#08 Pain

7 1 0
                                    

Vano!

Vano menemukanku disini!

"Lu udah gila ya? Lu bawa cewe gue ke tempat sepi kaya gini seenaknya!" sentak Vano sambil berusaha berdiri.

"Dengerin gue, cewe itu bakal jadi milik gue! Dan lu jangan coba-coba dateng nemuin gue lagi kalau lu masih gak bisa bikin mama balik, Van!"

Mama?

Ada sesuatu yang salah dengan diri Dion...

"Gue gak tau harus bilang apa lagi sama lu, Di! Gue udah bilang dari dulu, waktu itu keadaannya crowded banget. Papa shock berat, dan otomatis gue nenangin papa. Gue udah berusaha ngabarin ke lu sejak mama masih koma di UGD, tapi nomer lu gak pernah aktif!"

💭💭💭

Aku membaringkan tubuhku di ranjang ini. Sejak di perjalanan pulang tadi, Vano semakin menutup diri.

Aku tidak pernah bertemu orang sebaik Vano,

Vano tidak egois ataupun kekanak-kanakan.

Dia dewasa dan selalu tenang saat mengambil keputusan.

Berbeda dengan Dion yang menggebu-gebu dan tidak pernah mau disalahkan.

Usia mereka hanya berbeda 2 tahun, tapi sikap mereka benar-benar berbeda.

💭💭💭

#flashback

Beberapa bulan setelah mama mengalami kecelakaan, dokter mengatakan bahwa mama sudah tidak punya kesempatan lagi untuk kembali menjalani aktivitas seperti orang normal. Kecelakaan itu merenggut segalanya dari mama.

Bahkan, kecelakaan itu merenggut papa dari mama.

Papa memiliki hubungan khusus dengan seorang perempuan muda.

Perempuan misterius yang selalu berpakaian ketat dan transparan.

Aku masih membencinya sampai detik ini.

Karena... Dia sudah berhasil merenggut seseorang yang sangat berharga bagiku.

Vano.

Beberapa tahun yang lalu, papa kandung Dion dan Vano menikah (lagi) dengan perempuan muda itu.

Dion dan Vano sebenarnya tidak pernah iklas menerima kedatangan orang itu di rumah mereka, tapi apa boleh buat? Perempuan itu adalah pilihan orang tua mereka.

Perempuan itu bukan ibu kandung Dion dan Vano, karena...

Ibu kandung mereka sudah pergi sejak Vano masih berusia 12 tahun.

Karena penyakit langka yang sampai sekarang tidak ku mengerti.

Namun, setelah pernikahan kedua papanya itu berlangsung beberapa saat, tiba-tiba kabar duka menyelimuti keluarga mereka.

Ketika sedang bertugas di luar negeri, papa mereka mengalami kecelakaan pesawat.

Dan, mereka semua sangat terpukul. Dan sejak saat itu, Dion benar-benar membenci perempuan muda itu. Dia selalu berpikir bahwa penyebab kehancuran keluarganya adalah perempuan muda itu.

Ia terus menerus memanggil perempuan muda itu dengan sebutan "pembawa sial".

Namun.. Untungnya.. Sosok Vano berbeda dengan sosok Dion.

Vano masih mau menerima kehadiran perempuan itu. Vano menyayangi perempuan itu demi papanya.

Singkat cerita, setelah mamaku mengalami kecelakaan, papaku jadi sering menemui perempuan muda itu.

Dulu, papa selalu bilang bahwa perempuan itu hanya pegawai kantornya, tapi lama kelamaan, papa mulai berani membawa perempuan itu masuk.

Dan ...

Melamarnya. Di depan mamaku. Dan itu benar-benar menyakirkan.

Dan hubungan aku, Vano, dan Dion tidak pernah terasa sama lagi.

✨✨✨

"Hey."

Tangan lembut itu datang lagi untuk menghiasi hari-hariku.

"Kadang, aku suka lupa loh kalau status kita udah berubah."

Aku memutar mataku dengan malas.

"Kamu bisa gak ga bahas topik ini? Aku lagi not in a good mood."

"Well, if u want to say about this, tell me next time, okay?"

"Van, you know  i was really really really dissapointed and i can't..."

"Hey, oke, aku gak maksa kamu untuk ngomongin ini sekarang, kok. Tapi aku rasa kita harus punya quality time, gitu. Kamu mau kan??"

Aku mengangkat kepalaku dan menatap matanya.

Lalu aku menggeleng.

"Tell me why.. I don't even know what's going on. Kamu harus tau, gak semua hal yang kita inginkan itu bisa terwujud, Ngel."

Laughing when I'm Breaking Apart ( Manu Rios, You & Cara Delevingne ) #loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang