Again??
+++++
"Hai nia.." sapa elda saat memasuki kamar rawat lia.
"Hai" balas nia sambil tersenyum.
"Bagaimana keadaanya?" Tanya elda seraya duduk disamping nia.
"Masih kayak seminggu yang lalu" jawab nia murung.
"Dia pasti bangun, tenanglah. Jangan terlalu dipikirkan" ucap elda berusaha menghibur nia, nia hanya mengangguk sambil tersenyum.
Tok..tok..tok..
"Masuk" ucap nia.
Saat pintu terbuka nampaklah wajah seorang anak kecil dan dibelakangnya yuna yang sedang memegang pundak anak itu.
"Hai yun.." sapa nia.
"Hai.." balas yuna tersenyum pada nia dan elda.
"Hai karin" sapa nia lagi sambil memeluk anak kecil itu.
"Hai ka nia" balas anak itu lalu melepas pelukannya.
"Yang lain?" Tanya nia.
"Tidak datang, katanya besok" jawab yuna seraya menaruh satu kantung plastik berisi buah.
Nia melirik kantung yang ditaruh oleh yuna diatas meja.
"Kau sungguh baik yun, tapi kau tak perluh repot-repot. Lia juga belum sadar" ucap nia.
Yuna duduk disamping elda lalu menyandarkan pundaknya disandaran sofa, sedangkan karin sudah duduk disamping nia sedari tadi.
"Kan ada kamu, mama kamu dan juga papa kamu. And than sebentar lagi dion juga datang. Jadi bisa dimakan kan?" Ucap yuna menatap jahil pada nia.
"Ya ya ya.. kau menang" ucap nia sedangkan yuna hanya terkikik geli.
"Apa nara dan onya masih memarahiku?" Tanya nia setelah melewati masa diam ketiganya.
Karin yang merasa bosan memutuskan untuk keluar mencari es krim.
"Entahlah, aku sudah jelaskan semuanya tapi mereka malah diam saja" jawab yuna terseyum kecut.
"Oh, " gumamnya tersenyum kecut.
Dan suasana kembali hening.
Elda yang sedari tadi bingung mau membahas topik apa untuk menutupi keheningan ini.
"Hai ka.." sapa karin saat membuka pintu kamar rawat lia.
Nia, yuna dan elda menatap anak itu sambil tersenyum.
"Sudah dapat es krimnya?" Tanya yuna.
Karin hanya menggeleng dan mengerucutkan bibirnya seraya berjalan menuju yuna sambil memeluk gadis itu.
"Ya sudah, jangan sedih. Nanti besok kakak traktir es krim yang banyak.." ucap nia membuat semangat anak itu kembali.
"Iya ka nia, karin tak sedih lagi" ucapnya membuat ketiganya terkikik geli.
"Oh iya nia, sudah malam ni. Aku dan karin pulang dulu ya, besok kita kesini lagi" ucap yuna.
"Aku juga nia, besok atau lusa aku datang lagi" ucap elda.
"Oke, thanks ya sudah datang ngejenguk adik aku" ucap nia.
"Bye .." ucap yuna dan elda bersamaan, dan beranjak bangun sambil menenteng tas mereka
"Bye ka nia.." ucap karin sambil memeluk nia sekilas
"iya sayang.." sahut nia membalas pelukan singkat dari karin.
"Bye... hati-hati ya.."Ucap nia lagi saat yuna, karin dan elda membuka pintu, mereka hanya menoleh sekilas keaeah nia sambil tersenyum sebelum menghilang dibalik pintu..
♪♪♪
"Dokter, kenapa anak saya belum bangun juga, diakan sudah dioperasi?" Tanya jean mamanya lia.
"Maaf, nyonya. ini merupahkan operasi yang besar, jadi wajar jika anak anda belum sadar. Tapi kita akan tetap memantau kalau anak anda belum sadar juga dalam waktu 3 minggunya maka dia dinyatakan koma" ucap dokter sontak membuat tangis mamanya pecah. Haris yang sedari tadi disampingnya hanya bisa menenangkan mantan istrinya.
Dan dari kejauhan juga terlihat nia dan dion yang baru datang, mereka telah mendengar semuanya.
Akankah lagi? Batin keduanya.
'Aku mulai merasa bahagia kemarin, apakah harus lagi?!' Batin dion.
'Jangan lagi..' batin nia.
Nia dan dion cukup lama berdiri menjauh dari kedua orang tua nia.
Nia memutuskan untuk berjalan menuju taman rumah sakit.
Dion yang sedari tadi mengikuti nia dari belakang tanpa sepengetahuan nia hanya menatap nanar punggung itu.
Dion berjalan masuk kedalam kamar rawat lia dan duduk disamping bangsal lia, dion tak melakukan apa-apa, hanya sekedar menatap kosong kearah lia.
Sedangkan ditaman nia menangis dengan pilunya.
Berharap agar Tuhan mendengar tangisannya dan membuat adiknya bangun dari tidur panjangnya.
♪♪♪
Disekolah.
"Apa terjadi sesuatu sama lia, mereka terlihat... murung" ucap gery menatap dion, nia dan elda secara bergantian.
Dimas mengedikan bahunya "entahlah" ucapnya
"Kalau dion sih, memang tampangnya seperti itu, aku malahan tak bisa membedakan ekspresi murungnya dan eksperi datarnya" ucap gery sambil melirik kearah dion. "Kalau nia sumpah wajahnya kayak nggak tidur, terus matanya bengkak lagi, dan yang paling aneh, si elda cacing kepanasan itu, tak biasanya dia seperti itu" lanjut gery lagi sambil memperhatikan ketiganya dengan teliti.
"Kau perhatian juga sama elda" ucap deni disertai senyuman miringnya
Gery yang mengerti arti pernyataan itu langsung melempar sedotan yang sedari tadi bertengger dijari-jarinya.
"Bukan seperti itu..!" Ucap gery tak terima.
sedangkan deni dan dimas hanya terkekeh melihat temannya yang salah tingkah.
♬♬♬
Delee
Part ini cuma sengini aja ya, authornya lagi sedih soalnya cerita yang sudah dibuat kehapus.. #pennangis... huwaaaa.. T_T.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt
RomanceKau harus tahu betapa menyakitkannya, saat semuanya cuma kepura-puraan!! Dan kau juga harus tahu, bahwa semua ini bukanlah kepura-puraan!!