Chapter 13

12.4K 525 6
                                    

Seorang gadis sedang meringkuk diatas tikar dengan tangan dan kaki yang diikat, meskipun badannya penuh dengan debu tapi kecantikannya tak berubah. Letta, gadis itu terperangkap dalam ruangan yang dindingnya tak terbuat dari tembok, terlihat rapuh dan seakan bisa rubuh kapan saja.

Letta mengerang, merasakan sakit dikepalanya yang terasa sangat menyakitkan. Ia perlahan membuka mata. Menyesuaikan retinanya dengan cahaya temaram dalam ruangan pengap tersebut.

Dimana aku?

"Dia sudah bangun. Panggil bos besar!" ucap salah seseorang yang sedari tadi memperhatikan Letta kepada teman satunya lagi yang berkepala plontos. Si kepala plontos hanya mengangguk dan segera melaksanakan tugasnya. Sesaat kemudian, seorang laki-laki dengan setelan jas yang agak kusut dan wajah yang lebam, meskipun wajahnya begitu err.. Mengerikan tapi kilat kebahagiaan terpancar di wajahnya yang tampan. Bahkan ia sempat bersiul ria sebelum memasukki ruangan tersebut.

Mata Letta membulat, kaget melihat siapa yang berani menculiknya.

"Hai sayang"

Renov.

Orang yang menculik Letta adalah Renov. Tapi kenapa Renov menculiknya? Bukan kah mereka berdua sudah berdamai?

Tenggorokannya terasa sangat sulit untuk mengucapkan sesuatu, kering menyakitkan. Mulutnya juga tertutup oleh lakban hitam yang seakan menghilangkan suaranya.

"Kau mau bicara apa sayang?" Renov perlahan mendekati Letta yang mulai menegang. Tangannya yang terikat tak bisa membuatnya banyak bergerak, begitupun juga kakinya. Perlahan, bulir air matanya membasahi pipinya. Membuat aliran sungai kecil di kedua pipinya. Ia takut, sangat takut.

"Sstt.. Don't cry baby. I won't hurt you." ucapnya sambil menghapus air mata Letta yang kian deras.

Brengsek!

Dalam jarak sedekat ini, Letta juga bisa melihat secara jelas wajah pria yang pernah mengisi hatinya. Ia membulatkan matanya untuk kesekian kalinya ketika ia tak sengaja menyusuri wajah mantan kekasihnya itu. Banyaknya lebam yang sudah membiru, sudut bibirnya yang berdarah meskipun hanya sedikit tapi itu sudah membuat Letta sedikit khawatir. Di relung hatinya yang paling dalam, ia mungkin masih menyimpan rasa meskipun sedikit. Hatinya seperti teriris melihat lelaki dihadapannya yang sedang menculiknya ini terlihat mengenaskan. Rambut yang berantakan, kemeja tanpa dasi dan jas kebanggaannya, dan juga wajah penuh lebam dan terlihat.. Sendu?

Pandangan Letta terkunci pada luka itu, setahunya Renov tak pernah memakai kekerasan dalam bentuk apapun. Saat bersamanya dahulu, tak pernah sekalipun pria didepannya ini menggunakan ototnya dalam masalah yang mereka hadapi, ia menggelengkan kepalanya. Pria ini bukan Renovnya!

Renov-nya ?

Bahkan kata-kata itu mungkin telah lenyap bersamaan dengan rasa sakitnya. Ia merasakan sakit dikepalanya, tangannya yang terikat membuatnya tak bisa mencengkeram rambutnya sebagai pelampiasannya. Renov seakan mengerti arti pandangan gadis pujaannya meringis perih sebelum membuka kaitan tangan Letta.

"Don't worry about me baby girl. I'm fine, ini hanya hadiah kecil dari teman lama." Letta mengernyit heran. Hadiah? Dengan pukulan? Hadiah macam apa itu.

"Minumlah itu baby, aku tau kau pasti haus. Maafkan kedua orang-orangku tadi. Mereka pasti tak memperlakukanmu dengan baik kan? Apa yang sakit? Aku akan membunuh mereka setelah ini!!" ujarnya dengan tangan yang mengepal.

Letta POV
Setelah aku meminum air mineral pemberiannya, aku merasa tenggorokanku seperti hidup kembali.

Ahh segarnya

My Possesive PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang