"Dia menyebalkan. Arogan. Pemaksa dann.. Tampan. Arrggh. Pokoknya aku membencinya!" Aletaa Robin Jhonson
"Dia cantik. Bukan hanya kecantikannya tapi sifatnya yang
kekanakan membuat hidupku lebih berwarna. Kan kujadikan dia julietku suatu saat nanti...
Ada yang tau caranya ngeprivat story lewat hp nggak?
Oke lanjut!
***** Masih dengan situasi yang sama. Letta berada di apartemen Renov, melihat sebuah dress brokat bewarna ungu yang elegan. Mungkin Renov masih mengingat warna kesukaannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ia menatap bayangan dirinya di depan cermin. Tubuh indah bak model victoria secret dengan kulit putih mulusnya dan ukuran asetnya yang tidak terlalu besar ataupun kecil membuatnya terlihat begitu anggun. Cantik. Dan pastinya mengagumkan. Untuk wajah ia hanya memoleskan bedak dan eyeliner, tidak lupa juga lipgloss warna peach yang menghiasi bibir mungilnya.
Tok. Tok. Tok.
Pasti Renov! Batinnya yang masih sedikit kesal dengan kata-katanya tadi. Ia pun segera membuka pintu, toh jika ia langsung masuk juga tak apa. Bukankah ini apartemennya? Hah semuanya terasa membingungkan!
Bukan Renov yang didapatinya ketika membuka pintu. Tapi seorang wanita yang ia kira 4-5 tahun diatasnya yang sedang tersenyum padanya seraya menenteng sebuah koper kecil.
"Anda siapa?" belum seseorang dihadapnya ini menjawab pertanyaannya tiba-tiba Renov datang dengan cengiran polosnya.
"Sorry darl, aku tahu kau takkan berdandan melihat dari kebiasaan burukmu itu," ucapnya polos sekali, ya polos minta dicium pakek sepatu!
Letta hanya mendengus menatap mantannya itu sinis. Ia memutar kedua bola matanya ketika mendengar sedikit nada menyindir dari pria dihadapannya. Perasaannya menjadi tak enak ketika Renov menyuruh seorang tadi masuk dan mengeluarkan barang laknat yang sangat teramat dibenci Letta meskipun ia seorang perempuan.
MAKE UP.
Letta memejamkan matanya sekejap untuk mengurangi rasa kesalnya yang kini sudah diujung tanduk. Jika saja ia tak mengingat bahwa diapartemen ini ada orang ketiga. Mungkin Renov akan mendapatkan tambahan lukisan diwajahnya mengingat ia sudah menyulut emosi pujaan hatinya. Poor Renov!
"Apa yang kau lakukan?" desisnya marah. Ia paling tidak suka jika disuruh memakai make up. Menurutnya, make up itu hanya untuk wanita lembek dengan tetek bengek yang bagi Letta sangat memuakkan.
"Mendandanimu?" ucapan pertanyaan dari Renov membuat darahnya tambah mendidih. Wajahnya memerah, bukan karena tersipu atau cuaca yang panas tapi karena marah. Ia sangat membenci dimana situasinya ia selalu menurut tanpa sadar apa yang menjadi kemauan pria yang dihadapannya kini. Entah dengan hatinya atau otaknya yang tidak selaras yang pasti semuanya terjadi begitu saja. Belum sempat ia membalas pertanyaan Renov, ia sudah didorong dan didudukkan didepan meja rias yang entah darimana sudah terpenuhi dengan seperangkat alat laknat!
Uhh ini akan menjadi hari yang panjang!
Ia menyerah, ia terlalu lelah dan lapar untuk menanggapi sikap aneh Renov. Sedangkan Renov hanya tersenyum geli melihat Letta yang pasrah saja ketika ingin di make up. Ia tahu seluk beluk sifat dan kebiasaan Letta, ia hanya tidak ingin dihari spesialnya semua rencana yang membutuhkan pengorbanan sampai wajah tampannya sedikit berkurang ini harus kandas karena sang peran utama tidak perfect.
