17 - Hope

9.9K 632 48
                                    

Dingin, sepi, dan canggung.

Bagaimana mungkin sebuah ruangan yang sering kita sebut UKS memiliki hawa seperti itu.

Dua insan yang masih berhadapan dengan perasaan campur aduk membuat suasana semakin suram.

Diam pun menjadi pilihan sejak beberapa menit yang lalu.

Mungkin mereka berbicara menggunakan telepati atau semacamnya untuk saling berkomunikasi.

Plak

"Katakan padaku apapun yang masih kamu sembunyikan."

Laki-laki itu hanya diam dengan menahan perih pada pipi kanannya.

Plak

"Ayo Katakan!"

Sang gadis pun tak kuasa menahan amarah dan rasa kecewanya.

"Tampar saja aku sesukamu jika itu bisa membuatmu tenang"
Ujar laki-laki itu dingin.

Lebih tepatnya pasrah.

Plak

Dan lagi-lagi, hanya rasa perih yang ia terima.

"Jin, demi tuhan aku membencimu. Sangat membecimu"
Ujar Sowon lirih.

Ia menunduk beberapa saat untuk menenangkan diri.

Tapi setelah itu, jemari lembutnya membelai pipi Jin yang memerah karena tamparannya.

Ia ikut sedih melihat laki-laki terkasihnya hanya menunduk sejak tadi.

"Tolong, hentikan semua permainanmu.
A-aku tak ingin kamu terluka sendiri nantinya"
Jin sedikit mendongak menatap mata coklat gadis didepannya.

Meneduhkan. Ia begitu merindukannya.

"Maaf."
Bisik Jin lirih, tapi Sowon masih dapat mendengarnya.

"Kenapa?"
Tanyanya tak habis pikir, betapa keras kepalanya laki-laki ini.

"Ada banyak hal yang menjadi alasanku, dan tentu aku punya privasi dan ada saatnya kamu tak boleh masuk"
Ujar Jin datar.

Sowon tersenyum kecut.

Tapi ia tak menyerah.

Tangan lembutnya membelai pipi halus pria dihadapannya.

"Kamu mencintaiku kan? Aku tau kamu orang yang baik, aku mengenalmu lebih dari siapapun Jin"
Ujar Sowon lembut

Seketika itu pula Jin bisa merasakan jantungnya bergemuruh.

Sowon.

"Aku punya masa lalu yang buruk, aku tak mau kamu semakin menjauhiku"
Ujar Jin lirih.

Sowon menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"Hei, aku mencintaimu, tapi bukan dirimu yang seperti ini. Tolong, beritahu aku, apapun yang menjadi bebanmu, kita bisa menyelesaikan nya Dengan cara yang lebih baik."
Ujar Sowon meyakinkan.

Jin benar-benar merasa tersentuh melihat senyum tulus Sowon.

"Aku mencintaimu"
Lirih Jin.

Sowon tersenyum mendengarnya.

"Kalau begitu mulailah menjelaskan."
Ujar Sowon dengan berusaha menekan amarahnya hingga titik paling dalam.

"Aku tak tau harus memulai dari mana"
Ujar Jin pelan.

Ia merasa seperti tak memiliki tenaga lagi saat berhadapan dengan Sowon.

"Mulailah dengan menjelaskan tentang Joy"
Sowon sedikit menggeram saat mengucapkan nama gadis itu.

Forever (BTS X GFRIEND) [ON REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang