Bagian 2

6.4K 126 0
                                    

Sinar mentari pagi mengintip lewat celah tirai yang sedikit terbuka di bagian tengahnya, Helena yang tengah terlelap tidur terbangun karenanya. Ia menggeliat, merentangkan tangan dan saat jemarinya bertemu dengan matanya ia melihat sebuah cincin melingkar manis dijarinya. Cincin berwarna silver pemberian Brandon, pria yang satu tahun ini mengisi hari-harinya.

Flash Back 1 Tahun Sebelumnya

Antrian di pintu masuk pameran barang antik tampak mengular, desas desusnya akan ada barang teramat langka yang akan dipamerkan disana. Sebuah batu berharga peninggalan masa Alexander The Great yang konon katanya diambil oleh pengawal pribadi sang raja dari tanah yang mereka injak saat pencarian Air Kehidupan. Ya, Air Kehidupan. Semua orang tahu apa air itu namun tidak sedikit pula yang menyangsikan kebenaran kisah tersebut. Dalam beberapa kisah memang diceritakan bahwa hanya ada satu orang yang dapat meminumnya dan ia hidup sampai kini.

Batu berwarna merah gelap tersebut disimpan disebuah kotak kaca ditengah-tengah aula dan diberi pagar pembatas berjarak lima meter dengan penjagaan orang bersenjata disetiap sisinya. Sebuah hologram ditempatkan di bagian atas kotak kaca yang menampilkan sejarah dan profil dari batu berharga tersebut.

Helena yang datang bersama temannya terpana pada apa yang ada dihadapan mereka. Jill, rekan Helena mengabadikan setiap lekuk dari batu berharga tersebut, malahan ia pun sempat berselfie ria dengan penjaga tampan yang membuatnya histeris. Diantara 3 penjaga yang menjadi target pengunjung berfoto, hanya ada satu penjaga yang tidak dikerumuni. Kalau pun ini patung, ini merupakan patung tertampan yang pernah mereka lihat. Matanya ditutupi topeng warna hitam hingga ke ujung hidungnya dan hanya rambut peraknya saja yang terlihat. Sosok itu hanya diam tak bergerak sedikitpun padahal penjaga yang lain lebih aktif dari pria ini. Mereka tebar pesona pada para pengunjung dan banyak melakukan sesi foto bersama, tapi yang satu ini hanya diam.

"mungkin ini memang benar hanya pajangan." Gumam Jill.

"Kau tahu, ini seperti disebuah pesta topeng dengan Pangeran tampan dihadapan kita. Aku harus mengabadikan ini sebanyak-banyaknya." Celoteh Jill sambil terus mengambil gambar si penjaga.

"Ada banyak penjaga kenapa harus yang ini?" Tanya Helena heran.

"Karena dia hanya diam saja, tidak seperti yang lainnya. Hehe..." Kekeh Jill. Helena hanya geleng-geleng kepala melihat sikap temannya ini.

"Sepertinya ini hanya patung." Helena mencolek-colek si penjaga dan ia masih diam saja. Pandangannya lurus ke depan, Helena menilik matanya kemudian menggerak-gerakkan tangannya di depan mata si penjaga dan masih tak bergerak.

"Kau lihat? Sepertinya ini hanya patung. Tapi kenapa saat aku pegang seperti terasa nyata?" Helena heran, Jill pun ikut heran. Lalu timbul pikiran gila Helena.

"Dia kan hanya patung, ayo ambil gambar sepuasnya. Ini kesempatan yang sangat langka bertemu patung sesempurna ini. Lihatlah, tangannya yang berotot, lengannya yang kekar, bahunya yang lebar dan kokoh, wajah yang menawan ditambah bibir yang sexy. Oh ya, lihat belahan dagu itu ditambah lagi tubuhnya yang menjulang. Oh astaga, ini sangat sempurna!!! Aku ingin membawanya kerumahku, tak perduli ia hidup atau tidak tapi aku ingin dia jadi milikku." Helena terkikik. Jill terbahak mendengarnya.

"Apa yang akan kau lakukan jika dia nyata?" Tanya Jill selidik

"Hm..." Helena bergumam, menggigit jarinya sambil menatap si patung.

"Bercinta dengannya setiap saat" Bisik Helena kepada Jill yang sebenarnya masih dapat di dengar dengan pendengaran yang normal. Kedua gadis itu terkikik geli, lalu Helena berpose dengan gaya yang dibuat sensual, orang-orang yang melihatnya hanya senyum-senyum.

Abraham's Family and Their Secrets (21+)Where stories live. Discover now