10

45 4 4
                                    

Rachel's POV.

Kriing!

Bel pertanda murid-murid harus masuk ke kelas pun di bunyikan.

Sekarang adalah pelajaran Praktikum dan murid 7A harus pergi ke Lab.
Aku memakai jas lab-ku dan aku terlihat konyol karena jas-ku kebesaran.
Kebetulan hari ini Mike tidak masuk dan Kim galau hari ini.

Aku, Kirana, Kim, dan Jacob jalan ke lab bersama. Absenku dan absen Kirana ganjil, jadi aku dan Kirana ke lab fisika. Sedangkan Kim, dan Jacob genap.

Hari ini guru praktek fisika( Ms.Anna ) tidak dapat datang karena sedang sakit. Jadi lab fisika tentu saja ribut. Aku dan Kirana curhat curhat sambil mengerjakan tugas yang diberikan.

"Uh sialan gue males banget ngerjain pemuaian suhu brengsek ini." keluh Kirana.

"Ayolah Ki, kerjain aja sampe nomor dua, nanti kita kumpulin, yang penting kan ngerjain." sahutku.

Ketika sedang curhat, tiba-tiba Kirana mengatakan sesuatu. "Eh Rach gue kok punya firasat buruk ya? Hari ini lo pulang naik apa?"

"Naik mobil, seperti biasa. Emang kenapa?"
kali ini aku setuju dengan Kirana, aku juga memiliki firasat buruk.

"Nggak apa apa. Gue khawatir aja." Kata Kirana, lalu dia pun melanjutkan mengerjakan tugas yang diberikan.

2 jam kemudian

Akhirnya! Pelajaran Praktikum sudah selesai. Hari ini ada acara perlombaan antara sekolahku dengan sekolah negri. Dan asiknya ada bazaar, jadinya setelah pelajaran praktikum, murid murid dibebaskan.

"Chel beli crepes yuk!" ajak Kim semangat.

"Nggak ah, nggak laper. Pergi sana bareng sama Mike!" kataku sambil tersenyum jahil.

"Mike kan ga masuk...." kata Kim dengan nada sedih.

"Ya Allah... cuma sehari doang, kali!" kata Kirana menoyor kepala Kim. "Lebay amat kayak mau kiamat aja."

Kim tetap cemberut dan tidak membalas, hingga akhirnya Kirana kembali mencerocos.

"Chel beli rujak aja yuk!" Ajak Kirana.

Katanya orang bule bakalan kelihatan aneh kalau suka makan rujak. Tapi sayangnya, aku doyan rujak dan lotek dan cilok. Bagaimana aku bisa menolak?

"Yuk!" aku menyahut dengan semangat.

Aku membeli rujak, jus jeruk,dan kebetulan ada Lychee Soda, jadi aku membelinya. Murah loh, harganya delapan ribuan doang!(lychee soda) author : eh yg sekolah di angela beli yak jualan gue lychee soda :) 8ribuan, cupnya besar lhoo.. #promosi #h3h3

Aku dan Kirana kelelahan. Sudah sekitar tiga jam kami berdua jalan-jalan dan menghambur-hamburkan duit demi makanan.

Jadi aku memutuskan untuk pulang.
Jacob, Kirana, dan Kim menemaniku sampai ke zebra cross.

Tumben. Jalanan kosong banget.
Kesempatan emasku, aku menyebrang tanpa melihat kanan kiri, ketika sedang menyebrang, ada yang meneloponku.

Mataku membelalak. Badanku langsung berhenti beraktivitas seketika. Tanganku gemeteran dan otakku tidak dapat berpikir dengan lancar sekarang.

Perlahan air mata mulai bercucuran dari mataku.

"Kakak?"

Sreettttt!!!!!! Dug!

Truck besar menghantamku.
Persis ketika badanku menyentuh aspal jalan raya, es ada dimana mana.

Sialan. Gelap. Aku tidak bisa melihat apapun.
Kirana dan yang lainnya menjerit. Apa yang terjadi?

***

Jacob's POV.

Reflek aku mendekati Rachel. Astaga, badannya hancur, darah dimana mana. Ketika aku mendekat, aku melihat terbentuk sayap dari es di sekitar tubuh Rachel. Aku juga dapat melihat terdapat tanduk iblis di bagian kepala Rach, dan juga bintang di kedua kaki Rach.

Apa apaan ini?!

Aku menyuruh Kim untuk menelopon ambulan secepat mungkin.

Ketika aku hendak menyentuhnya, sosok hitam lari mengelilingi Rachel dengan cepatnya.

Setelah ia selesai mengelilingi rach, sayap yang berasal dari es itu menghilang. Hanya tanduk iblis yang tetap ada.

Sosok hitam itu lari kearahku dan aku menangkapnya. VICTORY!

Aku membuka jubah hitamnya dan oh Tuhan, mukanya sangat mirip dengan Rachel! Tunggu dulu, matanya berwarna merah darah, rambutnya di potong pendek acak acakan, ia memakai kacamata, dan terdapat tato banteng di lehernya.

Ambulan pun datang. Syukurlah.

"Kim, Kirana, Bill, cepat angkut Rachel ke mobil ambulan!" teriakku panik.

Mereka dan petugas ambulan mengangkat tubuh Rachel. "Badannya dingin sekali, seperti es." kata salah satu petugas ambulan.

Kim dan yang lainnya masuk ke dalam ambulan untuk mengantarkannya ke rumah sakit sambil menangis-nangis.

Ambulans pun pergi. Tersisa aku, dan sosok hitam tersebut.

"Kamu! Kamu siapa? Kamu kakaknya Rachel?" tanyaku dengan sedikit kasar.

"Oh, bukan bukan. Aku Margo."
katanya santai.

"Ceritakan apa dan siapa Rachel itu!" kataku dengan nada emosi dan mencekik bagian leher Margo.

"Silahkan cekik aku sepuasnya, aku tidak akan pernah mati di tangan manusia. Aku adalah iblis, dan iblis lebih kuat dari segalanya!" kata Margo dengan tajam.

Aku pun berhenti mencekik, aku tersentak, aku mengerang keras sekali. "Siapa Rachel sebenarnya?" tanyaku dengan nada emosi.

Margo tertawa pertanda tidak baik.

"Well, well, well," Margo berjalan mengelilingiku. "Kamu sudah lihat sayap dari es itu kan? Nah menurutmu dia iblis, atau apa?" kata Margo.

"Mana kutahu! Kalau aku sudah tahu nggak mungkin aku kaget!" kataku emosi. Aku mengerutkan dahiku. Lalu aku tersentak kaget.

"Jangan bilang kalau Rachel itu iblis juga? Sama sepertimu?!" aku mulai gila.

Iblis? Apa apaan ini!

Margo tersenyum sinis dan berkata "Sebenarnya.. dia memiliki titisan malaikat, tapi.. aku telah merubahnya menjadi sama sepertiku. Saudari kembar seharusnya memiliki kekuatan yang sama, iya kan?" Margo berbisik.

"Terserah! Aku nggak mau mendengar yang nggak-nggak! Yang terpenting adalah Rachel selamat!"

Aku segera pergi, menyusul ke rumah sakit, melihat keadaan Rachel.

Sambil menuju ke RS, aku mengerutkan keningku dan aku gelisah.

Rachel? Titisan malaikat? Kenapa aku tidak tahu?

Pantas saja. Sejak pertama kali aku bertemu dengannya, aku tahu ada yang berbeda dari dirinya.

Matanya.

The Bloody Archangel [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang