Apa benar itu dia?
+++++
Nia pov.
"Hai ja." Sapa ku duduk berhadapan dengan jason.
"Oh hai nia" sapa nya balik seraya menatapku sekilas dan kembali melanjutkan kegiatannya.
Aku hanya memperhatikan jason yang sedang asik mencatat sesuatu, entah apa itu. Yang jelas sangat penting terlihat dari wajahnya yang tampak serius.
Aku menghembuskan nafas malas, sambil menyandarkan punggungku disandaran kursi. Kalau sudah bengini maka dia takkan peduli dengan sekitarnya.
Dicuekin. -_-
30 menit kemudian.
"Akhirnya" ujarnya senang, sambil merenggangkan kedua tangannya keatas.
"Oh hai nia" ujarnya sedikit terkejut dengan kehadiranku.
"What?!" Tanyaku sedikit membentak.
"Sudah lama?" tanyanya lagi, dan pertanyaan ini sempat membuatku naik darah, nggak nyadar apa sudah dari tadi, dan tadikan sempat nyapa, oh ya ampun!!!
"Sudah, seabad yang lalu" jawabku datar.
"Eh? Berarti dari tadi dong, kok aku nggak ngeliat?" Ujarnya
"Padahal tadi nyapa?!" Ucapku pelan kemudian beranjak pergi. Pegel dari tadi duduk terus.
"Sudah lupain aja" ucapku datar, dan berjalan keluar kelas.
Karena tidak mendapat jawaban aku membalikkan badanku menatap si jason.
Dan yang ditatap malah diam dengan tatapan bingung.
"Nggak mau pulang, betah disekolah?!" Tanyaku dia sempat terkejut membuatku menaikan sebelah alisku. Menatapnya yang saat ini sedang salah tingkah sambil membereskan bawaannya.
Dia hanya tersenyum lalu berjalan menghampiriku dan merangkulku.
"Ayok pulang" ajaknya.
Aku hanya memutar bola mata malas, sambil berjalan beriringan dengannya.
♪♪♪
"Hai ka" sapa adik kecilku,
uh meskipun sudah berusia 16 tahun tapi dia masih seperti 11 tahun yang lalu, keci, manja dan polos.
"Hai dek"
"Ka, hari ini aku senang sekalih, soalnya cowok yang aku biasa ceritain tu ka, tadi dikantin dia duduk sendirian, trus aku samperin ya meskipun ada suasana penolakan tapi karena aku tak mau nyerah, aku deketin dan nanya dia mau makan apa, dia ngejawab lumayan datar sih, tapi tak apa. Jadi aku pesenin, dan finnaly aku sama dia makan berdua dikantin, uhh senengnya. Dan salah satu kebiasaan dari dia yang baru aku tahu dia kalau mau makan berdoa dulu, trus selesai makan dia minumnya pake air hangat nggak mau yang dingin. Aku sempet tanya kenapa,tapi dia bilang itu nggak penting kalau aku tahu. Hufft terus dia itu juga irit kata-kata kak." Ucapnya dengan ekspresi yang berubah-ubah dari senang, antusias, sampe sedih.
Kayak ngedongeng.
"Oh" ucapku bingung mau bilang apa.
"Ih kok ka malah oh sih, kan aku ceritanya panjang" ucapnya sedikit kesal.
"Ya bingung aja adek, ka mau jawab apa coba. Ya cuma bisa bilang adek usaha lagi aja, siap tahu hatinya luluh" ucapku sedikit membujuk.
"Mm oke oke, berarti harus usaha lagi ya?" Tanyanya polos.
Oh ya ampun betapa polosnya adikku ini.
"Iya sayang"
Dia hanya tertawa menanggapinya, dan sesekali mengangguk-angguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt
RomanceKau harus tahu betapa menyakitkannya, saat semuanya cuma kepura-puraan!! Dan kau juga harus tahu, bahwa semua ini bukanlah kepura-puraan!!