Aku ingat, saat itu aku mengubah Personal Message milik ku menjadi
'Mata cantik.'
Dan, betapa mengejutkannya ketika kamu merespon pesan sialan itu dengan kalimat:
"Nagis mulu, sih."
Ingin sekali aku membalasnya dengan kata:
Bedebah.
Aku benci ketika aku sedang berusaha melupakan sesuatu tetapi justru sesuatu yang seharusnya aku lupakan malah memberondong masuk kedalam diriku (lagi). Memang benar, hanya ada tiga kosa kata disana, tapi apa kamu tau? Tiga kosa kata itu mampu meluruhkan seluruh benteng yang aku pupuk dengan susah payah.
Aku tidak munafik, hati kecil ku bergembira menerima respon seperti itu dari mu, dan dengan lancangnya hati kecil ini malah memperintahkan jari-jariku untuk mengetik pesan balasan yang begitu bodohnya menurutku. Ya, setidaknya untuk saat itu. Mau tau apa isi pesan tolol itu? Seperti ini bunyinya;
"Cowok jahat, ya? Bisanya cuma dateng, bikin nyaman, terus kalo ceweknya udah mulai sayang, dia pergi gitu aja tanpa alasan."
Dan, oh, kamu malah menjawabnya dengan begitu mengerikan.
"Gue nggak ninggalin elo."
Kamu tau respon apa yang aku berikan ketika membaca rentetan kata bedebah itu? Tenggorokanku kering, ingin rasanya aku berteriak tepat di depan wajahmu.
"CEWEK MANA YANG NGGAK BAKAL PERGI KALO COWOK YANG TADINYA DEKET SAMA DIA TERUS TIBA-TIBA NGEJAUH DAN NGGAK LAMA MALAH BIKIN PM 'TEMEN RASA PACAR' HEH?!"
YOU ARE READING
H U R T [[Hanya Berisi Narasi]]
Non-FictionTentang kamu yang datang lewat perantara benang merah tak kasat mata yang secara tidak sengaja telah mengaitkan kita. Tentang semua ulah semesta yang mengaitkan dan memutuskan benang merah itu tanpa permisi, menciptakan goresan mendalam yang tak kun...