Oh no!
Setelah 20 menit berlalu, pelayan tadi pamit pergi karena tugasnya telah selesai. Kini, diruangan itu hanya ada Letta yang telah menjadi putri dan Renov yang menatap intens bidadari dihadapannya ini. Dandanannya tidak terlalu menor, tipis namun berkesan. Rambutnya yang panjang di tata sedemikian rupa dengan ornamen kecil yang terpajang disepanjang rambutnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Wajahnya.
Matanya.
Hidungnya.
Dan bibirnya.. Renov membayangkan rasa dari bibir yang ia curi firstkissnya dengan malu-malu.
"Hey!! Ayo!!" bentakkan dari pemilik bibir itu kini berkacak pinggang menatap Renov yang sedari tadi memandangnya. Ia sadar, sangat sadar ketika mata pria dihadapannya menatapnya begitubterasa membakar. Panas dan ahh.. Aku tak mau melanjutkan fantasi itu lagi!
Renov yang tersadar menggaruk tengkuknya yang pastinya tak terasa gatal, ia malu! Ketahuan memperhatikan dengan wajah mupengnya. Sudah dipastikan wajahnya memerah malu sekarang.
Dengan senyum yang bertambah lebar diwajah tampannya. Renov berdiri di depan Letta, memutar tubuh gadis itu dan memasangkan sebuah kain berwarna hitam yang tadinya memang digunakan untuk menutupi mata Letta. Gadis yang sekarang membelakanginya hanya memutar bola matanya dan mendengus ketika tau apa yang akan dilakukan selanjutnya. Ia hanya kesal, kenapa ia tak boleh mengetahui kemana ia akan dibawa pergi? Bukankah setiap wanita harus selalu siaga untuk hal yang tal terduga bukan?
"Let's go my babygirl" serunya seraya menggendong Letta kembali dengan semangat.
"AKU BISA JALAN SENDIRI!!" ucap Letta yang berteriak tepat di depan wajah Renov.
Renov hanya diam dan sedikit meringis ketika mendengar suara bar-bar gadis yang sekarang berada dalam gendongannya. Ia tetap berjalan meski selalu mendengar gerutuan dan seringkali mendapat cubitan maut dari Letta.
*****
Sesampainya ditempat tujuan, Renov memberhentikan mobilnya dipinggir jalan. Disekitarnya juga sudah terpakir dengan rapi mobil-mobil mewah yang pasti kosong.
Letta hanya mengikuti tuntunan Renov dan memegang lengannya dengan keras. Merasakan hawa sejuk nan segar disekitarnya, Letta menghirup nafas dalam-dalam.
Oahh segar sekali! Dimana ini?
"Kita berada dimana?" tanyanya.
"Rahasia," Letta hanya mendengus mendengar jawaban dari Renov.
Sebelum langkahnya terhenti, telinga tajam Letta sempat mendengar suara orang tertawa sebelum semuanya menjadi senyap.
"Kau sudah siap sweetheart?" tanya Renov yang kini beralih kebelakang badan ramping Letta dan memegang kedua bahunya.
Letta hanya menganggukkan kepalanya, perasaannya sudah lelah memikirkan apa yang akan dilakukan Renov terhadapnya.
Renov membuka kain hitam itu dengan hati-hati. Mata indah Letta terbuka perlahan, sebelum penglihatannya jelas suara serempak itu mengagetkannya.
"SUURRPRISEEEEE.."
OH MY GOD!
*****
TBC.
Cukup semanten rumiyin poro readers sedaya ingkang kula tresnani.
PLAKKK! ABAIKAN
OH oke guys, intinya segini dulu lagi puyeng mikirin duit buat beli jas jurusan.
Ujung2nya nyicil juga yekkan? Iyain aja deh.
Tunggu vote, comment, atai maksudnya atau follownya ya