BM

42 4 0
                                    

"Giandra Avista" panggil seorang laki-laki, Giapun mendongak ke atas dan melihat seorang laki-laki tampan yang tepat berdiri di sampingnya dengan rambut berantakan dan sedikit basah, Giapun bingung kenapa laki-laki ini tiba-tiba ada di sampingnya?

"Gia!" panggil laki-laki dengan terus menatap Gia yang kebingungan.

"Heh, kak Bagus, kakak ngapain di sinih?" tanya Gia dengan bingung.

"Oh, iya tadi gue gak sengaja lewat terus ngeliat lo ada disini lagi neduh, sekalian gue juga ikut neduh, bolehkan?" tanya Bagus dengan tersenyum jahil.

"Hahh, ya boleh lah" ucap Gia gagap.

Bagus terus memerhatikan Gia, Bagus melihat Gia yang sedang menahan dingin, Baguspun melepaskan jaket yang di pakainya, dan di pakaikan ke pundak Gia.

"Hhh, kak ga usah, nanti kakak yang kedinginan" ucap Gia, namun tetap di acuhkan oleh Bagus.

1, 2, 3, Bagus mengambil tangan Gia dan di tiupnya, Giapun tersontak kaget namun Gia merasakan kehangatan yang ia rasakan, Giapun hanya bisa diam membisu, namun sekarang Gia merasakan pipinya mulai memanas, Blush! Dengan cepat pipi Giapun berubah menjadi pink,Bagus yang melihat itupun hanya bisa mengulum senyum.

"Gitu aja Blushing!" ucap Bagus dan langsung membuat Gia malu.

"Apa sih kak?" lirih Gia.

Tanpa mereka sadari, ternyata di seberang jalan sana ada seseorang yang sedang memperhatikan mereka berdua yang sedang tertawa bersama, Tedi ya laki-laki di seberang jalan sana adalah Tedi, melihat itu semua Tedi hanya menahan amarahnya.

Mau lo apasih Gus, lo mau ngambil kebahagiaan gue lagi! Batin Tedi!

Hujanpun mulai reda, hanya ada bau khas yang membekas setelah hujan.

"Gi, hujannya udah reda, lo mau pulang gak?" tanya Bagus pada Gia.

"I- iya" lirih Gia.

"Yaudah kalo gitu gue anterin lo pulang!"

"Ng...."

"Gak ada kata penolakan, udah ayo" potong bagus, dengan cepat Giapun menaiki motor milik Bagus.

Untuk Apa?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang