Chapter 5 ~ Pregnant

452 55 1
                                    


PARK'S FAMILY, 06:50 AM

Pagi itu berbeda. Suasana sepi, tapi begitu terasa hangat di hati ketika pria itu membuka mata. Ini aneh, mengingat selama ini dia tidak pernah begini. Sesuatu menarik perhatiannya. Teriakan dan tawa dari luar rumah, tepatnya di samping jendela kamar kecil ini. Dia terbangun, mendudukan diri, mengucek mata lalu melirik jam dinding, pukul 7. Kakinya bergerak, berdiri di dekat jendela yang terbuat dari kayu lalu membukanya. Matanya menatap pemandangan itu. Nara dan Hoon yang sedang bermain air di taman samping. Saling menyiram dan menyemprot satu sama lain. Ini kali pertama dia melihat wajah ceria itu. Jauh berkali lipat lebih cantik. Dia bersandar dengan kedua tangan bersedekap, menikmati tontonan tersebut.

Tatapannya tetap santai ketika pandangan mereka bertemu dan senyum itu hilang seketika. Dia sengaja mengadu pandang dengan wanita itu, melayani dengan senang hati. Beberapa detik sampai akhirnya Hoon ikut andil. Pria muda itu melambai dengan senyum lebar, menyapa paginya. Dan detik setelahnya tontonan itu berlanjut. Hoon kembali menyemprotkan selang kearah istrinya tidak peduli meski mereka sudah basah kuyub. Tawa itu mengusiknya, mengusik segala emosi hatinya.

"Apa sebenarnya yang sedang kau rencanakan? Kenapa kau begitu mudah mengacaukan perasaanku?" gumam Hyukjae, menatap Nara lekat-lekat.

"Astaga, kalian benar-benar seperti anak kecil!" Hana mulai mengoceh di depan pintu melihat kelakuan kedua anaknya. "Nara~ya, sebaiknya kau cepat mandi sebelum kedinginan. Hoon, kau menumpang mandi di tempat Paman Kang saja, setelah itu kita sarapan bersama."

"Selamat pagi." sapa Hyukjae pada Hana yang sedang menyiapkan sarapan di meja makan. "Mereka terlihat begitu dekat."

Hana tersenyum. "Mungkin karena sudah lama mereka tidak bertemu. Mereka memang dekat. Ah, kau mau makan sesuatu? Nanti aku buatkan."

"Tidak perlu. Ini sudah cukup, terimakasih. Em.. dimana Appa? Kenapa tidak terlihat?" pria itu sudah duduk di salah satu kursi. Berhadapan dengan ibu mertuanya.

"Dia sedang ke Incheon, membeli buku pesanan pelanggan." jelas Hana singkat sambil menuang kopi ke cangkir lalu menyodorkannya pada Hyukjae.

"Terimakasih."

Sepuluh menit setelahnya Nara keluar dari kamar mandi. Celana olahraga kedodoran, kaus longgar, rambut tersanggul diatas kepala dan handuk yang mengalung di leher. Pria itu menatapnya lembut. Sayang wanita tersebut tidak menyadarinya.

"Selamat pagi, Eomma." sapa Nara sambil memeluk Hana dari belakang dan mencium pipinya.

"Yak!" Hana memukul tangan puterinya yang mengambil makanan lalu memasukkannya ke dalam mulut.

"Eomma, kenapa memukulku?" wanita muda itu merajuk.

"Kau itu benar-benar ya? Sudah berapa kali jangan mengambil makanan dengan tanganmu!"

Nara hanya nyengir. "Maaf. Aku lapar setelah bermain dengan Hoon."

"Kau tidak bekerja? Sebaiknya kau siap-siap agar tidak terlambat." lanjut Hana.

Nara mengangguk patuh. Berjalan menuju kamar. Tidak tahu jika Hyukjae mengekorinya. Dia membuka lemari kecil, mengambil baju dari sana. Kedua tangannya menyilang di depan tubuh, siap melepaskan kaus yang dia kenakan.

"Mau kubantu?" Hyukjae berdiri dengan tangan bersedekap. Tatapannya bermain. Siap menggoda. Satu alisnya terangkat ketika Nara menoleh, terlihat kaget.

Nara beranjak, menyambar baju yang tadi dia ambil, berniat keluar dari kamar itu tapi Hyukjae lebih cekatan. Pria itu mencekal lengannya. Seperti biasa. Tapi kali ini cara pria itu menatap berbeda, lebih lembut dan lekat.

REMEMBER YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang