[INTERMEZZO] Hinata's Kiss

3.5K 336 20
                                    

Shoyo Hinata itu tampangnya saja yang seperti domba tersesat, tapi semakin jauh kau mengenalnya, taring kecilnya akan mulai terlihat.

Contohnya malam ini. Aku harus pulang lebih lambat karena giliranku mengunci ruangan klub. Shoyo menemaniku. Hari ini, kami sudah berjanji untuk bersama-sama mencoba menu bakpao baru di Sakanoshita.

Sebenarnya agak mengkhawatirkan kalau mau membeli bakpao setelah semua anggota klub olahraga lainnya pulang. Terutama setelah anak-anak klub voli. Biasanya mereka yang menggasak habis stok bakpao, terutama yang isi daging.

"Nggak apa. Tadi aku nitip Kak Ukai. Bakpao cokelatnya pasti disisakan, kok!" Shoyo melangkah ringan di sampingku. Pipinya merona, tampak segar setelah latihan. Langkahnya berharmoni dengan roda sepeda yang didorongnya. Kalau dilihat dari ekspresi senangnya, kurasa latihan klub voli hari ini berjalan lancar.

Kak Ukai sedang membereskan meja ketika kami tiba di Sakanoshita. Pelatih tim voli putra SMA Karasuno, sekaligus anak keluarga pemilik Sakanoshita, itu sedang mengomel pelan, "Anak Karasuno yang lain baru saja pulang. Mereka itu ya, dibilangi jangan berisik, masih saja teriak-teriak." Meski mengomel, wajah Kak Ukai terlihat senang-senang saja.

Aku dan Shoyo lalu membayar untuk dua bakpao cokelat--stok terakhir hari itu.

"Terima kasih! Pulang nanti tetap makan nasi yang benar, ya!"

Keluar dari Sakanoshita, aku dan Shoyo berjalan di sepanjang turunan menuju daerah perumahan. Lampu jalan sudah menyala. Orang-orang telah masuk ke dalam rumah. Tidak ada siapa-siapa lagi selain kami berdua.

Hangat bakpao yang baru dikeluarkan dari pemanas, menembus kertas pembungkusnya. Shoyo mengunyah bakpao, mendorong sepeda, sambil bercerita seru tentang kegiatan klub voli hari ini. Sibuk sekali.

"Shoyo, lihat sini." Aku mengeluarkan saputangan. Ada sedikit cokelat yang belepotan di ujung bibir Shoyo. Cowok itu berhenti sebentar dan membiarkan aku membersihkan sisa cokelat itu. Semua terjadi alami saja. Kadang, aku merindukan hari-hari Shoyo akan tersipu setengah mati saat aku menyentuhnya begini.

"Ah, kau juga." Mata Shoyo membulat dengan polosnya. "Sini, menunduk sedikit. Biar kubersihkan."

Saat menunduk, ada sesuatu yang agak berbeda. Perhatianku teralih pada pundak Shoyo. Hanya perasaanku saja, atau Shoyo tambah ting--

Pikiranku terinterupsi oleh kecupan singkat di bibirku. Ah, dua kali kecupan. Satu di ujung bibir, satunya lagi baru di bibirku. Jadi, bisa dibilang jantungku melompat dua kali. Aku terpaku di tempatku, sementara Shoyo melemparkan cengiran penuh kemenangan. Pipinya merona cerah sekali.

"Yuk, nanti kemalaman," katanya tanpa dosa. Ia menjejalkan sisa kertas pembungkus bakpao ke dalam keranjang sepeda, lalu meraih satu tanganku. Shoyo menuntun sepeda dengan sebelah tangan, sementara tangan satunya menggandengku dengan erat.

Aku hanya bisa berusaha menutupi wajahku yang panas luar biasa dengan satu tanganku yang bebas.

"Shoyo, kamu... curang. Curang banget."

"Hm...?"

Dulu, aku bisa sesuka hati menggoda dan menikmati tingkah imut Shoyo. Tapi seiring perkembangan hubungan kami, aku baru menyadari satu hal penting. Mungkin yang selama ini kukira domba, ternyata serigala kecil...?

===INTERMEZZO: Hinata's Kiss [END]===

KISS -Haikyu!! One-shot Collection-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang