13

39 4 3
                                    

Rachel Walker's POV

Kriing..

Bel tanda masuk kelas dibunyikan. Murid-murid di sekolahanku memperhatikan mataku. Biasanya mereka menyapaku dan memanggilku "Mata Es". Tapi, karena warna mataku yang merah ini, mereka mau manggil aku apa? Mereka mungkin mengira bahwa aku memakai softlens merah darah kali ini, ha.

***

Setelah delapan jam belajar di sekolah yang membosankan ini, akhirnya aku dapat pulang ke rumah. Aku tampak kacau. Aku tidak dapat berpikir jernih. Seharian ini aku tidak berbicara dengan Jacob dan teman-temanku.

Mereka heran mengapa aku tampak diam dan tidak mau berbicara dengan mereka.

Entahlah, rasa lelah timbul hari ini. Mataku terlihat loyo. Aku tidak dapat menampung semua pikiran dan perasaan ini.

Akhirnya aku sampai rumah.
Aku membuka pintu rumahku lalu..

SANTUN!

Jacob, Kirana, Kim, dan Mike sudah duduk di meja makan bersama ibu—uhm lebih tepatnya bibi.

"Hey!" sapa Kirana.

"K-kalian ngapain ke sini?!" tanyaku kaget.

"Nanti bakal gue kasih tau alesannya, tapi lo harus cepet naik ke kamar lo! Ada tamu yang dari tadi udah nungguin lo, bawain dia minuman gih!" kata Kirana sambil menyodorkan segelas air putih.

Aku mengambil segelas air putih itu masih dengan kondisi yang bingung sembari menatap teman-temanku dan segera lari ke kamar.

***

Aku membuka kenop pintu kamarku dan.. Kamarku gelap sekali! Aku hanya melihat seorang gadis dengan dress warna merah sedang duduk di dekat pintu kamar mandiku.

Aku mendekatinya dan menyimpan segelas air putih itu di dekat tangannya.

"Aku nggak butuh air putih." katanya sambil menatap kearahku.

"Margo?!"

"Apa?" tanyanya santai.

"Kamu ngapain kesini?! Pergi sana! Kamu tidak diundang untuk datang ke rumahku!"teriakku kencang.

"Kamu pikir lagi ada acara minum teh sampai aku tidak di undang?" Margo memutar kedua bola matanya.

"Aku datang ke sini bukan untuk mengunjungimu atau mengutukmu. Aku hanya ingin menyampaikan beberapa hal. Jadi begini, kamu tau rasi bintang kan?"

Aku mengangguk.

"Rasi bintang kita Gemini, yang artinya kembar. Kalau diperhatikan, agak lucu ya. Pasangan saudara kembar seharusnya normal. Eh tapi aku baru ingat.. kamu kan iblis sekarang!" kakakku berdiri lalu menunjukku dengan hina.

"Gimana rasanya memiliki titisan iblis? Hidupmu menjadi berat kan?" ia tertawa.

Aku melotot dan tersentak kaget.
Kakakku telah mengubahku menjadi iblis. Tapi bagaimana?!

"BRENGSEK! APA YANG KAMU LAKUKAN?! CEPAT BICARA!" aku berteriak emosi lalu melempar vas bunga yang ada di kamarku.

Ia menelan ludah. Ia tersenyum sinis, "Hmmmm... ingat tidak waktu tragedi kecelakaan?"

Aku tersentak kaget. Sialan. Ia pasti mengambil kekuatanku ketika aku terjatuh di aspal, pantas saja aku sangat lemas!

The Bloody Archangel [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang