[Barista] Le Ombre

126 18 31
                                    

Title: Le Ombre

Author: coffeejin (Pitachynt)

Genre: romance-gagal, fantasea-gaje, drama-mode on

Rate: pg 15

Disclaimer: it's mine, no plagiat juseyo.

Rawatlah hewan yang ada di muka karena sebagian dari mereka lebih baik dibandingkan manusia yang hanya merusak alam.

***

Langit mulai berubah menjadi jingga sehingga anggota patroli di kawasan hutan lindung yang ada di Batam memutuskan untuk pulang. Berbeda dengan gadis bersurai abu-abu gelap keunguan yang digelung ke atas itu enggan pulang.

"Yurin, apa kau ingin tetap di sini bersama harimau?"

"Jika bisa, aku ingin tidur bersama mereka, Bibi."

"Kau ini, cantik-cantik aneh ternyata." Nelliana, bibi Yoorin tersenyum lalu mengajak keponakannya untuk pulang bersama.

Yoorin hanya tersenyum pada bibinya, sosok yang terlihat persis dengan ibunya yang kini berada di Seoul sana. Nelliana mengusap puncak kepala keponakannya sambil tersenyum.

"Bibi, apa peraturan di Indonesia tidak ketat untuk mereka?"

"Sudah sangat ketat, Yurin. Kita hanya bisa berharap orang-orang yang membuat kekacauan itu berhenti."

Yoorin sering mendengar berita tentang Indonesia yang terus-menerus kehilangan banyak hewan langkah karena oknum yang tidak bertanggung jawab.

"Apa mereka tidak sadar dengan apa yang diperbuat? Ketika yang lain melindungi, mereka malah merusak."

"Jika semuanya seperti itu, hidup akan aman, Yurin." Nelliana mulai menginjak gas mobilnya lalu melesat meninggalkan hutan lindung menuju rumahya.

"Tapi Bibi, hewan juga makhluk hidup. Apa mereka tidak bisa berpikir?"

"Ooahh, kau seharusnya menjadi ketua ProFauna daripada menjadi arsitek."

"Bagaimana jika membuat hutan buatan saja, Bibi? Aku harus memanfaatkan ilmu arsitekturku." Nelliana tersenyum melihat pikiran keponakannya yang kritis. Ia bangga karena jiwa muda semakin peduli akan keselamatan hewan langkah yang ada.

"Cerita padaku kalau kau tengah melarikan diri. Kau bahkan terbang dari Bangkok ke Batam bukannya kembali ke Seoul." Yoorin hanya menunjukan deretan giginya lalu berkata jika ia memang sedang jenuh dengan pekerjaannya dan ingin libur di kampung halaman ibunya.

"Sampai jumpa nanti, Bibi." Yoorin melambaikan tangannya lalu masuk ke dalam hotel sambil mengangkat panggilan telepon dari sang ibu.

"Oh, Mama, aku baik-baik saja." Terdengar sekali jika ibunya sangat khawatir ditambah suara ayahnya yang menggerutu.

"Aku rindu menjadi sukarelawan ProFauna ... tenang saja aku selalu pergi bersama Bibi."

"Iya, iya. Aku akan meneleponnya, sampai nanti Mama, saranghae."

Yoorin menatap ponselnya yang berbunyi namun ia mengacuhkannya dan berjalan ke arah kamar mandi.

"Mianhae, gege. Aku tidak ingin semua orang yang kusayangi mengalami kesulitan karenaku."

***

Yoorin menggeleng pelan saat mengingat bayangan yang muncul kemarin malam dan tadi siang. Ia menarik napas lalu pendengarnnya terfokus dengan perkataan seseorang di meja resepsionis.

[OCTOBER] Regular MenuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang