Prolog

95.2K 4K 142
                                    

Suara adzan shubuh berkumandang. Terdengar di seantero kota. Di sebuah pondok pesantren besar yang berada di sudut kota jakarta suara adzan itu begitu indah terdengar.

Di dalam masjid yang lumayan besar yang sanggup menanampung para santri dan santriwati untuk melaksanakan shalat berjama'ah di mesjid.

Seorang lelaki tampan sedang menutup sebelah telinganya dengan tangan dan mendekatkan mulutnya dekat mikropon. Ternyata dari sanalah suara indah itu berasal. Dari sesosok lelaki muda bersahaja dengan wajah begitu teduh.

Semua santri dan santriwati masuk memenuhi masjid itu untuk melaksanakan shalat shubuh berjama'ah.

Setelah adzan selesai lelaki itu mundur dan melaksanakn shalat sunnah seperti biasanya dan tentunya semua orang yang berada disana.

Dia kembali berdiri dan beriqomat memberitahukan bahwa shalat akan segera di laksanakan. Semua orang yang berada dalam masjid berdiri merapikan shaf mereka.

Seorang lelaki paruh bayu maju ke depan untuk mengimami shalat subuh berjama'ah. Keadaanpun senyap hanya di isi takbir oleh orang - orang yang sedang mengerjakan shalat.

**

Di sudut lain tempat hingar bingar ibu kota di jam segini menutup jam operasionalnya. Dari sana keluar seorang wanita muda yang mencaci maki karyawan yang menyuruhnya paksa untuk pulang.

Wanita muda itu berjalan sempoyongan. Matanya teler dengan riasan make up yang sudah tidak beraturan. Dia mengambil handponenya dan menelpon seseorang.

"Cepat jemput saya. Sekarang!!!" Perintahnya gak mau di bantah.

Wanita muda itu menunggu tidak sabar sampai ada mobil mewah berhenti di depannya. Seorang lelaki paruh baya keluar dari dalam mobil itu dengan sikap begitu sopan dia mempersilahkan wanita itu masuk.

Mobil mewah itu berhenti di halaman rumah mewah. Wanita muda itu keluar dengan jalan yang masih sempoyongan.

"Non. Boleh mang ujang bantu." ujar si lelaki paruh baya.

Wanita yang di panggil non itu tidak menggubris tawaran mang ujang sama sekali. Dia tetap melanjutkan langkahnya memasuki lift untuk ke kamarnya. Rumah ini sangat mewah dengan segala fasilitasnya.

**

Di pondok pesantrean As - sidiq. Ihsan sidik pimpinan pesantren besar ini. Pesantren ini tidak tergerus oleh ke megahan dan kehingar bingaran kota jakarta. Nilai - nilai islam tetap di jaga disini.

Apalagi setelah Annisa Sidiq anak perempuan dari pemilik pesantren ini menikah dengan seorang putra mahkota Dubai dan sekarang sudah naik tahta menjadi Raja Dubai. Nama pesantren As - sidiq menjadi pesantren menggiurkan buat menimba ilmu agama. Ada banyak lapangan kerja yang di sediakan tapi pesantren ini menerapkan kemandirian kepada semua santrinya.

Ilmu tulisan dan lisan mereka ajarkan setiap harinya. Dari sana bisa menjadi peluang dakwah baik dari segi tulisan ataupun secara lisan.

Semua santrinya di sebar ke berbagai kalangan untuk menyebar nilai islam yang mulai hilang di negri pertiwi ini.

Pesantren As - sidiq menjadi pesantren yang sangat bagus dalam segi apapun dan para orang tua tidak khawatir memondokan anaknya disini.

Ihsan sidiq sebagai pimpinan baru pesantren ini menggantikan ayahnya. Usianya sudah menginjak 28 tahun dan masih berstatus single sedangkan kedua adik perempuannya sudah menikah dan mempunyai anak.

Tidak ada yang salah dengan dirinya. Wajahnya tampan. Dengan segala pemahaman hidupnya juga agamanya yang mumpuni. Dia sudah pantas untuk menikah tapi selalu saja berakhir akhirnya. Dari proses ta'aruf yang berakhir keraguan dari dirinya. Ihsan selalu beristigfar untuk hal itu. Keraguan yang menggelayutinya di saat ada yang bersedia menemaninya di sisi.

IhsanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang