan keinginan Stevan, mereka tidak ingin posisi yang mereka incar jatuh begitu saja, yah mau tidak mau.

"Baiklah," Ucap mereka serempak. "Tapi setelah ini kami tidak bisa lagi membantumu Stevan! Kami sudah terlalu jauh!" Ucap Jenderal Ritman kepada Stevan. Lelaki tua itu was-was akan ketahuan bawahannya, dan jika ini sampai terbongkar maka tamatlah riwayatnya. Dia tidak lagi bisa bekerja dengan layak kalau sampai terkena pemecatan secara tidak hormat dari TNI.

Stevan menggulirkan dua buah bola besi menimbulkan suara gesekan yang membuat ngilu. "Aku tidak percaya kalian sekarang se banci itu! Kemana semangat kalian beberapa tahun yang lalu?"

Ritman menggelengkan kepalanya, "Itu dulu, sekarang kami tidak hanya sendiri! Kami punya keluarga yang harus kami lindungi! Maaf,"

Setelah itu tiga komputer di depannya gelap, "BERENGSEK! Aku sudah mengorbankan istri dan anakku untuk ambisi ini dan sekarang mereka juga meninggalkanku sendiri?!"

BRAAKKKKKK

"ADA ORANG DI LUAR! MASUK SEKARANG!" Teriak Stevan marah.

Seketika beberapa orang yang dekat dengan ruangan Stevan itu masuk berbondong-bondong, mereka menunduk takut.

Stevan tersenyum senang, jika mereka memutuskan berhenti maka Stevan akan memberhentikan mereka untuk selama-lamanya. "BUNUH KETIGA ORANG ITU BESERTA KELUARGANYA! INGAT! JANGAN SISAKAN SATU ORANG PUN YANG HIDUP!"

"Baik Sir!"

Setelah mereka semua mati, maka tidak ada lagi orang yang akan menghalang rencananya. Stevan tidak takut membunuh mereka, walaupun salah satu dari mereka adalah sosok nomor satu yang ada di negara ini dan dua lainnya adalah Jenderal besar.

...

"Lapor Sir,"

Stevan di kejutkan kedatangan salah satu bawahan yang di percayainya dalam keadaan tidak baik. "Ya!"

"Tim saya berhasil memecah jendela kantor milik Werren, tapi kami tidak bisa menembusnya Sir. Gedung itu di penuhi sinar laser!"

Stevan tertawa sinis, "Kau!"Bentak Stevan, "sepertinya mereka ingin bermain-main lagi bersama kita!"

Pria itu bergeming di belakang Stevan, dia sama seperti yang lainnya hanya sebuah boneka yang tidak memiliki apapun kecuali tubuh manusianya. "Amati mereka! Tunggu peluang dan bunuh mereka semua!"

"Baik, Sir!"

Setelah itu dia melangkah keluar, tapi ekspresinya berubah ketika dia berjalan menyusuri lorong gelap yang akan mengantarnya menemui dunia luar.

...

A/N : Singkat ya. Semoga hari Minggu update.

[Beberapa part akan di publish ulang, jadi notif berikutnya itu part yang di re-publish ya!]

Salam hangat,

SIXTHLY

Hidden Freedom [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang