bag. 2

28 3 0
                                    

Bukan dia!

++++++

Dion pov.

"Tasya, benar itu tasya, tak mungkin dia tak mengenalku, apa hanya mukanya saja yang sama? Ahh sial, kenapa ada yang sangat mirip sekalih dengan dia??!!!" Batinku frustasi.

Saat aku bertemu dengannya dikantin, aku terus merhatiin dia. Tapi apa yang salah nyatanya dia seperti tak mengenalku.

"Di ngapain disitu, kesambet lagi?!" Teriak gery ditengah lapangan.

Aku tersentak kemudian memandang teman-temanku yang sudah berada ditengah lapangan, aku berdiri dengan malasnya dan berjalan menuju lapangan. Mengambil bola basket yang nganggur ditengah lapangan.

"Kau kenapa di, jadi ngelamun terus, mikirin cewek absen itu ya?!" Tanya semi.

"Nggak" jawabku datar sambil melempar bola basket menuju jaring. Dan yap masuk dengan mulusnya.

Setelah itu kami memulai latihan kami.

♪♪♪

Lia pov.

Saat ini aku berada didalam kelas sambil ngedengerin elda berpidato eh ralat bercerita tapi lebih ke pidato sih. #oke abaikan.

"Lia malam minggu kamu ada kegiatan nggak, kita hangout bareng yuk, kamu boleh kok ngajak teman-teman kamu, biar rame" ucap elda setelah selesai bercerita.

"Hmm nggak ada sih, boleh juga tu, aku juga malas sendirian dirumah kagak jelas." Ucapku sambil tersenyum.

"Oke, kalau gitu kita ngumpul dikafe, tapi kafenya aku yang nentuin nanti aku kirimin deh alamatnya" ucapnya lagi.

"Oke" ucapku.

♪♪♪

Kantin...

"Hufft sumpah tu pelajaran nyiksa raga, otak dan batin tau nggak, bikin sumpek" ucap elda lesu, sambil menopang dagunya.

"Sama, aku sampai ngantuk nggak jelas. Gurunya juga ngebosenin" ucapku tak kalah lesu.

Elda hanya membalas dengan gungaman.

Tak beberapa lama pesanan kami datang, aku dan elda langsung menyantapnya dalam diam.

♪♪♪

"Hai ka" ucapku lesu saat bersantai ria di tempat tidur sambil skype an dengan ka nia.

"Hai dek" sapa ka nia sambil tersenyum.

"Ka, hari ini aku bete soalnya cowok yang aku taksir tak nunjukin batang hidungnya sama sekalih, jadi aku nggak bisa fotoin dia tadi" ucapku tak bersemangat.

"Yasudah, lain kali saja, kan masih ada hari esok" ucap ka nia.

"Ihh kak ma, aku tu kangen pengen liat mukanya gimana sih" ucapku sambil manyun.

Ka nia hanya menertawakanku.

"Ihh kak, aku lagi galau juga, terus ya ka, masa hari ini pelajaran semuanya tu bikin bosan, sumpek, capek, letih. Pokoknya capek jiwa dan raga deh, bikin bad mood" ucapku semakin manyun.

Ka nia malah memperkencang tawanya.

"Ih kak ma gitu" ucapku sedikit marah.

"Okok, maaf deh, ya dek, maaf" mohon kak nia saat tawanya mereda, tapi masih kelihatan kalau kak nia sedang menahan tawanya. Ih dasar.

"Hei, kak udah minta maaf, kok nggak dimaafin sih, malah didiemin, nggak asik ah" ini kenapa kak nia yang marah heran deh? -_-

"Eh? Kenapa jadinya kak yang malah ngambek sih, kak tu yang nggak asik" ucapku mengkerutkan dahi.

HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang