Langit biru terhampar jelas, Awanpun seolah menyingkir tidak mau menghalangi langit yang menampakkan luasnya
Matahari begitu leluasa menyengat kulit - kulit manusia tanpa mengasihani
Angin siang hari bergerak risau menghantarkan panas kepada relung hati seorang wanita yang terpaku di balik kemudiCemburu itu berbahaya, harapan itu melenakan, kemungkinan itu meresahkan dan kenyataan itu menghancurkan hati yang mendamba
Lamunan Keira bunyar, pegangan tangannya disetir kemudi yang semakin menguat. Fatimah masuk kedalam mobil berserta Zahra
Zahra duduk di jok belakang. Fatimah duduk disampingnya. Suasana canggung melingkupi atau bisa di bilang suasana tidak mengenakan bagi keira sendiri, Mungkin
Keira mulai melajukan mobilnya mengikuti instruksi Fatimah menuju tempat untuk membeli keperluan pesantren
Didalam mobil itu tidak ada yang bersuara. Zahra terlihat asyik dengan handphonenya. Sepertinya dia sedang asyik chatting dengan keluarganya. Keira melirik sekalilas dari kaca spion
Sedangkan Fatimah. Dia terlihat membuka Al - qur'an kecil dan mengaji disampingnya dengan suara merdu dan Keora fokus ke jalanan
Tidak hari kerja atau minggu jakarta tetap saja macet. Keira mengetuk - ngetuk tangannya disetir mobil. Macetnya tidak terlalu parah seperti hari kerja
"Nah kei, Toko itu. Kita berhenti disana" Ujar Fatimah
Keirapun melajukan mobilnya kesebuah toko dan menghentikan mobilnya di pelataran parkir. Fatimah turun, diikuti dengan Zahra
Keira tetap diam di mobilnya
"Kak kei,ayo ikut masuk" Ujar Zahra
"Enggak aku menunggu disini saja"
Zahra dan Fatimahpun tidak memaksa. Dilihat dari tokonya, toko ini begitu besar dengan nama yang islami. Mungkin keperluan pesantren ada di tempat ini tanpa perlu mencari ke tempat lain
Keira mulai bosan. Dia mulai menyalakan lagu. Memencet tombol yang ada di dashboard mobil. Entah apapun lagu yang ada, keira akan mendengarkannya untuk membunuh bosan
Tapi yang terdengar suara orang yang mengaji. Keira gak heran karena tahu siapa pemilik mobil ini. Keira menyamankan posisi duduknya. Rasa ngantuk menyerangnya dan tidak berapa lama dia terlelap
Suara lembut yang mengaji itu membuai pendengarannya. Menentramkan jiwanya. Biasanya telinga Keira dipenuhi dengan dentaman keras musik dan suara melengking penyanyi
Tapi siang ini. Telinganya seolah tersenyum karena ia tidak terlalu berfungsi lebih keras menyaring suara - suara berisik itu
Kaca mobilnya ada yang mengetuk begitu keras sehingga dia terlonjak bangun. Zahra terlihat nyengir diluar kaca mobil
Keira membuka kunci mobil sehingga pintu bisa dibuka. Fatimah masuk
"Maaf yah mengganggu istirahatku. Kita lama yah di dalam?" Tanya Fatimah lembut
"Enggak. Tidak apa - apa"
"Kak kei, Maafin Zahra juga,hehe"
Keira hanya mengangguk saja
"Baru jam setengah tiga, Kita cari makan yuk" Ajak Fatimah
"Kan tadi udah makan siang di pesantren, kalau baso gimana? Zahra kepengen bakso Ustadzah"
Fatimah tertawa tapi tetap terdengar merdu ditelinga. Perempuan shalih apapun yang dia lakukan begitu sedap terlihat ataupun terdengar
"Iya udah ayo. Kei kamu suka bakso?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ihsan
Spiritual[SUDAH TERBIT] Keterkaitan cerita #4 Ihsan sidiq kakak laki - laki dari kadua perempuan yang di pinang lelaki luar biasa yaitu Annisa Sidiq dan Humaira sidiq..Ini kisahnya.. Seorang lelaki yang tunduk patuh kepada syariat islam tapi di saat ada yan...