Part 6

42.6K 3.1K 128
                                    

Hari baru di mulai. Angin dini hari seolah menyambut langkahnya. Keira gadis itu setelah shalat malam dan sedikit pelajaran Al - qur'an yang di ajarkan umi, Dia langsung melangkahkan kakinya menuju dapur pesantren

Kemarin salah satu pengurus pesantren mengantarnya ke tempat ini dan mulai bekerja besok sebagai pengurus konsumsi pesantren. Tiap pagi dan sesudah ba'da ashar pesantren menyediakan makanan untuk para santri setiap harinya

Keira melangkah dengan ragu di saat melihat dapur pesantren yang terlihat begitu sibuk di jam seperti ini. Dia tidak punya kemampuan memasak sama sekali. Apa dia bisa? Tanyanya dalam hati

"Keira kan?" Tanya salah seorang wanita paruh baya yang terlihat membawa belanjaan begitu banyak

"Iya, saya"

"Tolong bantu bawa barang belanjaan di depan. Mang Parjo lagi menurun - nurunkannya"

Keira mengangguk dan langsung bergegas menuju ke depan. Terlihat barang - barang belanjaan berjejer di samping mobil

Parjo yang melihat kedatangan Keira memberikan senyumannya

"Mang, saya di suruh ambil belanjaan"

"Iya neng, Bawa yang di kresekin aja yah, yang di karungin mah berat biar mang parjo aja nanti yang bawa"

Keirapun menuruti. Dia membawa dua kantung keresek penuh bahan makanan. Setelah itu ada beberapa santri perempuan datang dan membawa keresek - keresek yang lain

Keirapun masuk ke dapur pesantren itu yang ternyata luas sekali. Terlihat ada wanita - wanita paruh baya yang bukan orang pesantren. Mungkin mereka ibu - ibu tetangga pesantren yang bekerja disini

Terlihat juga santri perempuan sekitar lebih dari sepuluh orang. Keira meyakini mereka di tugaskan piket bergiliran di dapur pesantren

Keira menyimpan keresek itu di atas meja besar. Ibu paruh baya tadi menghampirinya kembali

"Keira. Sini bantu ibu kupasin kentang yah" Ujarnya

Keira mengangguk kikuk. Dia disini yang tidak memakai jilbab sendiri. Dia mencolok sendirian

"Astagfirullah. Ibu lupa. Ayo ibu perkenalkan kamu kepada pengurus dapur ini"

Semua orang yang ada di dapur perhatiannya tearah kepada Keira karena ibu paruh baya barusan meminta perhatiannya

"Assalamu'alaikum kita kedatangan pengurus baru. Mohon bimbingan kalian. Perkenalkan dirimu"

"Nama saya Keira" perkenalan keira singkat

Ibu paruh baya yang di sampingnya tersenyum lalu menyuruh semua kembali ke pekerjaannya masing - masing

"Nama ibu, ibu Diah" Ujarnya

Keira hanya mengangguk saja. Ibu tadi mengajaknya ke salah satu sudut ruangan ini. Di depan meja besar juga ada sebaskom air dan sekarung kentang. Terlihat sebagian santri ada disini

"Kamu bantu mereka yah. Kamu bisa ngupas kentang?"

Keira menggeleng sambil tersenyum canggung

"Biar ibu ajarkan"

Keirapun memerhatikan dengan seksama

"Begini. Bisakan?"

Keira mengangguk lagi dan mengambil alih pisau di tangan ibu Diah itu

"Jangan tebel - tebel ngupasnya ya neng"

Keira hanya mengangguk saja. Dia mencoba, awalnya begitu berat tangannya di gunakan untuk mengupas tapi lama - kelamaan dia mulai bisa

IhsanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang