Kesel

51 3 0
                                    

Bel pulang sekolahpun sudah berbunyi dengan nyaring di telinga anak kelas X-1 mereka semua bersorak ria, Giapun menelfon mamahnya.

Gia: hallo mah?
Cristin: hallo iya sayang, ada apa?
Gia: mah bisa jemput Gia gak, Gia gak punya uang buat pulang, Laudi sama Anita ada X-cool.
Cristin: Gak bisa sayang, soalnya mamah lagi gak di rumah.
Gia: yah mamah.

Tut tut tut!
"Ngeselin, terus gue pulang bareng sapa?" grutu Gia.

"Giandra Avista" panggil seorang laki-laki dengan nada suara khasnya, merasa namanya di panggil Giapun menengok ke asal suara itu, saat menengok ke belakang Gia terkejut karena sosok laki-laki tampan yaitu Tedi Pangestu yang sedang menatapnya dan menyunggingkan senyuman kearahnya, tuhan sungguh indah ciptaanmuh! Batin Gia.

"Gia, lo belom pulang?" tanya Tedi dengan suara khasnya yang membuat Gia selalu deg degan.

"Gia" panggil Tedi dengan berjalan mendekat kearah Gia.

"Eh! Iya ada apa, sorry tadi nanya apa?" tanya Gia gugup.

Tedipun menghela nafasnya panjang.

"Lo kok belom pulang?" tanya Tedi mengulang perkataannya lagi.

"Ehh, iya ini juga udah mau pulang" jawab Gia.

"Pulang sama sapa?" tanya Tedi santai

"Ntah, mamah Gak bisa jemput, naik angkot gak punya uang" jelas Gia.

"Palingan jalan kaki" lanjut Gia.

"Oh" ucap Tedi ber oh ria.

Kasian nih cw kalo pulang sendiri, batin Tedi!

Emang rumah lo dimana?" tanya Tedi penasaran.

"Di, samping toko buku jln. Mawar" jelas Gia dengan santainya.

Jarak rumah Gia dengan sekolah sangatlah jau ya sekitar 120 km.

"Itukan jauh mending pulang bareng gue!".

Jangan lupa vote sama comment yah!

Untuk Apa?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang