Chapter 3 - Closer, keep distance

491 58 3
                                    




* * *

JAERA'S APARTMENT

Kening Hyukjae mengerut dengan tatapan lebih tajam. "Apa maksudmu?" tanyanya kesal.

"Aku.. aku sedang datang bulan." Nara menyipit, menggigit bibir bawahnya dengan raut ngeri.

Sial! Kedua mata Hyukjae terpejam erat, menahan kekesalannya. Dia harus menjaga emosinya agar tidak membuat Nara melarikan diri. Setidaknya dia tahu jika wanita ini masih mau di sentuh olehnya secara cuma-cuma. Dia mendengus pelan, memaksakan bibirnya untuk menyunggingkan senyum. "Baiklah, aku bisa menunggu. Kalau begitu, kita tidur saja."

Nara membiarkan Hyukjae beranjak dari atasnya. Pria itu merebahkan diri di sisi lain, memunggunginya. Kenapa dia merasa bersalah karena membuat pria itu kecewa? Dengan gerakan hati-hati, Nara ikut masuk ke dalam selimut. Tidur menghadap punggung itu, menatapnya. Dia ingin memeluk punggung itu. Ingin tahu bagaimana rasanya bersandar pada punggung kokoh itu.

"Lee," panggilnya lirih.

"Hmm."

"Boleh.. aku memelukmu?"

Mata Hyukjae bergerak tanpa berminat untuk mengubah posisi tidurnya. Pertanyaan istrinya dia anggap sebagai angin lalu. Dia memang selalu berhasrat setiap kali menyentuh wanita itu, jadi -mungkin- jika wanita itu yang menyentuhnya lebih dulu tidak akan berefek apa-apa. Kepalanya menunduk, merasakan sebuah tangan melingkar diperutnya, disusul dengan sesuatu yang menyentuh punggungnya. Wanita itu benar-benar memeluknya, menempelkan sisi wajah pada punggungnya yang tiba-tiba terasa hangat. Dengan ragu, dia menggerakkan tangannya, menggenggam tangan mungil Nara yang ternyata terasa begitu pas dalam rengkuhan jari-jarinya. Meremasnya pelan, lalu matanya terpejam.

"Malam, Ra~ya."

* * *

J-STYLE, 10:15 AM

"Seperti yang sudah kita ketahui, seleksi yang kita lakukan di babak pertama yaitu memilih 10 dari 50 peserta yang ada untuk mengikuti tahap selanjutnya. Hari ini kita akan melakukan beberapa tahap penyeleksian untuk mendapatkan 2 dari 10 orang untuk bekerja secara langsung di butik J-STYLE. Silahkan para peserta berdiri di meja masing-masing yang sudah di beri label nama. Akan ada beberapa juri yang melihat sketsa yang sudah kalian buat untuk dinilai sekaligus melakukan wawancara."

Nara menghela napas, berjalan pelan menuju meja yang memiliki label namanya. Dia mengeluarkan buku sketsa, memperlihatkan dua desain yang sudah dia buat beberapa minggu yang lalu untuk kembali di kompetisikan. Wanita tersebut menundukan kepala dan tersenyum ketika ada seseorang yang menghampirinya.

"Selamat siang." sapanya ramah.

"Ini sketsamu?"

"Ya."

Wanita cantik yang sedang memindai gambarnya mengangguk sambil mengamati. Sebuah gaun musim panas. "Kenapa sederhana sekali? Bukankah sebuah gaun biasanya memiliki hiasan? Kenapa kau memilih membuat gaun yang hanya memiliki pita di bagian depan dan rampel di bagian bawah?"

Nara tersenyum. "Karena aku suka. Karena aku pikir tidak semua wanita terutama gadis remaja menyukai gaun yang rumit. Ini musim panas. Mereka pasti tidak ingin terganggu dengan sebuah gaun yang membatasi gerak atau aktifitas mereka. Aku juga berpikir, tidak semua gaun atau pakaian yang bagus harus memiliki kerumitan dalam hal menghias, yang terpenting pakaian tersebut harus nyaman dan membuat si pemakai merasa percaya diri."

Sang juri tersenyum tipis. "Oke, semoga kau berhasil."

"Terimakasih."

Beberapa jam berlalu, semua kompetisi yang diadakan juga sudah selesai dan sekarang sudah tiba waktunya untuk mengumumkan siapa yang akan masuk dalam tim J-STYLE sebagai asisten desainer.

REMEMBER YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang