Title : Make you satisfied.
Cast : Lee Sungyeol
Park Chaerin
Genre : Smut, NC21+, Psychology, Life.
Length : Cerita Pendek.
Author : Rickjelfan
Disclaimer : Cast belong to their parents and God, OC and the story is only mine. FF ini dibuat untuk memperingati Hari Binatang. Thanks for reading.
***
Aku selalu melihatnya disitu. Di posisi yang sama di tiap harinya. Matanya nampak kosong sambil menatap sapi-sapi yang sedang memakan sarapan rumputnya. Tiada gerakan berarti darinya selain sesekali mengusap peluh yang terkadang meluncur membasahi dahinya.
Aku selalu mendengar dari keluargaku kalau lelaki itu memang sering kesana bahkan setiap hari dalam 2 tahun terakhir. Sedangkan aku adalah dosen jurusan psikologi yang kebetulan sedang menikmati liburku selama dua bulan, I mean aku mengajukan cuti bukan libur karena urusan privasi.
Ibuku bilang lelaki itu pindah ke pedesaan ini tepat dua tahun yang lalu dan tinggal sendirian. Tak banyak yang ibuku tau tentangnya selain nama yang menurutku cukup bagus. Lee Sungyeol, nama yang indah.
Terkadang aku memang tertarik untuk melihat kehidupan kelam seseorang. Meneliti setiap gerak-gerik orang itu demi meneliti psikologisnya. Dan aku tertarik tentang pemuda satu ini. Ia masih muda dan –Aku tak berbohong, dia sungguh tampan. Pikirku ia masih berumur sekitar 24 tahun dengan perawakan bagus bak model iklan yang sering ku lihat.
"Kau selalu asik di belakang rumah. Suka melihat sapi, huh?" Suara itu terdengar dari sampingku. Ayahku seringkali meledek dan kemudian mengacak rambutku karena kebiasaan kami sejak dulu. Aku hanya tertawa menanggapinya dan mungkin ayah tau kalau aku sedang tidak mau bercanda.
"Kau lihat pemuda di sana itu?" ujar ayahku lagi yang membuatku mengangguk tanpa repot menjawab. "Aku pernah sekali melihat tingkah anehnya pada malam hari di kandang sapi," ujarnya lagi tanpa menatapku.
"Benarkah? Seperti apa?"
"Mengeluarkan suara aneh yang, Demi Tuhan. Kau tak akan mau mendengarnya." Ujarnya dengan nada serius. Aku berharap ayahku sedang benar tidak bercanda kali ini. Karena aku sungguh penasaran soal pemuda di sana itu.
"Ngomong-ngomong, kapan kau mendapat suami? Ibumu dan aku ingin segera menggendong cucu." Ujarnya lagi. Sialan, pasti selalu ini yang di bahas. "Sudahlah, aku akan membantu ibu dulu. Bye." Ujarku lalu mengecup pipinya sebentar sebelum masuk ke dalam rumahku.
***
Malamnya aku mencoba untuk membuktikan ucapan ayahku. Kalau suara itu adalah suara hantu, aku tidak akan takut. Walau sebenarnya aku hanya pandai bicara, karena sesungguhnya aku takut. Langkahku makin mendekat ke arah kandang dan tiba-tiba aku mendengar suara gemerisik yang menganggu telingaku.
Aku bersembunyi sebisaku. Dari tempat persembunyianku ini aku dapat melihat pemuda tadi sore, Lee sungyeol berjalan dengan santai ke arah kandang sapi. Setelah aku memastikan ia sudah masuk, aku pun memberanikan diri untuk mendekat ke kandang itu.
Perlahan dengan pasti aku mengintip dari celah-celah yang ada disana. Sungyeol benar ada disana. Kali ini aku tau apa yang ia lakukan disini. Jika jawabanmu untuk tidur bersama sapi atau ingin memberi makan sapi, kau salah. Karena Sungyeol sedang bercinta dengan sapi sekarang ini.
Aku mengerti dengan keadaannya, pantas saja ia selalu melihat sapi-sapi itu. Ia memiliki kelainan seks yang dinamakan 'Bestially. Kelainan keinginan seks atau bernafsu terhadap binatang seperti anjing, ayam, maupun sapi. Aku mengerti mengapa ia penyendiri dan mengapa ia pendiam. Mungkin ia sadar akan kelainannya ini dan sengaja menjauh karena tau konsekuensi jika ia ketahuan. Di jauhi.
Dengan ini, aku pun segera menjauh dari kandang sapi ini, dan berjalan menuju rumahku dengan langkah cepat sebisaku.
***
Hari berikutnya, aku tak melihatnya menatap sapi lagi sore ini. Bukan maksudku untuk khawatir atau jadi penasaran ada apa dengannya. Hanya saja aku sudah terbiasa menatap wajah tampannya dari sudut sini pada sore hari.
Kemana dia?
Mengapa ia tak menatap sapi lagi?
Pertanyaan konyol lagi dari kepalaku.
.
.
.
Malamnya aku juga tak melihatnya menuju kandang sapi untuk bercinta. Ada apa ini? Apa ia sudah berubah? Atau ia sudah sembuh? Atau jangan-jangan ia memergoki aku saat ia sedang bercinta dengan sapi itu?
Astaga, mengapa pikiranku konyol sekali sih.
***
Sudah 7 hari aku tak melihatnya lagi. Apa aku merindukannya? Mungkin benar. Mala mini aku memutuskan untuk melihat sapi-sapi itu lagi. Barangkali dengan melihat sapi, rinduku padanya akan berkurang. Haha konyol sekali aku.
Saat kakiku hampir mendekat ke arah pintu, aku mendengar suara lain disana. Apakah ia ada disini sekarang?
"Ahhhhh ahhhhhh." lenguhan itu sungguh terdengar nyata di telingaku. Aku yakin ia benar ada disini.
"Lee Sungyeol, berhentilah." Lelaki itu langsung terdiam seketika, tubuhnya seakan membeku ketika aku memanggilnya. Beberapa detik kemudian ia melanjutkan kegiatannya tanpa menghiraukan aku. "Ya!! Geumanhae." ujarku lagi.
Aku mendekat ke arahnya, melepaskan dirinya dari tubuh sapi, dan memeluknya tanpa peduli ia suka atau tidak. "Aku bilang berhenti." Bisik diriku dengan suara lembut. Ia langsung menghentakan tubuhku seakan aku ini hanya kapas baginya. "Kau, jangan pernah peduli denganku. Pergilah! Aku menjijikan." ujarnya setengah marah. Tidak, dia hanya tak mau aku melihatnya dalam keadaan seperti ini. Ia bisa normal jika ia mau.
"Kau bisa sembuh. Aku bisa membantumu."
"Tidak. Aku tak akan bisa." ucapnya tegas. Aku kembali memeluknya, aku tak mau ia kembali seperti ini lagi. Aku harus mengubahnya apapun caranya. "Kalau begitu bercintalah denganku! Aku akan memuaskanmu lebih dari sapi sialan ini."
Aku menatapnya yang tampak terkejut dengan ucapanku. Aku juga terkejut dengan ucapanku sendiri, kau bodoh atau bagaimana Chaerin, kau mau menyerahkan keperawanan mu terhadap lelaki yang baru beberapa minggu kau ketahui?
"Kau gila?"
"Tidak, aku serius. Mari bercinta sekali sehari. Ah tidak. Mari bercinta setiap jam. Aku akan mengubahmu apapun caranya." Aku lantas memaksa untuk menciumnya. Melihat tinggiku yang hanya setinggi pundaknya, aku pun harus rela berjinjit demi mensejajarkan wajah kami. Entah mengapa aku melakukan ini, namun ia membalas ciumanku.
Ia langsung melahap bibirku dengan cepat. Membuka seluruh baju ku dan hanya menyisakan bra disana. ia tampak ragu sebentar, sebelum aku menarik kepalanya untuk segera mendekat ke arah payudaraku. Ia melepas braku dengan mudah dan mengisap payudaraku bagaikan anak kecil yang menyusu pada ibunya.
Tanpa sadar aku melenguh dan menjambak rambutnya agar terus menjilati nipples ku. Mengapa enak sekali? Mengapa tidak dari dulu aku menikah dan melakukan ini? Sialan pikiran apalagi ini.
Tangannya sudah berada di bawahku rupanya. Jarinya sangat lihai memainkan vaginaku, membuatku terus meracau merasakan nikmat tiada dua, dan dengan segera aku menyuruhnya untuk masuk ke dalam diriku sesegera mungkin.
"Akan terasa sakit,"
"Aku tak peduli." Jawabku, ia pun langsung memasukan penisnya yang terasa besar di vaginaku. Sakit, sungguh sakit. Kata orang rasanya nikmat? Mengapa rasanya sesakit ini?
"Awwh,"
"Aku akan menggerakannya perlahan." Ujarnya lembut. Aku mengangguk, ia menggerakan pinggulnya maju mundur di antara pahaku, semakin lama semakin nikmat hingga aku lagi-lagi meracau sambil menjambak kepalanya yang sedang bermain dengan payudaraku.
"Terima kasih mau merubahku."
"Aku pun sama. Terima kasih mau merubahku."
Percayalah, aku ketagihan sekarang.
HAHAHAHA APAA INI!? YO KRITIK SARAN JANGAN LUPA GUYS! :*
KAMU SEDANG MEMBACA
[OCTOBER] Regular Menu
FanfictionSelamat datang di kafe yang penuh dengan kehangatan ini, Tuan dan Nona! Tidak terasa bulan Oktober telah menyambut hari-hari kita semua dengan segala kejutannya, dan tidak terasa sudah hampir enam bulan kafe kami telah menemani hari-hari Tuan dan No...