Kei Tsukishima - "Hanya Sekadar"

7.2K 695 139
                                    

Di dunia ini, ternyata ada orang yang bisa membicarakan topik yang sama meski sudah disela makan, ke toilet, serta kegiatan harian lainnya, selama 24 jam bahkan lebih. Terbukti saat aku baru saja duduk menghadap sarapanku yang tertunda di pagi hari, orang yang kumaksud menghambur ke ruang makan sambil berkata, "Aku sudah cerita belum, kalau yang namanya Kei Tsukishima itu bego dan nyebelin?"

Mataku setengah menyipit sambil menatap Tobio yang dengan santainya membuka kulkas, masih mengenakan training untuk lari pagi. Rambut hitam legamnya lepek menempel di dahi dan lehernya. Dia mulai lari pagi sejak jam berapa, sih?

"Sudah, Tobio. Sejak aku sampai di sini kemarin, kau sudah cerita berkali-kali soal itu," sahutku sambil mengambil sumpit, "Selain itu, kau sudah cerita soal si pendek bego bernama Shoyo Hinata dan seluruh tim Karasuno lainnya. Sejak kemarin. Tanpa jeda. Nah, ada topik lain, nggak?"

Tobio menatap ke arahku sambil mengerjap. Tangannya yang memegang susu botolan terhenti di udara. "Kau nggak ngerti, Kak. Itu belum semua. Kau nggak akan ngerti maksudku kalau aku belum cerita lengkap—"

Dan jadilah aku menghabiskan sisa pagi itu dengan sarapan sambil mendengarkan cerita Tobio untuk yang kesekian kalinya tentang voli dan tim Karasuno. Walau bosan setengah mati dengan topiknya, diam-diam aku senang juga. Soalnya selama dia SMP, tiap kali aku berkunjung dan menginap di rumah sepupu jauhku ini, Tobio yang maniak voli jarang sekali bercerita soal tim sekolahnya. Padahal waktu awal sekolah, dia sering cerita soal seniornya yang bernama Toru Oikawa. Kupikir itu karena Tobio ada masalah di tim, dan sepertinya memang ada masalah yang berlanjut sampai dia lulus. Syukurlah kalau dia senang di tim SMA-nya—terlepas dari porsi gerutuan yang lumayan banyak dalam cerita-ceritanya soal tim Karasuno itu.

"Oh, iya. Kakak nggak tertarik main voli lagi? Setelah lulus SMA dan kuliah, harusnya waktu Kakak lebih senggang, kan?" tanya Tobio setelah aku selesai mencuci peralatan makanku.

"Tugas kuliahku banyak. Nggak sempat."

"Hm? Tapi Kakak sempat jauh-jauh ke Miyagi dari Tokyo di akhir pekan begini?"

"Ya, bagaimana lagi. Aku kan, mau ketemu pacarku."

Tobio langsung tersedak nasi. Sementara itu, aku kembali ke kamar tamu untuk berganti pakaian dan mengambil tas. Saat aku keluar lagi, Tobio sedang membereskan meja.

"Pacar?! Kok, aku baru tahu?"

Anak ini memang luar biasa. Jeda waktu antara aku berganti pakaian sampai kembali keluar kamar bisa dibilang lumayan. Tapi dia mampu menyambung topik yang kalau untuk orang biasa, pasti sudah terlupakan karena jeda waktunya lama.

"Kau itu, ya. Padahal kalau sama orang lain, kau nggak secerewet ini," komentarku sambil mengambil sepatu dari rak. Sejak kecil, aku sudah sering melihat bagaimana Tobio berinteraksi dengan orang lain. Dia itu canggung tapi suka berlagak galak, makanya jarang punya teman. Di satu sisi, sifat Tobio yang seperti itu mungkin bisa dibilang mirip pacarku.

"Jadi? Pacarmu siapa? Aku kenal? Sekarang kau mau bertemu dengannya?" Tobio membuntutiku sampai ke lorong depan.

"Kenal, kok. Sekarang dia satu SMA denganmu. Iya, aku mau bertemu dengannya."

"Hee... Lebih muda? Siapa namanya?"

Aku mengeratkan tali sepatuku sambil berkata ringan, "Kei Tsukishima."

Hening. Aku beranjak membuka pintu dan keluar sambil mengucapkan salam sebelum berangkat. Ketika pintu tertutup, terdengar suara menggelegar dari baliknya. "UWAPAAA?!"

KISS -Haikyu!! One-shot Collection-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang