Benci!

105 5 2
                                    

"Gia, lo ngapain di situ?" tanya seorang laki-laki.

Giapun menoleh ke asal suara tersebut, laki-laki itupun kaget saat melihat wanita di depan sana sedang menangis, dengan berlari laki-laki itupun menghampiri Gia yang sedang menangis.

"Gi lo kenapa?" tanya laki-laki itu dengan khawatir.

"Kak!" lirih Gia, dengan cepat Giapun memeluk laki-laki yang ada di hadapannya.

"Lo kenapa?" tanya laki-laki itu dengan membalas pelukan Gia dan membelai rambut Gia lembut.

Giapun menangis dalam pelukan laki-laki itu yang tak lain adalah Bagus, Gia menyandarkan kepalanya pada dada bidang bagus, Gia menangis dengan penuh kekecewaan.

"Kak...hiks...kakak maukan..." ucapan Gia terpotong, karena pintu ruang musikpun terbuka, dan menampilkan 3 laki-laki tampan yang salah satunya adalah laki-laki yang Gia sayang.

Karena melihat Gia ada di pelukan orang lain, Tedipun merasa geram dan cemburu, Giapun melepaskan pelukannya.

Gia menatap mata Tedi dengan tatapan kecewa, marah, sedih Tedipun mulai mendekati Gia.

"Gia lo kenapa?" tanya Tedi dengan khawatir.

"Jangan-jangan gara-gara lo Gus, lo apain Gia hah?! Lo apain dia?!" tanya Tedi dengan menuduh bagus.

"Apasih lo! Justru gue yang nenangin dia bego!" ucap Bagus dengan emosi.

"Halah gak usa..." ucapan Tedi terpotong.

"Kak stop!! Jangan pernah salahin kak bagus! Hiks...sebelum kakak menuduh orang lain, kakak pikir dulu apa yang baru aja kakak bicarain di dalem sana sama temen-temen kakak, gue kecewa sama lo kak! Hikss... Gue benci sama lo kak! Gue benci!!!" ucap Gia dengan amarah yang tidak bisa ia bendung lagi.

Tedi yang mendengar itupun hanya bisa diam, menatap wanita yang ada di depannya.

"Gia" lirih Tedi dengan memegang bahu Gia, namun Gia menepisnya.

"Jangan pernah sentuh gue!!!" bentak Gia dengan terisak.

Giapun melenggang pergi dengan menangis dan menghiraukan orang yang memanggilnya.

Tedi pov

Giapun melenggang pergi, diapun menghiraukan gue yang memanggil namanya berkali-kali, gue hanya bisa diam melihat Gia pergi gitu aja dari hadapan gue, saat ini gue gak bisa ngejar lo Gi karena di sini ada Raffa sama Aldi, gue gak mau mereka sampai tau kalo gue suka sama lo, dan mereka bakal nganggep gue udah melanggar peraturan yang gue buat sendiri, tapi intinya gue sayang sama lo Gi!.

Author pov

Melihat Gia pergi dengan menangis, Baguspun mulai geram dengan perilaku Tedi yang menurutnya sangat menjijikan karena telah membuat wanita menangis, hingga akhirnya bagus mendekati Tedi yang masih menatap kepergian Gia dan.

BUKKK!!!
satu pukulan berhasil mendarat  di pipi mulus Tedi.

"Hey! Lo apa-apaan sih Gus?!" tanya Raffa yang hendak memukul bagus namun di tahan oleh Aldi.

"Sabar bro, sabar, sabar" ucap Aldi menenangkan Raffa.

Tedipun merasakan nyeri di pipinya karena pukulan bagus yang sangat keras.

"Gus! Lo boleh mukul gue sepuasnya silakan!" ucap Tedi.

"Oke! Tapi gue gak bakal mukul lo lagi sebelum Gia ngijinin gue buat ngabisin lo!"




Yuhuuu, part 19 semoga aja gak garing, kayaknya gue bakal bikin cerita ini sampe 21 part aja deh😄, soalnya yang vote sama comment cuman dikit😢😅, tapi makasih buat kalian semua yang udah baca cerita Untuk Apa?, oh iya, di part 20 gue bakal bikin flashback saat Tedi bikin peraturan yang sekarang malah bikin sulit dirinya, oke semuanya makasih jangan lupa vote commentnya😊😆😅

Kisses Anggidn😘😘

Untuk Apa?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang