ㅡ[That Girl. ¦ minheartae (Liu). ¦ Drama, Family, Sad, Romance. ¦ Lee Taeyong «NCT » & Kang Minrae «OC ». ¦ PG15+.]ㅡ
***
Entahlah, rasanya ... aku ingin bercerita. Tapi sebelumnya, aku ingin memberitahu sedikit informasi tentangku. Namaku Kang Taeyong. Ayahku sudah meninggal, ibuku bunuh diri. Pelajar kelas 3 SMA, sebentar lagi lulus, dan aku sebentar lagi akan dieksekusi mati.
.
.
Pagi ini, jalanan di penuhi dengan genangan air. Banyak anak kecil dengan jas hujan kuningnya bermain-main. Aku menatap datar ke arah mereka, mereka menjadi diam, dan lari menjauhi diriku. Seolah-olah aku memberikan tatapan: behentilah-bermainㅡmain-atau-aku-akan-membunuhmu.Padahal aku hanya menatapnya saja.
Plukk
Gadis di sebelahku berjinjit kemudian memukulku. hanya diam.
"Kau ini, bukan seperti itu kepada anak kecil!" ucapnya kemudian menyusul dua anak kecil itu. Aku tak tahu apa maksudnya yang dilakukan gadis itu. Gadis itu bernama Minrae. Kang Minrae, dia adalah noona-ku.
Minrae mensejajarkan tubuhnya dengan anak-anak itu. Memberi permen kepada mereka dan tersenyum. Senyumnya manis sekali. Minrae menunjukku, kemudian anak-anak itu takut, dan menggeleng-geleng. Oh, sungguh, apa yang dikatakan Minrae tentangku?
Anak-anak itu mendatangiku kemudian menunduk malu-malu. Ditangannya ada permen dua, kemudian ia berikan satu kepadaku. "Hyung, makanlah ini. Noona di sana bilang kepadaku untuk memberitahumu sesuatu," kata anak kecil yang memakai tas merah.
"Katanya, 'Taeyong jelek, carilah pacar'," kata anak kecil satu lagi. 2 anak kecil itu kemudian pergi. Aku menatap ke arah Minrae, ia hanya tersenyum mengolokku.
Tak peka. Aku benci ini.
***
Minrae merebahkan diri di kasurku, seraya mengelu-elus Wooli—anjing kesayangannya, yang sebenarnya punyaku—sementara aku berkutat pada alat gambar, dan mulai mencoret-coret kertas yang luas itu. Aku menghela napas, aku tak tahu tujuanku, apa cita-citaku. Aku hanya mencontoh apa yang dia lakukan saja.
"Kemarikan pensilnya, ahlinya ini akan mengajarimu," ucapnya. Minrae selalu tersenyum, ia selalu bahagia. Minrae seorang arsitektur beberapa hari yang lalu, ia baru lulus kuliah. Aku memberikan pensil yang kugenggam tadi, namun ia dengan cepat memegang tanganku, dan mulai menggambarnya.
"Kau harus memakai hati untuk menggambar," katanya. Aku hanya diam, kemudian tangan Minrae menuntunku menggambar sebuah taman. "Ini gratis, suatu hari jika kau menikah, kau harus membuat taman ini." Minrae menatapku, "Mengapa kau diam terus? Mau mati?" Ia mengepalkan tangannya.
"Tidak ...," kataku.
Tiba-tiba ponsel Minrae berbunyi, "Taeil menelpon! Kau lanjutkan saja menggambarnya." Aku hanya berdiam diri kemudian melanjutkan gambar itu. Sepertinya, taman yang ia buat cukup mengesankan. Ada berbagai macam bunga, air mancur, rumput yang hijau. Tapi ada yang kurang. Yaitu, sebuah kursi, dan dua orang yang saling mencintai seharusnya. Bukankah itu menjadi lengkap? Aku tersenyum.
Minrae kembali, aku mengambil sesuatu dari sakuku, "Iniㅡ"
"Ah, Taeyong-ah! Aku sudah di jemput oleh Taeil, aku pulang dulu, dahh!" ucapnya kemudian pergi.
Aku memasukkan kembali hadiahㅡyang tadinya akan kuberi ke dalam sakuku. Mungkin belum tepat waktunya.
Malam ini hujan deras sekali. Aku mengantarkan Minrae keluar menggunakan payung hijau yang ada di dekat pintu. Belum saja jalan, pacar Minrae sudah keluar dengan payungnya. Warna hijau, sama. Minrae tersenyum senang ketika pacarnya menghampiri kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
[OCTOBER] Regular Menu
Fiksi PenggemarSelamat datang di kafe yang penuh dengan kehangatan ini, Tuan dan Nona! Tidak terasa bulan Oktober telah menyambut hari-hari kita semua dengan segala kejutannya, dan tidak terasa sudah hampir enam bulan kafe kami telah menemani hari-hari Tuan dan No...