Prolog

110 4 0
                                    

Angin berhembus sangat kencang. Awan di langit menampakkan wajah jeleknya dengan semua bagiannya berwarna hitam. Sebentar lagi hujan. Tak lama setitik air pun turun membasahi tanah-tanah di bumi yang menjadi sasaran si awan hitam kali ini.

Gadis itu berlari menjauhi tempat terbuka dan berteduh di bawah saung depan warung. Tidak hanya dirinya, banyak juga yang ikut berteduh.

Setelah reda, ia kembali berlari meninggalkan warung menuju halte bus sambil sesekali menatap was-was ke belakang. Merasa ada yang mengikuti, dengan segera ia menaiki bus yang baru saja berhenti di depannya tanpa menoleh ke belakang lagi.

Semakin jauh bus itu meninggalkan halte, semakin tinggi harapannya agar seseorang itu kembali datang untuk melindunginya.

****

Enjoy reading, guys :D

RunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang