bag. 5

27 2 0
                                    

Twins?

+++++

Lia pov.

"Wanna play a game?" Ucap seseorang membuatku sedikit terkejut dengan kedatangannya.

Aku berbalik dan mendapati ka kean yang sedang bersandar di pintu kamarku sambil mengayunkan sebuah nintendo wii.

"Aaaahh, ka kean" pekikku senang lalu sedikit berlari dan memeluknya erat.

Ouuhh aku rindu wangi parfumnya.

"Hai sweety, how are you?" Tanyanya sedikit merenggangkan pelukannya.

"Fine, brother. How about you?" ucapku seraya menuntunnya menuju sofa.

"Like you see, litlle sista" ucapnya mencubit sebelah pipiku seraya duduk disofa.

"Ka kapan datang?" Tanyaku, menyodorkan setoples biskuit.

"barusan" ucapnya mencopot sebuah biskuit, dan memakannya.

"Dek" panggilnya mengayunkan sebuah nintendo wii didepanku.

Aku hanya tersenyum dan mengangguk antusias.

"ok" ucapnya, seraya memasang wii ketelevisi.

Aku mengambil stick dikotaknya lalu melemparkan yang satunya pada ka kean.

"Baseball?" Tantang ka kean, dengan cengiran songongnya.

"Ok" ucapku tersenyum mengejek.

Drrt...drrt..drrt..

Aku melirik kearah ponselku sebelumya telah mempause permainanya dan membuat ka kean sedikit mengerang.

Aku meliriknya dan memberikan isyarat sabar.

"Halo" ucapku.

"Halo dek, ka di depan ni. Kamu dirumah kan, kok kosong?" Ucap ka nia.

"Depan mana ka?" Tanyaku mengkerutkan keningku.

"Depan rumah mama sama kamu lah dek" ucapnya terdengar helaan nafas jengah.

"Depan rumah?" Tanyaku memastikan.

"Iya, dek. kamu dirumah kan?" Tanyanya.

"Aaaaaaahhhh ka nia coming" pekikku senang seraya berlari keluar kamar menuruni anak tangga dan membuka pintu depan.

"Kaaaaaa niaa..." pekikku seraya memeluk ka nia yang tengah berdiri memegang koper.

"Holla adik manisku, kau tambah besar ya?!" Ujar ka nia mengelus lembut kepalaku.

"Ka aku kangen" ucapku memperkencang pelukanku.

"Iya kakak juga" ucapnya.

Setalah beberapa detik lamanya kami berpelukan, mama entah dari mana datangnya, merusak adegan kami.

"Nia, anak mama, ya ampun kamu datang sayang" pekik mama senang, seraya menutup mulutnya dengan kedua tangan.

Aku dan ka nia saling melepas pelukan kami dan menatap mama yang kini menatap kami dengan tatapan haru.

"Mama, nia kangen" ucap ka nia seraya memeluk mama.

"Mama juga" ucap mama membalas pelukan ka nia.

Aku juga ikut menggabungkan diri memeluk mama dan ka nia, dan inilah kami ketiga taletubies.

"Aku nggak dipeluk?" Tanya seseorang.

Sontak membuat aku, mama dan ka nia menoleh ke asal suara.

HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang