#05 Complicated

14 1 0
                                    

Aku bangun lebih pagi dari biasanya, tapi aku tidak tau alasannya. Padahal aku baru tidur pukul 2 pagi, huft. Sebenarnya ini baru pukul 4. Kamarku masih gelap, AC masih menyala, buku-buku berserakan, dan pintu masih terkunci rapat.

Kamarku tergolong cukup besar, dengan dinding yang di penuhi wallpaper dan sticker glow in the dark, tirai yang terikat diantara jendela, dan lemari buku yang lebih besar dari lemari bajuku, sebenarnya aku tidak bersyukur. Tidak sama sekali.

Dulu, teman-temanku datang ke rumah besar ini. Mereka terkejut ketika menyadari ukuran asli rumah ini, 4 rumah yang dijadikan satu.

Awalnya semuanya terasa menyenangkan, mereka terasa lebih ramah, lebih sering main ke rumahku, dan lebih terlihat membutuhkan aku.

Aku merasa senang, sebelum aku tahu maksud mereka yang sebenarnya.

Mereka memanfaatkanku.

Dan sayangnya aku terlalu mudah percaya pada orang lain. Dan kebiasaan burukku itu sangat sulit untuk ku ubah.

☀☀☀

"Angel? Kamu udah bangun?"

Aku melihat ke arah pintu dan terdiam. Apa aku berhalusinasi?

Aku membuka pintu dan dia sedang berada di luar, diluar dugaanku.

"Feeling aku ternyata tepat. Aku kira kamu masih tidur. Aku lapar nih, kita makan yuk."

"Kok kamu gak tidur?"

"Aku kebangun. Mimpiin kamu. Aku kangen."

Aku berjalan melewatinya tanpa memperdulikan kalimat yang baru saja membuatku tersentak.

Dia kangen sama aku? Pasti dia bercanda.

Aku menyerahkan 2 bungkus mie instan ke tangannya. Dia tertawa, "kamu juga ternyata lapar?"

Aku menggeleng, "aku cuma mau kamu gak makan sendirian."

Tiba-tiba dia memelukku dari belakang lalu memegang kepalaku.

Dia mengusap kepalaku dan rasanya sama seperti dulu. Sama seperti tindakkannya yang dulu sering dia lakukan untukku.

Jujur, aku tidak bisa membohongi perasaanku terus menerus. Aku masih menyayanginya. Aku belum bisa melepaskannya, apalagi menjadikannya sebagai keluarga. Aku tidak menyangka, rasanya sesakit ini. Walaupun aku tahu, cepat atau lambat pun dia pasti akan memiliki perempuan lain yang akan menggantikan posisiku, sama seperti ketika aku memilih Aaron lalu Brandon.

Tapi percayalah, Aaron ataupun Brandon tidak akan pernah bisa menggantikan posisi Vano.

Ternyata air mataku mengalir, lagi.

"Come on, babe. Jangan nangis. Kita makan ya?"

Aku mengangguk dan dia mengusap air mataku.

Aku merasa lebih tenang ketika dia ada di dekatku.

Dia mengambil peralatan memasak dan aku berdiri di sampingnya. Setelah semuanya selesai, kami makan di kamarku.

☀☀☀

"Vano! Keluar!"

Aku terbangun dan aku sedang berada di rangkulannya !

Laughing when I'm Breaking Apart ( Manu Rios, You & Cara Delevingne ) #loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang