Liar

2.1K 197 15
                                    

Taehyung berusaha menggenggam tangan Aekyung, "Itu semua hanyalah kesalahpahaman, chagi," Aekyung menghempas kasar tangan Taehyung.

Aekyung menatap Taehyung sinis.

"Ya, sepertinya kau sangat senang malam kemarin, Tuan Kim,"

Aekyung POV

Di pinggir jalan ini, tepatnya di trotoar aku dan Taehyung berbicara. Aku dibuat bingung olehnya, mengapa dia mengajakku berbicara di tempat yang ramai seperti ini? Tadinya ku pikir dia akan mengajakku pergi ke tempat yang jauh dari keramaian. Yasudahlah, lupakan saja, terserah apa yang mau ia lakukan.
Beberapa pasang mata melihat kearah kami, tentu aku tau sebabnya. Ya, karena namja idiot ini tidak memakai masker. Rasanya ingin sekali aku mengatainya 'bodoh' atau 'gila'.

"Kenapa kau hanya menatapku saja?" tanyaku bingung, yang sedari tadi ia lakukan hanyalah menatap ku dengan tatapan tajam setelah aku mengatakan hal itu. Dia mencondongkan badannya yang otomatis membuatku mundur kebelakang.

Orang-orang mulai melihat kami, aku memperingatkan Taehyung untuk mencari tempat lain. Aku takut jika nanti tiba-tiba ada segerombolan yeoja akan memakanku hidup-hidup disini. Namun nihil, dia malah menampilkan cengiran kotaknya, ugh, ku akui saat ini aku benar-benar ingin mencubit gemas pipinya. Namun,tentu saja aku masih sangat-sangat marah mengingat dia bersama Irene ketika ia mabuk semalam.

Mengingat itu membuatku ingin mematahkan tulang hidung mancungnya itu.

Aku kesal, "Ya! Apa kau akan diam saja sampai bumi berubah menjadi segitiga, eoh?" Dia sedikit terkekeh geli mendengar ucapanku barusan, "Lalu apa aku harus menciummu?"

Dasar namja sialan.

"Kyungie---- aku sungguh tidak sadar waktu itu. Kupikir Irene adalah kau, mianhae, aku sungguh tidak tau mengapa bisa seperti itu." Belanya menjelaskan kejadian yang menjijikan bagiku. "Cih, kau pikir aku mempercayai pernyataan konyolmu itu, hah? Aku yakin kau sudah mencumbu yeoja jalang itu!"

Dia memegang bahu ku. Tidak. Dia meremas bahuku, sehingga aku merasakan sedikit sakit di bahuku.

"Aku tidak bohong, itu hanyalah sebuah kesalahpahaman saja. Percayalah padaku, aku tidak pernah membohongimu," ucapnya menyakinkanku.

Pembohong!

Dia pikir aku ini bodoh apa idiot? Aku tau dia pernah membohongiku. Jangan lupakan tentang dia bertemu dengan Irene saat di caffe. Sungguh aku benar-benar membenci yeoja itu meski aku belum mengenalnya. Melihatnya saja sudah sangat memuakkan bagiku.

"Kau pernah berbohong padaku Kim Taehyung."

"Tidak. Aku tidak pernah."

"Pernah!"

"Tidak."

"Per---"

Aku dibuat terkejut karna perlakuaanya ini, tiba-tiba saja dia menekan bibirku dengan bibir lembut miliknya.

"Ya! Apa yang kau lak---" Dia menciumku lagi.

"Kau---" lagi.

"Ya, Kim Taehyung!" Aku mengedarkan pandanganku melihat orang-orang dengan gelinya melihat tingkah konyolnya. Benar-benar alien yang satu ini membuatku pusing dengan tingkahnya.

Taehyung menyeringai, "Jangan bicara jika tidak ingin aku terus menerus menciummu." Entah terhipnotis atau apa, aku mendadak diam patuh akan perintahnya. Aish, aku merasa seperti Min Holly saja saat ini yang patuh pada Yoongi.

Taehyung mendudukanku di kursi belakang yang baru kutau ada kursi, kalau tau aku pasti sudah duduk dari tadi, bodoh sekali kau Min Aekyung. Dia berlutut didepanku, tangannya dia letakan disamping kanan dan kiri badanku yang membuat ku terkunci.

"Aku tidak penah menyukai gadis lain selain dirimu, aku tau aku salah dengan mabuk seperti kemarin dan lebih parahnya aku bersama yeoja lain. Tapi percayalah itu semua hanya kesalahpahaman. Maafkan aku, aku sungguh tidak bisa berlama-lama seperti ini denganmu. Lihatlah wajahku ini, tidakkah kau merindukan wajahku yang tampan ini?"

Cih, percaya diri sekali.

Bisa-bisanya dia sempat berkata seperti itu disaat keadaan seperti ini. Tapi, kuakui aku sangat merindukannya. Sangat.

Dia terus membujukku untuk mempercayainya, sesungguhnya sangat sulit hatiku memaafkan kelakuaanya. Namun, entah mengapa aku juga tidak bisa berlama-lama mengacuhkannya. Dia mematahkan kemarahanku hanya dengan senyuman konyolnya itu.

Menyebalkan sekali.

Dia pun memelukku senang seperti bocah berusia 5 tahun saat dibelikan balon. Oh sungguh, pria ini lebih cocok menjadi bocah. Aku dan dia pun memutuskan pergi dengan perasaan yang sedikit masih mengganjal dihatiku. Namun kucoba untuk berusaha mempercayainya sekali lagi.

---

Aku pun memutuskan kembali ke rumah setelah seminggu lebih aku pergi. Sungguh aku lebih nyaman tinggal di tempatku sendiri, bukannya aku mengatakan tempat Seohyun tidak enak. Namun, aku lebih merasakan kedamaian ketika berada di rumah ku sendiri.

Aku tidak sendiri kemari, tentu aku bersama alien yang satu ini. Dia bersikeras ingin mengantarku pulang dengan alasan dia takut aku kenapa-kenapa di jalan. Tck, aku ini bukan anak kecil, umurku sudah 19 tahun bukan seperti dirinya yang masih seperti bocah 3 tahun.

Taehyung menarik lenganku kencang sehingga aku sampai tepat berada di hadapan dada bidangnya, aku terkejut bukan main. Rasanya aku tidak berani bernapas saat ini, benar-benar posisi yang membuatku jantungan, "A--pa yang kau lakukan," aku berusaha memundurkan langkahku, namun betapa sialnya aku baru satu langkah, punggungku sudah mengenai dinginnya dinding rumahku.

Sial.

Taehyung mendekat sehingga jarak kita mungkin hanya cuman beberapa centi saja, "Apa kau tidak tau betapa aku sangat merindukanmu nyonya Min?"

"Ya! Jangan merayuku, menjauhlah."

Seberapa besar pun aku memberontak tetap saja aku kalah kuat dengan kekuatan seorang pria. Sungguh rasanya jantungku pasti sudah kelelahan berdegub sangat cepat dari tadi. Oh god, ada apa dengannya?

Hidung mancungnya kini bertemu dengan hidungku. Dia berhenti sejenak, dia tersenyum yang entah apa itu artinya. Lalu dia memiringkan wajahnya dan langsung menempelkan bibirnya dengan bibirku. Oh tidak, dia bermain tidak terkendali saat ini. Dia seperti akan memakan bibirku saat ini juga, aku pun membalas ciuman ini. Tentu aku tidak bisa memungkiri bahwa aku juga menyukai hal ini.

Ini bukanlah ciuman pertamaku dengannya, namun tetap saja setiap kali dia menciumku, aku benar-benar sangat gugup dan malu. Dia sungguh pria yang punya kepribadian ganda, bisa menjadi anak kecil dan, hell, dia bisa menjadi pria sexy yang memabukkan. Ciuman ini tidak seperti biasanya yang lembut, ini sangat membuatku panas dan sesak.

Kita pun berpindah ke sofa yang ada disamping dan melanjutkannya lagi.

Ditengah kita sibuk dengan apa yang kita lakukan aku mendengar bunyi, tapi aku terlalu sibuk untuk mengetahui bunyi apa itu. Sangat Mengganggu.

"Yaaa! Bisakah kalian mengunci pintu saat ingin melakukannya,"

Aku dan Taehyung sontak berhenti, ternyata ada Yoongi oppa dan Seohyun. Mereka datang dengan tatapan Yoongi yang terlihat jengah dan tatapan Seohyun yang menahan tawa.

Aish, memalukan sekali!

To Be Continued

Huehehhe aku datang lagi dengan 1k words hehe. OMG aku gatau bakal gimana kalian baca chap ini, mungkin pada gumoh?
Ku berkali-kali mikir mau publish/engga. Dan akhirnya kupublish ugha, hueheh:3

Absurd bgt yak, maapkeun ya gengs. Akhirnya moment TaeKyung balik lagiii, yeay. Cape aku nyesek-nyesekan melihat Aekyung menderitahh.

Okay see you!

Don't forget to hit the star guys, please.

-yrxyrs-

My 4d;kth [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang