Tetsuro Kuroo - "Ini salahmu..." [1]

5.6K 453 13
                                    

Di dalam kegelapan itu, aku membuka mata. Terdengar samar bunyi-bunyian dari arah pintu depan apartemenku. Ruang apartemen kecil yang hanya dihuni olehku. Aku merapatkan kelopak mataku lagi. Aku menekuk tubuh dan memeluk lutut, bergelung di bawah selimut yang selalu terasa dingin. Seluruh indra perasaku kebas. Hampa.

Bunyi-bunyian itu kemudian semakin samar, lalu berakhir oleh bunyi halus pintu yang ditutup. Hening yang sangat lama memenuhi seluruh ruang. Hening yang terlalu bising hingga berdenging. Aku kehilangan orientasi waktu. Entah sudah berapa lama aku bersembunyi di bawah selimut, hanya berbalut kulitku sendiri, tenggelam dalam kesadaran bahwa semua yang baru saja terjadi mungkin hanyalah omong kosong--sekadar impuls dari dua orang yang sedang berada di titik terbawah masing-masing.

Perlahan, aku mengulurkan tangan. Jemariku meraba bagian ranjang yang tadinya ditempati oleh dia. Hangat. Aku menggeser tubuhku untuk merengkuh semakin banyak kehangatan yang tersisa itu. Meski hanya semenit, sedetik lebih lama, aku ingin membungkus diriku dalam satu-satunya bukti yang masih terasa nyata.

Meskipun pada akhirnya, semua akan kembali pada kekosongan. Semua akan kembali seperti semula. Semua akan kembali pada kondisi bahwa aku dan Tetsuro Kuroo tak pernah punya hubungan apa-apa.

-----------------------------------

Aku baru menyadari keributan yang terjadi di dekat pintu gerbong kereta ketika pemutar musikku mati kehabisan baterai. Wajah orang-orang yang satu gerbong denganku juga hampir semuanya mengarah ke sumber keributan. Seorang cowok tinggi berambut berantakan sedang berdebat dengan beberapa siswi. Cowok tinggi itu sendiri sepertinya masih SMP, aku yakin seragam yang dipakainya adalah seragam khas SMP yang dekat dengan sekolahku. Meski begitu, tinggi badan cowok itu jauh di atas lawan debatnya yang jelas-jelas anak SMA. Aku tahu persis, karena para siswi itu satu sekolah dan satu angkatan denganku.

"Apa susahnya memperhatikan jalan sebentar? Nenek ini hampir celaka, tahu," kata si cowok tinggi. Nadanya tenang, tapi terdengar mengancam.

Saat mendengar ucapan tadi, tatapanku langsung beralih pada sosok mungil yang tersembunyi di belakang cowok itu. Seorang nenek berusia sekitar 60-an ke atas. Nenek itu mengusap-usap lengan si cowok dengan penuh kesabaran, kemungkinan untuk menenangkan sekaligus tanda untuk tidak memperpanjang apa pun yang sedang diributkan oleh cowok itu.

"Berisik! Sudah kubilang aku nggak sengaja! Keras kepala!"

"Iya, benar! Nggak usah ikut campur! Nenek itu saja nggak bilang apa-apa!"

"Apa salahnya melihat ponsel?! Kalau ada pesan penting bagaimana?! Kau mau tanggung jawab?!"

Pada dasarnya, wajah cowok itu sudah cukup menyeramkan. Matanya yang terlihat malas itu memancarkan tatapan setajam silet. Aura kemarahan sudah menari-nari mengitari sosoknya, meski gaya berdirinya dibuat supaya tampak setenang mungkin. Cara marah sok tenang itu mengingatkan aku pada pelatih klub voli di tempatku. Biasanya aku dan teman-teman setimku tak akan berani mendebat Pelatih kalau sudah seperti itu. Aku heran cewek-cewek itu masih berani berdebat. Apa karena 3 lawan 1?

"Terserah kalian mau ngomong apa. Yang jelas aku belum dengar kalian minta maaf," tukas cowok itu. Bertepatan dengan itu, peluit tanda pintu akan ditutup terdengar memenuhi ruang. Petugas stasiun meneriaki orang-orang yang menghalangi pintu atau berdiri melewati garis kuning di peron. Si nenek dengan tertatih-tatih menarik cowok itu untuk menaiki kereta, sementara para siswi SMA berlalu begitu saja sambil meneriakkan kata hinaan ke arah cowok itu.

Pintu tertutup. Orang-orang kembali menekuri apa pun yang mereka lakukan sebelum keributan tadi mencuri perhatian mereka. Hanya segelintir yang masih mencuri-curi pandang ke arah si cowok dan si nenek--aku salah satunya. Sayu-sayup di antara suara bongkahan besi bernama kereta membelah angin, juga benturan antara roda dan rel, aku bisa mendengar suara lembut si nenek yang mengucapkan terima kasih berkali-kali.

KISS -Haikyu!! One-shot Collection-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang