Fact

2.1K 192 19
                                    

Apa ini mimpi di siang bolong?

Apa yang harus Aekyung lakukan saat ini, senang ataukah sedih? Yang jelas di takut, karena bertemu dengannya mengingatkan hal itu. Ciuman Taehyung dengan Irene, yang sangat melukai hatinya.

Tubuhnya mendadak menegang ketika mata itu menatapnya, mata yang dulu sering menarapnya hangat dan intens. Tapi kenapa kali ini rasanya Aekyung tidak memiliki keberanian untuk menatapnya.

"Aekyung? Kau kah ini?" Taehyung sadar bahwa yang menabraknya barusan adalah wanita yang paling di cintainya yang paling dirindukannya selama dua tahun ini. Rindunya sama sekali tak berkurang, bahkan semakin bertambah setiap harinya.

Aekyung sadar dan buru-buru merapihkan berkas yang terjatuh dan segera bangkit. Kakinya sudah bersiap melangkah, namun sepasang tangan tentu tidak akan membiarkannya pergi begitu saja. Hingga Aekyung berusaha untuk melepaskan pergelangan tangannya dari Taehyung.

"Kumohon lepaskan," ucap Aekyung berusaha sabar dan mencoba melepaskan tangannya.

Taehyung mencengkram pundak Aekyung kuat, "Pergi kemana kau selama dua tahun ini? Kau pun sama sekali tidak mengabariku, kau---"

Aekyung cepat-cepat menghempas kasar tangan Taehyung yang berada di pundaknya, "Hentikan! Itu semua sudah berakhir,"

"Bisa kau bayangkan betapa aku tersiksa karena selalu menantikanmu selama dua tahun? Kau kejam,"

Aekyung berdecak, "Tck. Tersiksa? Bukankah kau seharusnya bahagia bersama yeoja licik itu? Kejam? Setidaknya aku tidak mencium namja lain di depan pacarnya sendiri,"

Hatinya mencelos, badannya bergetar, kakinya tak kuasa menahan bebannya sendiri. Ucapan Aekyung benar-benar terasa di dalam lubuk hatinya.

Sungguh, apa yang dikatakan Aekyung itu tidak benar. Itu hanyalah kesalah pahaman, ingin rasanya Taehyung menarik paksa Irene untuk mengatakan yang sebenarnya di hadapan Aekyung. Taehyung merasa tidak ada gunanya dia mengatakan apa pun, karena ia yakin bahwa Aekyung sudah tidak lagi percaya dengannya.

Lagi, Aekyung mencoba meninggalkan Taehyung. Lagi, Taehyung pun menahannya.

"Lepaskan!"

"Lepaskan aku! biarkan aku pergi!"

"Kim Taehyung! kumo---"

Ucapannya terpotong karena sebuah tangan memaksa tangan Aekyung dan Taehyung untuk berpisah. Aekyung merasa kini suasana semakin rumit. Karena ditambahnya satu orang yang ikut mencampuri hubungannya dengan Taehyung. Tunggu, baginya dirinya dan Taehyung tidak terikat hubungan lagi.

"Biarkan dia pergi," ucapnya sambil menarik Aekyung ke belakang tubuhnya.

Taehyung bingung siapa yang ada di depannya saat ini. Matanya bergerak kepada name tag yang berada di jas orang itu. 'Dr. Oh' dan kini Taehyung rau siapa dia, meskipun hanya marganya saja.

Tanpa menunggu jawaban Taehyung, Sehun pun menarik Aekyung pergi dari sana. Sebenarnya sedari tadi banyak orang yang memperhatikan kegiatan mereka, hanya saja mereka terlalu fokus kepada masalahnya sampai lupa bahwa mereka di tempat umum. Masa bodo dengan bisikan para pengunjung dan perawat rumah sakit yang melihat aneh. Sehun tetap mantap menarik tangan Aekyung.

Taehyung pun tidak bisa mengejar Aekyung saat ini. Bukan karena dia takut oleh pria yang barusan menarik Aekyung, tapi karena tujuan utamanya datang ke rumah sakit. Ingin menjenguk Jungkook yang sedang sakit.

Setidaknya kini dia tau bahwa Aekyung kembali ke Korea dan bekerja di sini. Meskipun dia tau Aekyung tidak kembali padanya.

Kini Aekyung benar-benar frustasi. Bayangkan saja, hal yang sangat Aekyung harapkan jika kembali ke Korea adalah tidak bertemu dengan Kim taehyung. Tapi pada kenyataanya, hanya dalam waktu beberapa hari dia malah bertemu dengannya. Sepertinya keberuntungan tidak berpihak padanya.

My 4d;kth [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang