Vino - Chella 2

5.5K 373 85
                                    

Yang di mulmed 👆
Itu kisah baru. Tapi sinya bukan story atau cerbung seperti biasanya.

Itu hanya chat chat iseng dan absurd ala brotherhood couple.

Disana ada Farel dan Claudya juga. Yang kangen mereka semua boleh di lihat dan jangan lupa kasih vote dan commentnya juga yah 😁😁

Oke lanjut ke cerita...
Maaf typo bertebaran dengan seenaknya..

Di kediaman Daniel, Leonna tengah merakit kipas dari kertas berwarna warni untuk dia pasang. Entah kenapa, Leonna begitu menyukai hiasan hiasan tangan seperti ini. Leonna berceloteh mengajak bicara Oni sambil merakit kipas kertas itu.
Hingga tanpa terasa sudah ada lima buah dan beberapa hiasa burung yang di buat Leonna. Tak lama terdengar salam dari seseorang di ambang pintu membuat Leonna menengok.
"wa'alaikumsalam" ucap Leonna tersenyum menatap Verrel yang baru saja pulang kerja.
"sedang apa, De?" Tanya Verrel
"aku lagi buat hiasan kak, gak apa-apa kan kalau aku pasang di kamar ini" kekeh Leonna
"gak apa-apa, hias saja sesukamu, De" ujar Verrel
"asyikkk,, makasih kak Verrel" ucap Leonna dengan antusias membuat Verrel tersenyum. Verrel melepas jas yang dia pakai dan sedikit merenggangkan setiap sendinya. Verrel merasa semua tubuhnya kaku dan pegal. Kegiatan Verrel di lirik oleh Leonna.
"kakak kenapa?" Tanya Leonna beranjak mendekati Verrel yang mengusap tengkuknya.
"tidak apa-apa, hanya sedikit pegal saja" ucap Verrel hendak beranjak ke kamar mandi tetapi di tahan oleh Leonna membuat Verrel menengok.
"kemarilah kak" ucap Leonna menarik Verrel untuk duduk di sisi ranjang dan Leonna tiba-tiba saja memijit pundak dan punggung Verrel.
"tidak De, nanti kamu pegal tangannya" ucap Verrel menolak
"gak apa-apa kak, aku bisa mijat kok. Mama suka ngajarin aku untuk bisa memijat. Katanya suami itu lebih baik makan di luar daripada di pijat di luar" ucapan Leonna yang polos membuat Verrel tertegun.
Suami...?
Verrel tersenyum kecil mendengar ucapan Leonna dan menikmati pijatan dari tangan mungil dan lembut milik Leonna.
"kakak pasti pegal yah tiap malam tidur di sofa yang sempit" ucap Leonna
"tidak De, aku hanya lelah karena habis dari tempat proyek" ucap Verrel berbohong.
"nanti malam tidur di ranjang yah,, ranjangkan masih luas jadi muat untuk kita berdua" ucapan Leonna membuat Verrel menengok ke arah Leonna.
"tapi nanti kamu ke ganggu, De" ujar Verrel
"tidak kak,, kakak tidurnya gak muter kan?" kekeh Leonna
"tidaklah De" jawab Verrel
"kalau begitu tidurlah disini kak, aku juga tidurnya tidak muter kak. Jadi jangan khawatir" ucap Leonna membuat Verrel tersenyum senang.
"sekarang diamlah, aku akan memijit kakak. Kakak pasti sangat pegal kan tidur di sofa yang sempit dan keras itu" ucap Leonna
"baiklah aku pasrah saja, apa kata istriku yang cantik saja" godaan Verrel membuat Leonna terkekeh.
"idihh kakak gombal nih,, yang cantik itu kak Randa Rindi bukan aku kak" ujar Leonna
"kamu lebih cantik dari mereka, De. Aku tidak menggombal lho, kamu tidak hanya cantik tetapi juga sangat lucu" Leonna merona mendengar pujian Verrel.
"gombal ahh" cibir Leonna seraya menggelitik pinggang Verrel dengan jahil.
"diem De" kekeh Verrel dan menghindari kelitikan Leonna
"kakak gombal,, rasain nih nih" Leonna terus menggelitik Verrel sampai Verrel berbalik dan membalas kelitikan Leonna. Verrel yang badannya lebih besar mengalahkan Leonna dan menggelitik Leonna membuat Leonna berbaring di atas ranjang dengan tawa yang pecah.
"kak Verrel ampun kak,, hahahaha... Aaaahhhh kak Verrel,,hha" tawa Leonna pecah dan terus menghindari kelitikan Verrel
"rasain ini De" tawa Verrel dan terus menggelitik Leonna. "makanya jangan jahil" kekeh Verrel terus menggelitik tubuh Leonna yang berada di bawah kungkungannya.
Leonna berhasil lolos dari kungkungan Verrel dan berlari menghindari Verrel. Verrel mengejar Leonna. Keduanya seperti anak kecil saja yang saling kejar kejaran. Leonna berlari keluar kamar dengan tertawa dan Verrel terus mengejarnya.
"aduhh ini kenapa??" Tanya Serli kaget yang tengah menikmati teh bersama Daniel di ruang keluarga.
"Aaaaaa Bunda,, Ayahhhhh... kak Verrelnya jahil" tawa Leonna bersembunyi di belakang tubuh Serli dan Daniel.
"awass kamu De,, aku balas" kekeh Verrel masih mengejar Leonna.
Leonna berlari menaiki sofa dan melempari Verrel dengan bantal sofa membuat Serli dan Daniel menggelengkan kepalanya. "benar yang Lita ucapkan,," kekeh Serli
Thalita selalu mengeluh kalau rumahnya selalu berantakan karena ulah ketiga anaknya. Dan sekarang Serli merasakannya, tetapi Serli tipe mertua yang sangat baik dan perhatian jadi melihat tingkah Leonna tak membuatnya risih atau pusing.
"gak kena,, wleeee" ledek Leonna melempari Verrel dengan sofa bantal
"awas yah kamu De,, gak akan aku lepaskan" ujar Verrel mengejar Leonna.
Leonna berlari, tetapi seketika kakinya tak menginjak lagi di lantai..
"kyaaaaaaA" teriak Leonna karena Verrel berhasil memangkunya dan membawanya di pundaknya.
"gak akan aku lepaskan kamu" ujar Verrel dan membawa Leonna ke kamarnya.
"ya tuhan Verrel, membuat ayah iri saja" gumam Daniel
"idih apaan lagi,, mau lari-larian gitu? Tar encoknya kambuh lagi" ledek Serli dengan kekehannya.
"bukan kejar-kejarnya, tapi ke kamarnya" kekeh Daniel
"idih ayah sadar umur,, udah ahh bunda mau nonton lagi film korea. Tanggung tadi" kekeh Serli mencubit pipi Daniel yang merengut.
Di dalam kamar Verrel menggelitik Leonna hingga Leonna tertawa sampai mengeluarkan air matanya. Verrel menghentikan kelitikannya dan menatap wajah Leonna yang ada di bawahnya. Leonna masih terkekeh kecil dan matanya terpaut dengan mata biru Verrel yang tajam.
"maaf" ucapp Verrel seraya mengusap air mata di sudut mata Leonna
"tidak mau" ucap Leonna merajuk seraya membuat pola di dada Verrel yang masih di balut kemeja Birunya.
"ayolah maafkan kakak, De" ujar Verrel masih belum beranjak dari atas tubuh Leonna
"tidak mau" ucap Leonna semakin merajuk dan membuat pola di dada Verrel dan itu membuat sesuatu yang seharusnya tak bangun menjadi bangun.
"cukup" Verrel menahan pergelangan tangan Leonna yang asyik membuat pola di dada bidangnya. Leonna mengernyitkan dahinya bingung kenapa Verrel menghentikan aktivitasnya yang sedang dia lakoni.
"kenapa kak?" Tanya Leonna dengan polos
"tidak apa-apa, aku akan mandi" ucap Verrel beranjak dan berjalan menuju kamar mandi
"tidak mauuuu,," rajuk Leonna dan seketika meloncat ke punggung Verrel membuat Verrel dengan sigap menahan pantat Leonna di punggungnya. "kakak mau kabur begitu saja,, jahat gak tanggung jawab udah buat aku menangis karena kelitikan kakak" rajuk Leonna
Verrel tersenyum senang dengan keakraban mereka yang semakin dekat. "baiklah tuan putri, apa yang harus hamba lakukan untukmu" ucap Verrel menengok ke arah Leonna yang tengah menyandarkan dagunya di bahu Verrel.
"buatkan aku 100 burung kertas dan ingin di gantung di kamar" ucap Leonna
"100???" Tanya Verrel kaget
"iya,, kakak gak mau? Payah" cibir Leonna
"baiklah,, perintah sang putri tak bisa hamba tolak" ucap Verrel membuat Leonna terkekeh
"yeeee,, makasih kak Verrel sayang. muachhh"
Deg
Verrel mematung saat Leonna mencium pipinya dengan manja. Verrel tersenyum kecil. Leonna turun dari punggung Verrel
"mandilah,, kakak bau asem" ledek Leonna memencet hidung mancungnya
"oke oke" kekeh Verrel dan beranjak memasuki kamar mandi.t teriris dan terluka. Verrel pikir selama ini dia mampu membuat Leonna melupakan Vino dan membuka hati untuknya, tetapi ternyata Verrel salah besar. Di hati Leonna masih ada Vino bukan Verrel.

A Second Chance #Brotherhood 3 (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang