'chapter-chapter awal belum masukin action terlalu banyak. Tapi terfokus untuk mengenalkan sekolahnya dulu dan keluarganya.'
...
Daniel Pov
Aku mengerjapkan mata ku perlahan untuk menyesuaikan penglihatan ku dengan cahaya tempat aku berbaring sekarang. Nuansa temaram menyambut ku setelah aku dapat memfokuskan penglihatan, ternyata aku berada di kamar mansion pribadi milik ku.
"Akkhhhhhh.." Aku terjatuh kembali ke atas kasur. Kenapa tubuh ku sakit batin ku. sekian detik kemudian ingatan ku kembali ke beberapa jam yang lalu saat aku masih bertanding melawan Ania, si gadis misterius yang mengalahkan ku ? Fuck!
Baru kali ini ada orang yang mengalahkan seorang Daniel, belum lagi dia adalah seorang perempuan. Harga diri ku benar-benar jatuh di bawah kakinya. Aghhhhhhhhhhhh, lampu antik di samping kasur king zise ku melayang begitu saja dan hancur berkeping-keping di ujung tembok akibat kemarahan ku.
Tiba-tiba suara gaduh di depan kamar ku mengalihkan pandangan ku sejenak.
"Apa itu ?" Dion.
"Are you okey Niel.?"
"Yeesss, aku dapat pokemon Niel ternyata banyak di kamar mu." Ujar Dave semangat.
Ternyata ketiga sahabat absurd ku ini yang menerobos pintu seperti gajah yang tidak di beri makan berhari-hari. Untung saja engsel pintu ku tidak terlepas dari tempatnya akibat dobrakan keras mereka.
"Siapa yang membawaku ke sini.?" Tanya ku pada David yang lumayan normal dari mereka semua.
"Pengawal."
Singkat padat dan jelas. Ya! Dengan satu kata itu aku sudah sangat puas. Yang pasti tiga cecunguk ini tidak akan kuat untuk mengangkat ku atau mereka menjaga image.
Aku bukan dari keluarga yang broken home seperti banyak anak orang kaya lainnya. Aku di besarkan dengan penuh kasih sayang dan ketegasan dari kedua orang tua ku, dengan seimbang. Jangan tanya kenapa di sekolah aku menjadi orang yang sombong, dingin dan arogant. Itu semua karena aku ingin memperlihatkan kekuatan ku kepada orang di sekitar agar mereka tidak mudah meremehkan seorang Daniel.
Tapi entah mengapa seperti ada sesuatu yang terlupakan, tapi aku tidak dapat mengingatnya sedetik pun. atau mungkin hanya perasaan ku saja.
...
Author Pov
"Dev lo tuh kayak strikaan tau ngak. Mondar-mandir terus dari tadi pala gue mumet liat lo." Gerutu Dion sebal.
"Nih gue lagi mau nagkep pokemon Di susah banget dari tadi gak ke tangkep. Mana waktunya cuma lima menit buat nangkep."
Devan memperlihatkan handphone genggamnya antusias karena sudah mendapatkan pokemon incaarannya sejak tadi.
"Lo tau gak Dev ini game tuh bodohin lo tau. Masa kita di suruh cari pokemon gak jelas mana itu cuma gambar yang bisa gerak-gerak gak jelas, belum lagi di carinya pake jalan kaki keliling-kota. Abisin duit sama tenaga."
"Bodo ah Di yang penting abang seneng." Cengir Devan dengan senyum lima jarinya. Dan itu membuat Dion memberenggut kesal karena perkataannya di abaikan oleh Dava.
Selain mereka berdua di sisi lain ada Daniel yang sibuk dengan pemikirannya sendiri. Daniel tersentak kaget karena tiba-tiba mengingat sesuatu dan itu mengakibatkan dia terjatuh dengan tidak etis di depan teman-temannya.
"Niel lu mau ngelawak ya ? udah tau lagi sakit tuh badan eh di paksain berdiri lagi. Kalau butuh apa-apa bilangin kita aja." Ucap David yang dari tadi diam menatap pemandangan dari balkon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Freedom [Completed]
Action[#1 in Action] Ania Felicya baru saja mengecap apa namanya bangku sekolah. Kebahagiaannya itu harus di renggut begitu saja karena orang-orang yang mengincarnya tidak ingin melepaskan gadis itu. Kebebasannya harus terenggut untuk kesekian kalinya. L...