Rasa ini?
++++++
Dion pov.
Saat aku sedang berjalan menuju parkiran aku tak sengaja mendengar alunan sebuah alunan musik dan suara yang merdu dari dalam ruangan musik.
Siapa yang lagi nyanyi?
Aku berjalan masuk menuju ruangan musik dan melihat siapa orangnya.
"itu Nia atau lia?" Tanyaku bingung masih tak bisa membedakan keduanya.
Aku hanya memperhatikan sampai dia selesai.
Saat selesai dia menatapku lalu tersenyum.
"Dion?" Ucapnya senang.
"Hai lia?" Ucapku ragu..
"Iya aku lia, mau dipakai ruangannya?" Tanyanya seraya menaruh kembali gitar ketempatnya.
"Tidak, tadi sempat lewat dan penasaran siapa yang lagi nyanyi" jelasku dia hanya mengangguk kemudian berjalan menujuku sambil menenteng gitarnya.
"Oh kalau gitu, aku pulang duluan ya, lagi ada urusan" ucapnya tersenyum.
"Urusan?" Tanyaku penasaran.
"Iya, aku mau datengin club yang aku dan ketiga temanku dirikan, jadi hari ini kita janjian mau ngelatih anak-anak nyanyi dan main musik" jelasnya.
"Ow, boleh aku ikut?, aku juga suka musik" Tanyaku.
Dia mengangguk "boleh, ayok" ajaknya.
Aku dan lia berjalan menuju parkiran dan kami pergi naik angkutan umum.
"Kamu nggak ngerasa risih?" Tanyaku
"Risih? Karena?!" Tanyanya menaikan sebelah alis.
"Yaa, karena naik angkutan umum, kan biasanya cewek paling anti yang kayak gitu" jawab ku dia hanya terkekeh lalu menggeleng.
"Yaa nggaklah, kadang kalau mama nggak nganterin aku biasanya naik angkutan umum, kadang juga bis kota. Tapi tadikan bisnya lama, aku takut telat, nanti dimarahi" ucapnya.
"Dimarahi? Oleh ketua kamu?" Tanyaku.
"Dimarahi nara, soalnya dia anak yang paling nggak suka ngaret" jawabnya.
"Nara? Temen kamu?" Tanyaku lagi.
"Iya, na sudah sampe. Bang depan" ucap lia.
"Baik neng" jawab abang sopir.
Setelah turun dan membayar, aku dan lia berjalan masuk menuju sebuah rumah yang terlihat kecil tapi nyaman.
"Kak lia..." pekik seorang gadis kecil berlari menuju lia.
"Hai, sania" sapanya balik sambil memeluk gadis cilik itu.
"Ka nara, sama ka onya sudah didalem" ucap sianak lalu berjalan masuk kedalam.
"Kok anak kecil, emang kau mau ajarin musiknya pada anak kecil? Club kalian ini club apaan sih?" Tanyaku menaikan sebelah alis.
"Jadi club ini kita buat karena kita kasihan pada anak-anak terlantar, anak-anak berkebutuhan khusus" ucapnya sambil berjalan masuk dan aku hanya mengikutinya dari belakang.
"Dan disini kita ingin mengembangkan talenta mereka, jadi bukan hanya ada musik, dance, tapi ada juga kesenian daerah, tari tradiaional juga ada. Makanya aku dan ketiga temanku itu ngeusahain buat ngelatih mereka. Berusaha buat belajar dance, belajar nari tradisional, belajar ngelukis serta teori dasarnya juga" jelas lia, aku hanya memandang kagum padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt
RomanceKau harus tahu betapa menyakitkannya, saat semuanya cuma kepura-puraan!! Dan kau juga harus tahu, bahwa semua ini bukanlah kepura-puraan!!