Boys Talk

9.8K 114 0
                                    


Typo everywhere

**************************************************

Author pov

Adrian melangkahkan kakinya memasuki sebuah cafe yang terletak tepat di depan studio milik salah satu sahabatnya. Sambil mengotak-atik ponsel yang ada di genggamannya Adrian berjalan kearah salah satu meja yang sudah diisi oleh 3 pria, dengan tenang dia duduk di kursi yang tersisa.

"Long time no see, guys" ucapnya kepada ketiga pria tersebut.

"Too"ucap salah satu dari mereka bertiga.

Dilihatnya kursi-kursi yang masih kosong dan di tatapnya mereka bertiga.

"Yang lain pada kemana kok belum datang?". Mereka semua melirik Adrian sekilas lalu kembali berkutat dengan ponsel masing-masing.

"Lagi ikut kejuaraan Pb. Loe macam baru kenal mereka sebulan aja."ucap salah satu dari mereka tadi.

°°°°°°°

Adrian pov

Jawaban yang di lontarkan Denny tadi sukses membuatku berpikir sejenak.

Tiga kursi yang kosong seharusnya diisi oleh Chandra,Roqyal dan Fauzi untuk membahas rencana acara yang akan dilakukan untuk Selfi dan pasangannya, tapi mereka malah dengan tenangnya ikut kejuaraan Pb??.fu*k you.

Tak selang beberapa lama mereka bertiga masuk ke cafe dan duduk di bangku kosong yang tersedia dia meja ini.

"Hai guys, lama nunggu ya?" ucap mereka kompak. Aku yang memang baru datang hanya diam tanpa menanggapi.

"Gak kok, gak lama cuman ampe lumutan aja nunggunya" jawab Ramadhan sengit.

"Ya sorry lah loe macam gak tau aja" ucap Roqyal santai.

Setelah ucapan Roqyal suasana di meja kami langsung sunyi bak kuburan.

"Kenapa why selalu always?" ucap Fauzi tiba-tiba mungkin untuk mencairkan suasana.

"Karena because tidak pernah never" balas Chandra.

"Apakah what membutuhkan need?" ucap Fauzi lagi dan kali ini di balas oleh Andi."Berapa how many sebelum before?".

"Siapakah who setelah after?" timpal Roqyal sebelum ini beretambah panjang dengan cepat aku juga menimpali tetapi bagian terakhirnya saja."Semoga hope dilindungi protected. Selesai sekarang kita akan membahas hadiah untuk Selfi". Ku lihat mereka menatapku dengan sengit sebelum akhirnya diam dan berfikir.

"Gini aja Ramadhan tiket pesawat pergi mereka honeymoon, Adrian tempat mereka tinggal, Roqyal bagian kebutuhan mereka di sana, Denny tempat mereka dinner romantis, Andikan udah bagian foto prewed untuk mereka, jadi Fauzi tiket pesawat mereka pulang" ucap Chandra.

"Jadi kau apa?" ntah kenapa kami bisa mengucapkan hal itu bersamaan."Aku?. Aku hanya doa saja" ucapnya dengan polos yang langsung di hadiahi jari tengah oleh kami semua.

"Loe itu kalo ngasih solusi gk pernah impas maunya enak di elo aja dari dulu. Gini aja kita semua patungan beli vila di Lombok untuk mereka bagaimana" kali ini Denny yang angkat suara yang di balas anggukan setuju oleh kami semua.

"Oke, kalo gitu nanti kalo udah dapat vila yang gue rasa pas di sana gue calling loe semua biar jumpaan lagi.Sekarang mumpung kita lagi bisa ngumpul jadi kenapa nggak senang-senang" lanjut Denny lagi yang sukses mendapatkan anggukan lagi oleh kami semua.

"Ke clubnya madam anna yok udah lama nih gak cuci mata"ucap Chandra dengan berbinar.

"Alah loe Chad ketauan Lala baru tau rasa ko" ucap Fauzi.

"Siapa ya yang anda sebut itu?. Gak kenal kayaknya saya" ucap Chandra lagi.

"Ntahapa jiwanya" ucap Roqyal sambil menggelengkan kepalanya.

"Yakin Chad ya udah gue telpon nih ya Lala supaya dia datang ke club sekarang" ucap Denny sambil mengeluarkan ponselnya dan mulai menekan angka-angka. Sebelum angka yang di tekan Denny selesai Chandra dengan cepat menahan tangan Denny dan tersenyum seperti orang bodoh.

"Kidding Den. Loe mah gak bisa di bawa bercanda terlalu serius cemana Mayang gak pergi ke luar negri" ucap Chandra yang sukses mendapatkan plototan dari Denny.Sedangkan yang lain hanya tertawa.

"Ya sudah kita ke resortnya Adrian aja main golf di sana" ucapan Andi tadi sukses mendapat plototan dan tendangan yang kuberikan ke tulang keringnya.

"Malas golf mulu, lama-lama muka gue kayak lapangan golf" ucapan Roqyal langsung mendapatkan high five dariku dan juga Chandra.

"Udahlah kita ke club aja. Kita pesan ruang VVIP jadikan gak semua orang bisa melihat kita dan yang bisa masuk keruangan kita paling cuman pelayan ama para bit*h yang kita pesan" kata-kata Ramadhan sukses membuat mereka semua menatap Ramadhan.

Author pov

"Fu*k you" ucap mereka serempak kecuali Adrian.

"Ogah mending gue lanjut main pb dari pada ke club. Masih mending kalo Lala yang tau lah kalo nyokap gue yang tau, besoknya gue cuman tinggal nama" ucap Chandra.

"Apalagi gue. Memang gue jones tapi seenggaknya gue mau nyari aman dulu bisa abis gue di sate ama kakak gue kalo ketauan clubbing lagi" lanjut Fauzi.

"Gue sih fine aja tapi masih terauma sama pela**rnya madam Siska yang agresifnya gak ketolong. Membayangkannya aja gue ngerih" kali Roqyal yang berbicara tak lupa bergidik ngerih dengan penuturannya tadi.

"Kalo Denny mah gue tau takut Mayang gak balik-balik lagi ke Indo. Tapi, kalo kau Ad kenapa?" tanya Ramadhan kepada Adrian.

Adrian menatap mereka satu-satu lalu dengan santai dia menjawab, "gue mah fine aja kalo ke club ayo, tapi kalo ke resort gue gak deh malas gue kesana".

Tampak Chandra mulai berpikir. "Ganggui Robert yok. Kapan lagi bisa ganggui dia di kantornya mumpung biniknya lagi di rumah ama para wanita-wanita heboh yang gak ketolongan itu" usul Chandra yang langsung di angguki mereka semua dan dengan cepat bergegas menuju mobil mereka masing-masing untuk pergi ke kantor Robert.

#TBC

**************************************************

Untuk part boys talk ini gue bagi juga jadi 2 atau mungkin lebih masih belum tau lanjutannya mau kayak mana.

Don't judge and copy my story


L.A

Sexy psychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang