bag. 6

18 2 0
                                    

How?

+++++

Lia pov.

"Nia kan cuma 2 minggu disini, gimana kalau hari ini kita jalan-jalan bertiga, mama akan ambil cuti selama 2 hari cuma nemanin kalian" ucap mama mengelus kepala aku dan ka nia lembut.

"Kok cuma 2 hari si ma?" Tanyaku tak terima.

"Iya sayang cuma 2 hari, soalnya hari selanjutnya itu mama ada kerjaan, ada pesenan baju pernikahan dari seseorang." Ucap mama dengan raut menyesal.

"Oh gitu ya ma, okedeh" ucapku tersenyum membuat mama juga ikut tersenyum.

♪♪♪

"Aku chocolate dounat sama chocolate ice 1" ucapku tersenyum pada waitress.

"Aku black forest dan ice cream strowberry topingnya buah strowberry dan juga pop ice vanilla 1" ucap ka nia

"Kalau saya pancake 1 dan lemon tea 1" ucap mama.

Waitress tersebut mencatat semua pesanan kami sebelum beranjak pergi.

"Akhirnya kita bisa hangout bareng, ya meskipun nggak ada papa sih" ucap aku dan sesaat kemudian aku merasa bersalah dengan ucapanku saat melihat raut wajah mama yang berubah sedih.

Ka nia hanya melirikku tajam.

"Ma" panggilku seraya memegang lembut tangan mama "maaf, bukan maksud aku nyinggung perasaan mama" ucapku tak enak hati.

Mama menatapku sambil tersenyum lembut membalas mengusap jemariku lembut.

"Tak apa, mama nggak sedih kok" ucap mama.

Aku bisa lihat kok, ada kesedihan dimata mama, mau bagaimana lagi hubungan keduanya tak bisa diselamatkan.

Papa dan mama 11 tahun lalu memilih berpisah, alasannya karena nggak cocok,absurd banget kan?!

pada saat itu umur aku sama ka nia baru menginjak 5 tahun dan kami harus berpisah, aku ikut mama ke indonesia, sementara ka nia tetap bersama papa di singapura.

Semenjak itu aku dan ka nia berkomunikasi lewat telepon, dan semakin hari semakin canggih kami bisa bervideo call dan skypean bareng.

Menceritakan setiap keseharian kami.

Aku rindu masa-masa dimana kami ber-4 tidur bersama, bercerita, bercanda, hangout.

Aku juga rindu papa, lama nggak ketemu, waktu itu ketemu pas aku lulus SD.

"Abis ini kita belanja, terus jalan-jalan sampai puas" ucap mama membuatku kembali kedunia nyata.

Sesaat kemudian pesanan kami datang.

Kami menikmatinya dan sesekali berceloteh dan bercanda bersama.

♪♪♪

"Oh ya ampun, capeknya" ucap ka nia sambil duduk dengan lemasnya disofa.

"Mama juga" ucap mama, menenteng belanjaannya dan duduk disebelah ka nia.

Aku hanya mengangguk dan membuang sembarang arah belanjaanku dan mulai mengurut kaki yang bentar lagi mau remuk.

Drrt...drrt...drrt..

"Ka ada telepon tu" ucapku menatap ka nia yang lagi memijit kakinya.

"Oh, siapa sih?!" Ucap ka nia sedikit kesal seraya mengambil ponsel miliknya yang dia buang diatas meja.

Setelah melihat nama sipemanggil ka nia tersenyum dan melihat ke arah mama dan aku sambil ngomong 'papa' tanpa suara.

Mama langsung mengubah posisinya menjadi duduk dengan tegap dan mengisyaratkan untuk diloudspeaker. Sedangkan aku duduk sedikit condong kedepan.

HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang